Cerita Dewasa -- Saat itu keadaan rumah memang sepi, cuma aq dan oom Roy saja yg ada di rumah. Papa dan Mama sedang iburan ke Bali dan kakak-kakakkuyg sudah berkeluarga sudah pindah ke lain kota. Pembantu pun tdk ada karena memang saat itu hari lebaran.
Bunyi bel pintu rumah memecah konsentrasiku pada acara tv, dan aq pun sudah menebak kalau itu pasti oom Roy beserta temanya yg ada di luar pintu.
“Malem, Om”
“Malam Susi, ini kenalkan teman Oom Surya”
Teman Oom Roy ternyata adalah seorang keturunan Pakistan-Cina dengan tampang yg notabene diatas rata-rata. Tubuhnya tegap, dadanya bidang dan perawakannya yg lumayan tinggi telah mendapatkan simpatiku.
“Susi, Surya ini jago pijat lho”
“Susi nggak capek kok Oom, jadi kagak usah dipijat” sahutku sambil memasang tampang kesal di depan kedua orang itu.
“Susi, kamu jangan gitu dong sama teman Oom. Dia sengaja Oom undang malam ini untuk memijatmu karena Surya bukan pemijat biasa, dia ahli kecantikan”
Setelah mendengar kata-kata kecantikan yg ternyata cukup ampuh untuk mengubah pikiranku, aq pun setuju untuk dipijat oleh Surya.
“Surya, kamu mandi dulu deh setelah itu giliranku”
Dan selama Surya mandi, Oom Roy menerangkan kepadaku bahwa Surya adalah seorang pemijat professional yg dapat mempercantik pasien-pasien nya, dan kepiawaiannya telah banyak terbukti.
“Oke deh, Oom. Susi mau dipijat oleh Surya dengan syarat nanti malam Oom mau melakukan kegiatan “rutin” kita”
“Iya, Susi, Oom janji”
Setelah selesai mandi, Surya hanya mengenakan celana training sambil bertelanjang dada.
“Surya, kamu mulai saja pijatnya. Aq mandi dulu,” kata Oom Roy.
Dengan tampang masih kesal aq pun menuju ke kamar Oom Roy yg ternyata telah secara diam-diam dipersiapkan untuk pijat malam ini. Kamar itu telah dilengkapi dengan lilin-lilin yg ditata rapi berjajar diseluruh dinding ruangan; tdk lupa juga minyak tradisional untuk keperluan pijat.
Lumayan juga selera Oom Roy, begitu pikirku. Kami pun masuk dan membiarkan pintu sedikit terbuka karena memang tdk ada orang lain lagi di rumah itu yg akan menganggu kegiatan kami. Surya merengkuh pinggangku sambil menuntunku ke tempat tidur Oom Roy yg cukup lebar.
“Susi, saya hanyalah seorang pemijat, dan kalau kamu tdk keberatan, saya akan pijat kamu dalam keadaan bugil” Surya pun meninggalkan aq memberi aq waktu untuk bersiap-bersiap sementara dia menunggu di luar kamar Oom Roy.
Dengan perasaan heran tapi demi memenuhi janji Oom Roy dan membayangkan bahwa aq akan mendapat kepuasan dari Oom Roy malam ini, aq pun cuek saja dan langsung melepaskan semua pakaianku dan mengambil handuk untuk menutupi bagian pinggulku ketika berbaring tengkurap.
Karena menunggu Surya terlalu lama, aq pun tertidur (karena suasana ruangan yg gelap temaram itu juga mendukung kantukku).
Setelah Surya memijatku beberapa lama, tenyata tanpa kusadari Oom Roy yg setelah selesai mandi hanya mengenakan kimono saja, duduk di kursi sambil melihat Surya yg sedang memijatku. Ketika aq terbangun, kurasakan lembutnya tangan Surya memijat-memijat kepalaku dan memang kuakui pijatannya professional sekali. Minyak yg digunakannya juga terasa segar di tubuh dan berbau enak.
Surya mengatur posisi tubuhku yg tengkurap sehingga kedua tanganku direntangkan ke arah samping. Setelah memijat kepalaku, Surya pun memijat leherku dan beranjak ke tanganku yg dimulai dari ujung-ujung jari. Kemudian tak beberapa lama, konsentrasinya beralih ke bagian samping tubuhku yg memang menantang karena tanganku terentang ke samping.
Pertama-Pertama dituangkan nya minyak ke bagian samping bahuku sehingga cairan yg dingin menuruni susuku menuju kea rah putingnya memang membuatku tersentak. Karena licinnya minyak itu, kadang-kadang tangannya mengena pentilku, dan itu membuatku semakin terangsang.
Setelah selesai dengan pungguku, Surya pun beralih ke ujung-ujung jari kakiku, dan pelan-pelan naik ke pahaku. Ketika disingkapkannya handuk yg menutupi bagian pinggulku, aq pun mengalami rangsangan yg terasa sangat erotis, mungkin karena dengan begitu aq bisa memamerkan meqiku ke orang yg baru kukenal. Pijitannya di pahaku dilakukkannya tanpa menyentuh meqiku yg sudah mulai basah itu, dan itu membuatku sedikit kecewa.
Tetapi hal yg tak kusangka-kusangka terjadi ketika dia mulai sedikit demi sedikit menuangkan minyak ke belahan pantatku, otomatis aq menggelinjang dan meregangkan selangkanganku.
Sebelum aq sempat untuk berpikir lebih jauh, Kedua tangannya yg bertumpuk satu sama lain telah mencakup semua meqiku dan memijat-memijat nya. Kedua tangannya masuk lebih dalam untuk memijat perutku sehingga otomatis pergelangan tangannya yg memang penuh minyak itu mengurut-mengurut meqiku dan kelentitku. Perasaan yg kurasakan luar biasa karena gerakan itu sekaligus membuat pusarku geli dan meqiku seperti diusap-diusap.
Pelan namun pasti, Surya membalikkan badanku, dan langsung saja tangannya menuju ke payudaraku dengan pentil-pentil nya yg sudah mencuat tanda aq memang sudah terangsang hebat.
Gerakan tangannya yg berputar-berputar itu ternyata tdk menyentuh pentilku sama sekali, dan itu membuatku semakin memajukan dadaku ke arahnya berharap agar Surya segera menyentil puncaknya yg sudah tdk dapat menunggu lebih lama lagi untuk disentuh.
Surya pun tersenyum karena aq yakin bahwa dia pun tahu kalau aq ingin pentilku disentuhnya. Tak lama kemudian, harapanku menjadi kenyataan, tetapi bukan dengan jari-jari nya, Surya meletakkan telapak tangannya yg sudah licin itu tepat diatas kedua pentilku.
Dengan gerakan memutar-memutar, Surya “memijit” pentilku, semakin lama gerakannya semakin cepat dan semakin menekan susuku. Dengan berakhirnya gerakan itu pula aq melepaskan eranganku yg pertama tanda aq mencapai orgasmku yg pertama.
Bukannya menghentikannya, Surya malahan menyentil-menyentil pentilku dengan ujung-ujung jarinya, dan setelah pentilku menjadi keras kembali, Surya memasang alat perangsang berbentuk lingkaran di kedua pentilku. Ternyata alat itu dapat membuatku terangsang terus-menerus terlebih ketika aq bergerak-bergerak, terasa alat yg seperti cincin itu memberikan kegelian yg sangat di ujung pentilku sehingga kedua puncak itu tetap mencuat keras.
Pelan namun pasti, pijatannya beralih kea rah perutku dan Surya mulai menjilat-menjilat pusarku yg ternyata amat merangsang birahiku. Kembali kurasakan cairan hangat mengalir melalui meqiku yg pasti telah berkilat-berkilat karena banyaknya lendir yg keluar.
Lama kelamaan, pijatannya turun ke bagian dibawah pusar dengan gerakan memutar, dan gerakan itu menambah banyaknya cairan yg keluar sampai akhirnya aq mencapai orgasme yg kedua. Betapa hebatnya pijatan-pijatan Surya ini yg ternyata tanpa disetubuhi pun aq bisa mendapatkan orgasme sampe dua kali.
Ketika aq belum reda dengan orgasmeku yg kedua kalinya, Surya membuka selangkanganku lebar-lebar dan merekahkan kedua bibir meqiku dengan tangan kirinya.
Kemudian dengan telapak tangan kanannya (ke empat jari-jarinya), dia mulai menepuk-menepuk pussyku yg terpampang lebar di depannya. Gerakan-Gerakan itu bermula dengan pelan, dan setiap kali “tamparan” nya mengenai bibirku yg sudah basah itu, aq tersentak-tersentak antara rasa kaget dan erotis.
Akhirnya, pukulan-pukulan kecil itu bertambah keras dan cepat seiring dengan aq mendapatkan sensasi yg luar biasa di rondeku yg ketiga. Aq orgasme hebat diselingi erangan-erangan ketika tamparannya mengenai meqiku dengan cairan kentalnya yg mengalir deras sampai ke bongkahan pantatku.
Kemudian Surya memasangkan suatu alat yg aneh sekali di pinggangku, berupa sabuk dengan k0ntol buatan yg berukuran sedang dengan permukaannya yg dipenuhi tonjolan-tonjolan yg tdk sama besarnya maupun tingginya. Keseluruhan alat itu berbentuk seperti ikat pinggang dengan celana dalam yg dilengkapi dengan k0ntol mencuat kea rah dalam.
Setelah agak reda, Surya memberiku segelas air putih sambil menunggu sampai aq agak tenang kembali, dan pelan-pelan memasukkan k0ntol itu ke dalam lubang meqiku dan memasangkan strap-strapnya ke pinggangku. Surya juga mengganjal pinggangku dengan tumpukan bantal sehingga k0ntol itu yg telah dilumuri lubricant, dapat dengan mudah masuk ke lubang meqiku.
Alat yg aneh itu ternyata memiliki remote control yg tdk terhubung dengan kabel sehingga tdk merepotkan pemakainya. Setelah dirasanya cukup siap, Surya melebarkan kakiku dengan meqiku yg telah tertancap k0ntol palsu itu. Kemudian, dia menekan tombol di remote control yg ternyata menyebabkan alat itu bergerak memutar pelan-pelan seakan-seakan menggaruk rahimku. Dan oleh gerakan itu, maka seluruh dinding rahimku kegelian.
“Argh, argh, hmph hmph..”
“Enak kan, Susi?”
“Oh, alat biadab, oh, oh, oh”
Di tengah-tengah permainan itu, Surya menambah getaran-getaran kecil di alat itu sehingga aq merasa melambung dibuatnya. Alat itu ternyata dapat pula mengeluarkan cairan dari bagian ujungnya, sehingga rahimku terasa disemprot-disemprot oleh cairan yg seolah-seolah terasa seperti cairan air mani.
“Oh, oh, Surya, Susi sudah mau keluar”
Dan seketika itu Surya menghentikan alat itu, dan tampak sekali di wajahku rasa kecewa yg amat sangat.
“Please Surya, Susi mau, Susi nggak tahan Surya, gerak-gerak in lagi Surya”
Bukannya menurutiku, Surya hanya senyum-senyum sendiri melihatku, dan aq pun tdk tahan akhirnya hanya memegang-memegang kelentitku saja. Tiba-Tiba Surya mengulurkan tangannya, dan mengajakku untuk berdiri.
“Aq akan turuti permintaanmu jika kamu mau melakukan syaratnya”
“Please, Surya apa aja akan aq lakuin”
“Kamu harus berjalan-berjalan di luar kamar ini dengan alat itu”
“Siapa takut, tapi please Surya, sudah tanggung tadi”
Karena cincin yg masih terpasang di pentil-pentil ku bergoyang-bergoyang setiap kali aq bergerak, maka aq pun mulai terangsang lagi. Kemudian aq pun melangkah keluar kamar dan mulai berjalan-berjalan.
Tiba-Tiba kurasakan alat itu kembali beroperasi mengorek-mengorek isi rahimku, kakiku pun menjadi lemas karena sensasi yg kurasakan lebih hebat dengan posisi tubuhku yg berubah-berubah dan kedua kaki ku yg tetap kupaksakan melangkah menambah rangsangan di kelentitku dan meqiku.
“Surya, Susi tdk kuat berjalan lagi, oh please” sambil berjalan terseok-terseok aq pun merintih-merintih.
“Ayo kamu teruskan atau alat itu kuhentikan”
Akhirnya aq hanya dapat menuruti kemauan Surya untuk terus berjalan-berjalan dengan alat yg semakin dasyat mengorek-mengorek rahimku dengan tonjolan-tonjolan nya itu. Ketika aq mencapai orgasmeku, Aq pun terjatuh lemas di sofa.
Kemudian, Surya menghentikan alat itu tepat ketika aq mencapai orgasmeku dan dengan hati-hati dia membereskan alat itu melepaskan nya dari pinggangku. Aq pun terkulai lemah untuk beberapa saat sebelum Surya akhirnya membopongku ke dalam kamar Oom Roy dan merentangkan kedua pahaku untuk siap dimainkan oleh k0ntol asli milik Oom Roy yg sudah berdiri tegak mencuat itu.
“Thank you banget, Surya, aq sangat menikmati permainan ini. Sekarang kamu boleh pulang,” kata Oom Sam sambil memberi Surya sejumlah uang.
“Oom, Susi sudah nggak kuat lagi Oom,” dengan tampangku yg sudah pasrah demi melihat kemaluan Oom Roy yg sudah berdiri.
“Oom hanya memenuhi janji Oom, Susi”
Malam itu, akhirnya aq tertidur kecapaian setelah mendapatkan empat kali orgasme lagi dengan Oom Roy dari berbagai posisi. Keesokan harinya, aq terbangun dengan posisiku yg mengangkang lebar menantang.
0 comments:
Post a Comment