Cerita Dewasa -- Sudah hampir 1 minggu ini aku tdk diganggu oleh para pembantuku. Yah, hal ini dikarenakan aku kedatangan tamu bulanan. Pembantuku ini bukan seperti yg diceritakan beberapa teman-temanku.
Beberapa orang temanku yg jg seperti diriku ini, pernah bermain gila dgn para pembantunya akhirnya terjerumus menjadi budak seks pembantu-pembantunya. Berbeda dgn diriku, para pembantuku ini sangat sopan menanyakan jika mereka boleh diizinkan untuk mencicipi tubuhku lagi.
Pagi ini seperti biasa usai mandi dan bersiap, aku turun ke ruang makan untuk sarapan yg sdh di disiapkan oleh Anton. dan seperti biasa pula, para pembantuku ini sdh siap sarapan bersama dgnku.
Suasana sangat ceria saat menyantap makan pagi ini. memang berbeda dari biasanya, kalo dulu kami makan sambil bercerita mengenai sekolah, hobi, dan yg lainnya, sekarang cerita-cerita itu sedikit dibumbui hal-hal erotis. Aku sendiri menanggapinya dgn santai.
Sesekali aku ingatkan mereka bahwa walaupun mereka boleh bermain gila dgnku, aku tetaplah majikannya yg harus mereka hormati, dan mereka sangat menghargai itu.
Jadi pelecehan-pelecehan seksual seperti tiba-tiba meremas susuku atau mencium bibirku tdk pernah terjadi. hanya beberapa kali mereka memeluk tubuh dan menciumku, itupun dgn izin dariku. aku senang seperti ini.
Aku jg kini memperbolehkan mereka untuk menonton TV dan bermain game console di dlm rumah asalkan pekerjaan mereka semua selesai. mungkin perlu diketahui, aku memiliki beberapa game console seperti PS 4, Nitendo Wii, dan X-Box, disamping DVD Player tentunya.
Setelah kami menyelesaikan makan pagi, seperti biasa, Rahmat mengantarkan aku dan Dian ke sekolah masing-masing.
Selama Perjalanan aku memikirkan hal yg lebih gila dari kemarin. dlm hatiku mulai menggebu-gebu untuk mencoba bermain gila dgn orang lain. Namun siapa yg bisa aku ajak ya.. ini yg masih menjadi pemikiranku selama perjalanan ini. beberapa kilometer sebelum sampai ke sekolahku aku teringat akan beberapa teman-temanku bagai preman yg minggu lalu menggoda aku.Terbesit pikiran bagaimana ya jika bermain dgn mereka, dgn anak seumuranku. Perlahan-lahan aku mulai tersenyum mendapatkan ide gila.
“Mat, nanti siang ngga usah dijemput ya, aku pulang sama temenku,” Kataku
“Siap non. asyik, aku bisa main PES dong sama si Anton, dia jadi ngga perlu masak buat non makan siang kan,” Balasnya.
Seperti yg sdh-sdh, pelajaran ini begitu membosankan, aku mengikutinya dgn mengantuk hingga bel panjang tanda berakhirnya pelajaran ini dibunyikan. betapa bahagianya mendengar bunyi bel tersebut. Bahagia bukan hanya jam pelajaran selesai, namun bahagia jg karena aku akan menjalankan rencanaku.
Sebelum keluar dari lingkungan sekolah menuju parkiran, aku sengaja membeli teh botol di kantin sekolah sambil memikirkan matang-matang rencana ini. jangan sampai aku terlihat murahan di depan teman-temanku itu. Setelah rencana itu matang, aku berjalan santai menuju pohon temat anak-anak nongkrong dan tempat aku menunggu Rahmat minggu lalu.
“Eh, ada Niky, si makhluk cantik duduk di sini lagi rupanya,” Mario mulai genit
“Iya nih, lagi nunggu supir ya?” Balas Toby
“mmm,” aku hanya menggumam seolah tdk menanggapi mereka
Duduk beberapa menit sambil mengutak atik handphone, aku pura-pura menelepon Rahmat, supirku sepeti biasa, hanya saja, karena aku sdh peringatkan supaya tdk menjemput, jadi ga mungkin dia jemput aku kan? hihihi..
“Halo, Mat.. kok lama sekali jemputnya?” celotehku berpura-pura.
“oh.. oke deh aku nanti naik taksi.”
Aku menutup teleponku dan seperti yg sdh aku duga sebelumnya, teman-temanku yg sebenernya aku hanya tau nama dari label nama dibajunya itu langsung bergantian menawari aku pulang.
“Nik, udah pulang bareng kita-kita aja, ntar kita aja jalan-jalan deh pokoknya,” Toby mulai terlihat menggoda diriku.
“Ah, pergi sama kalian sih aku ga akan dipulangin yg ada malah diculik,” Jawabku sekenanya.
“Yee.. kalo kamunya mau diculik sih kita asik-asik aja, ya ga,” Jawab si Toby.
“Iya Nik, udah bareng kita-kita aja, abis ini kita mau ke mall mau makan, nonton, trus kita anter pulang deh,” Mario mulai membantu Toby.
Rasanya, umpanku ini udah mulai mengena. mereka mulai antusias, Cuma aku belum tau aja apa yg akan terjadi dgn diriku jika aku ikut dgn mereka. lagian mereka kan anggota Gank Motor Excalibur yg cukup terkenal di kotaku, terkenal karena suka tawuran dgn Gank motor lainnya sih. makanya aku agak seram jg sebenernya ikut dgn mereka. Tp rasa penasaranku ini membuat aku mencoba mengangguk mengiyakan ajakan mereka.
“Oke deh, aku ikut kalian soalnya aku jg belum nonton film itu,” Balasku.
“Awas macem-macem, abis nonton, makan anterin aku pulang ya?”
“Beres dah. sama kita-kita sih kamu pasti aman, siapa yg berani gangguin kamu,” Mario mulai berkelakar.
Aku diberikan jaket kulit khas gank motor Excalibur sebelum akhirnya aku ikut naik motor CBR 250cc yg ditumpangi oleh Toby. selama perjalanan, aku hanya bisa memeluk erat Toby. Mual gila dia nyetir motor ngebut banget. bener-bener raja jalanan dia, sesampainya di mall aku hampir muntah gara-gara kencangnya motor yg dia kendarai
“Gila km mau bunuh aku ya, mual tau.. hoekk,” aku memegangi perutku.
“Huahaha, si cantik belum pernah naik motor sih,” Mario berkelakar.
Kami berjalan menuju foodcourt, ternyata setiap siang anggota gank motor berkumpul di sini. aku dikenalkan oleh Toby yg ternyata aku ketahui dia adalah pimpinan gank tersebut.
Setelah diperkenalkan, aku baru tahu ternyata anggota gank Excalibur tdk seseram yg diberitakan media tentang gank motor.
“hahaha.. beda lah, kalo yg diberitakan di TV itu kan gank motor anak-anak ababil,” Anthony menjawab kebingunganku.
Yap, di foodcourt tersebut kami bertemu dgn dua kawan lainnya. Toby, seperti yg udah aku bilang dia adalah pemimpin Gank Excalibur, tingginya 185cm cukup tinggi jg dibanding aku, orangnya ganteng dan berbadan atletis, karena itu tdk jarang cewek-cewek di sekolahku tergila-gila dgn Toby.
Mario bertubuh kurus dan tdk terlalu tinggi, untuk wajah tdk terlalu ganteng namun potongan rambutnya modis abis. Mario dan Toby adalah anak kelas 2 SMA, berbeda dgn aku yg masih kelas 1 SMA, tp jangan salah loh, umurku masih lebih tua dari mereka yg rata-rata masih berusia 15-16 tahun.
Ada pula Anthony, berbadan besar dan cukup tinggi jg, namun dia tdk satu sekolah dgn kita begitu pula Jeffry, berbadan kecil namun atletis. setelah bercerita panjang lebar selagi menyantap makanan, aku baru mengetahui bahwa mereka cukup enak untuk diajak berteman.
Setelah makan siang ini selesai terlihat waktu film yg aku nantikan akan segera di mulai. Aku dan yg lain memasuki gedung bioskop yg tdk terlalu ramai, selain masih siang, hari ini jg hari kerja, Anthony yg sdh membelikan tiket lebih dulu menyuruh aku duduk di tengah.
Posisi duduk kami adalah paling atas, sehingga kami dapat menonton tanpa penghalang kepala orang. jengkel banget kalau waktu nonton ada kepala yg menghalangi. tempat ini adalah tempat kesukaanku.
Sambil tangan kanan memegang popcorn dan tangan kiri memegang minuman.. gila amat ya aku, hihihi.. aku melihat dgn serius film yg sedang diputar ini, saking seriusnya aku sampai tdk sadar kalau Mario yg ada di kananku dan Toby yg ada di kiriku mulai memegang susuku yg masih tertutup seragam. Oh ini toh rencana mereka, dia buat aku duduk ditengah supaya bisa digrepe-grepe. sialan.
Ternyata mereka tdk hanya memegang susuku, tangan Toby mulai nakal dgn masuk ke dlm rokku. akibat rabaan-rabaan pada susuku ini, otomatis aku terangsang sedikit dan itu menyebabkan celana dlmku agak basah sedikit, parahnya hal itu diketahui oleh Toby yg tangannya sedang berada di dlm rokku.
“Aduh Tob, yg bener dong,” Kataku sambil menepis tangannya.
“Tenang aja pokoknya kamu suka deh,” Balasnya.
Toby memalingkan mukaku melihatnya dan dia mencium bibirku! sontak saja aku kaget. gila banget dia berani menciumku di muka umum. Mario yg mengetahui kejadian itu sengaja memalingkan mukaku kehadapannya dan jg mencium bibirku.
“Nik, abis ini ikut kita ke rumah Mario dulu ya,” Toby mulai mengajakku.
“Aduh, mau ngapain?” Kataku pura-pura tdk tahu
“Ah, aku udah ga tahan, Nik,” Toby membalas lagi
“Ga tahan apanya?” Aku mencoba memancing
“udah pokoknya ikut ya nanti,” Toby berkata sambil kembali meraba susuku
Setelah film bioskop ini selesai, kami berjalan menuju motor yg sedang terparkir rapih. Tujuan berikutnya adalah menuju ke rumah Mario, namun Anthony dan Jeffry tdk ikut karena ada janji untuk mengerjakan tugas sekolah, sehingga hanya aku, Toby dan Mario yg Berangkat menuju rumah Mario.
Rumahnya tdk terlalu besar, hanya ad dua kamar tidur tanpa halaman belakang. halaman belakangnya dia tutup menggunaka policarbonate, sehingga walaupun tertutup, sinar matahari tetap bisa masuk melalui belakang rumah.
Kamar depan dia gunakan untuk ruang bermainn, game console lengkap dgn TV layar lebar full HD dgn sound system yg luar biasa. Sedangkan kamar belakang adalah kamr Mario. Mario ternyata tinggal seorang diri di rumah ini. Orang tua Mario bekerja di Jakarta, sehingga Mario yg tdk mau kos, akhirnya dibelikan rumah oleh orang tuanya.
Aku merebahkan badanku di sofa yg sangat empuk di kamar tidur ini. Mario dan Toby jg ikut duduk di kanan dan kiriku. aku sendiri sampai agak kikuk melohat mereka sesekali memandang wajahku.
“Nik, kamu cantik sekali,” Mario mulai mengeluarkan rayuannya
“Kita mau ngapain di sini?” aku mencoba mengalihkan perhatian
“Kita happy-happy gimana?” Toby malah balik beranya
“Maksudnya?” Aku berpura-pura tdk mengerti
Kayaknya mereka jg canggung untuk mengatakan hal-hal yg lebih spesifik. aku sendiri menjaga diriku agar tdk terlihat murahan di depan teman-temanku ini. Emm.. bukan teman gimana sih, kenal aja baru semingguan, itupun hanya 2 kali bertemu. Gila jg ya aku ini.
“Udah lah Nik, kita sama-sama tau lah,” Kata Mario
“Hah? Tau apa?” Lagi-lagi aku pura-pura tdk mengerti
“Tau kalo kita sama-sama suka seks,” Tiba-tiba Toby menyela
Gila jg nih anak, bisa-bisanya bilang gitu di depan cewek. ya emang sih aku sendiri mulai menyukai seks, tp kan ga harus vulgar seperti ini. Mario terlihat hanya cengengesan melihat Toby yg terlihat gregretan dgn sikapku yg malu-malu tp keliatan maunya.
“Yeee… itu kan kamu yg suka seks, dasar cowo mesum,” Balasku sambil cemberut.
Ternyata sikap cemberutku ini diartikan lain oleh Toby yg kelihatan sdh tdk tahan, Toby langsung mencium bibirku, melumat habis bibirku. Kepalaku dipeganginya seakan lumatan ini tdk boleh dilepaskan. Mario yg melihat kejadian ini langsung ikut merangsang aku dgn meremasi susuku dari samping.
Aku yg semula membiarkan Toby mencium bibirku ini mulai gelagapan, tanganku aku pakai buat mendorong tubuhnya, namun kekuatan tanganku tdk ada apa-apanya dibandingkan tenaganya. untung Toby mengerti bahwa aku sedang gelagapan sehingga dia melepaskan ciumannya.
Betapa segarnya udara yg bisa aku hirup setelah lepas dari ciuman Toby, begitu lepas, aku langsung batuk-batuk dgn sedikit megap-megap. Belum lama aku menghirup udara segar, tiba-tiba kepalaku dimiringkan oleh Mario, rupanya dia jg ingin menciumku.
Ciuman ini begitu panas hingga aku menjerit kecil karena tangan Toby dgn tiba-tiba masuk ke dlm rokku dan menarik celana dlmku. sontak aku melotot melihat celana dlmku sdh berada dlm genggamannya, bahkan tanpa rasa jijik, Toby menghirup bau dari celaana dlmku itu.
“Omong kosong kamu ga suka Nik, buktinya celana dlmmu basah,” Toby berkata sambil menghirup kembali celana dlmku.
Memang aku sendiri mulai merasakan hal yg aneh. meqiku mulai gatal, kejadian ini mirip saat aku bercinta dgn para pembantuku itu. Dlm ciuman yg begitu panas dgn Mario aku mencoba mengendalikan napasku. Berbeda dgn Toby, Mario lebih tenang menciumku, sesekali dilepaskan untuk mencium pipiku lalu kembali mengecup bibirku.
Setelah puas menciumiku, aku diangkat Mario untuk berdiri. posisiku membelakangi Mario, dia menciumi leherku sambil terus meremasi susuku. Toby yg melihat adegan erotis ini langsung bangkit mencium bibirku sambil tangannya membuka kemeja sekolahku ini.
Seaakan mengerti keinginan Toby, Mario membantu membuka kancing seragamku satu per satu. akhirnya baju seragamku berhasil mereka lepaskan. kini aku hanya menggunakan bra dan rok yg tdk lama kemudian jg mereka lepaskan. Inilah pertama kali aku bugil sejak masuk SMA.
“Nik, bodimu gila mulus banget,” Toby mulai memujiku. entah serius atau tdk
“Masa sih? biasa aja,” balasku sekenanya
“Iya Nik, bhmu ini ukurannya berapa sih?” Mario yg dibelakangku mengutak atik braku.
“Oh, 34B pantes montok,” Lanjut Mario
Aku yg sdh bugil ini kembali di dudukkan kembali di sofa, entah kenapa Toby tiba-tiba keluar kamar meninggalkan aku dan Mario. Mario sendiri mulai nakal dgn menggosok-gosokkan tangannya ke permukaan meqiku, sambil terus menciumi diriku.
Aku heran dia tdk ada puas-puasnya menciumi setiap senti wajahku. kadang di kening, di pipi, ataupun di bibir. tangannya yg satu sesekali meraba perut rataku dan susuku.
Mataku agak terbelalak saat Toby kembali masuk ke kamar ini sambil membawa dildo yg menurutku ukurannya cukup fantastis. Jujur saja aku belum pernah bermain dgn alat seperti ini. Hati kecilku memang ingin mencoba, tp aku tetap harus jaim supaya tdk terlihat murahan di mata mereka.
“Nik, kamu harus nyobain ini. pasti kamu mulet-mulet keenakan,” Toby memperlihatkan dildonya.
Sembari terus diciumi dan diraba-raba oleh Mario, kedua kakiku di bukanya, posisi dudukku agak diturunkan sedikit sehingga Toby bisa melihat bentuk meqiku ini. Setelah aku menemukan posisi yg enak, jemari Toby mulai memasuki lubang meqiku ini sambil terus dikocoknya perlahan. Aku tdk bisa berkonsentrasi karena mulutku masih menjadi bahan eksplorasi Mario.
Setelah melepaskan ciumannya, Toby memberikan dildo itu pada Mario. Mario sendiri dgn sigap langsung memasukkan kontol mainan itu ke dlm mulutku. Dildo itu memang cukup lembut, mungkin karena bahan silikonnya. Dgn tekstur berurat dan cukup besar ini terasa memenuhi mulutku.
Irama kocokan jari Toby mulai terasa, namun karena dildo masih berada di dlm mulutku ini, aku hanya bisa merintih. rintihan ini disambut tawa oleh kedua temanku ini. Lama kelamaan, kocokan ini semakin cepat hingga aku sdh diambang orgasme, aku yg semula merintih, kini menjerit tertahan karena orgasme sdh di depan mata.
Orgasme ini memang membuat seluruh badan menjadi lemas, aku bergumam, bagaimana saat main nanti, pada saat pemanasan aja sdh selemas ini. Setelah orgasme ini mereda, Mario bertukar posisi dgn Toby, Toby ini berada di sampingku, Mario duduk di lantai dgn membawa dildo itu.
“Nik, Sdh pernah coba dimasukin mainan gini?” Mario mulai menjahiliku.
Aku hanya menggeleng, aku tdk mampu berkata-kata karena mulutku diciumi ganas oleh Toby, setelah melumuri dildo itu dgn pelumas sih sepertinya, sebelum secara perlahan dimasukkan dildo itu ke dlm meqiku ini. Pertama kalinya meqiku ini dimasuki kontol mainan.
Ternyata kontol mainan ini berbeda dgn kontol sungguan, kontol mainan itu dingin beda dgn kontol asli yg hangat, mungkin dingin akibat adanya pelumas. aku sedikit kaget waktu tau ternyata kontol itu bisa bergetar.
“Auh…,” Aku menjerit kecil.
“Hahaha.. baru tau ya kalo dildonya bisa getar,” Toby tertawa cekikian.
getaran dildo ini ditambah gerakan maju mundur kontol mainan itu membuat aku cepat mendapatkan orgasme yg kedua. Namun, orgasme ini berbeda dgn yg pertama. Orgasme ini lebih panjang hingga badankupun ikut melengkung.
“Aaahhh,” aku mendesah merasakan kenikmatan yg berbeda.
kini, beberapa detik kemudian aku tdk kuat menahan kencing sehingga aku keluarkan langsung saja disana. cukup banyak jg air kencingku yg keluar. mengucur deras membasahi sofa dan karpet yg ada di kamar ini.
“Aduh, maaf.. jadi basah semua,” kataku sambil terengah-engah
“hahaha.. udah biasa, ntar kan bisa dicuci,” Mario berkata padaku.
Mario malah terlihat santai setelah aku membasahi sofa dan karpetnya. aku sendiri sdh lemas, padahal belum ada satu kontolpun yg masuk ke dlm meqiku. baru melawan mainan aja lemesnya udah seperti ini.
Mario mengusap-usap meqiku yg masih basah akibat pipisku, seakan ingin meratakan pipisku tadi ke seluruh bagian meqiku.
aku yg sdh sangat lemas hanya bisa duduk bersandar melihat Mario dan Toby membuka baju dan celananya, berikut celana dalamnya. Sambil tetap terengah-engah, aku menatap barang yg sdh tegak menggantung di bawah pusar teman-temanku itu.
“Gimana Nik, besaran mana punyaku apa punya Mario,” Kata Toby kepadaku
“Besar punyamu Tob,” Jawabku sekenanya
Memang kontol Toby lebih gemuk ketimbang Mario. namun, kontol Mario lebih panjang. Seperti biasa, mereka berdua meminta aku mengulum kontolnya bergantian. aku mengikuti saja apa yg mereka mau. aku masukkan kontol Toby kedalam mulutku, aku maju mundurkan lalu berganti ke kontol Mario, begitu sampai beberapa kali.
Setelah puas bermain-main dgn mulutku ini, Aku diangkatnya dari sofa menuju kasur, aku diposisikan seperti orang merangkak, rupanya Toby ingin memakai posisi doggy style saat kontolnya memasuki liang meqiku.
Perlahan demi perlahan kontol itu mulai memasuki meqiku yg cukup sempit ini, aku sendiri hanya bisa mengerang antara sakit dan enak. Mario yg dari tadi masih diam terlihat mengusapi rambutku seolah menenangkan diriku ini. Meqiku terasa penuh sesak seperti dimasuki dildo tadi, untung saja dua kali orgasme dan pipis tadi membuat licin liang meqiku ini sehingga tdk terlalu sakit pada saat penetrasi.
“Uhh, Gila Nik.. Enak banget meqimu,” Toby meracau
“Uhh.. ahh..,” aku sendiri cuma bisa mengerang keenakan
“Rio, kamu mesti coba nih, udah ga perawan tp tetep suempit,” Lanjutnya
Merasa aku sdh bisa beradaptasi, Toby menaikkan tempo permainannya. Mario sendiri kini sdh berdiri di depanku dan memberikan kontolnya untuk aku emut. Tanganku memegang pinggang Mario sebelum aku mengulum kontolnya. alih-alih aku mengulum kontol Mario, malahan Mario sendiri memaju mundurkan kontolnya. jadilah aku dipompa depan dan belakang. Sedang enak-enaknya di pompa depan belakang, tiba-tiba pintu kamar dibuka seseorang
“Wah, gila kalian, ada cewek seksi malah dipake sendiri,” Kata cowok yg aku tdk kenal itu.
“hahaha.. ayok sini, giliran ya, sempit banget bro, ketagihan pasti,” Toby malah mengajak cowok itu menggilir aku.
Akhirnya aku mengetahui cowok itu bernama Patrick. Dia ternyata jg salah satu anggota genk excalibur dan ternyata dia jg salah satu angakatan atasku. aku bahkan tdk pernah melihat dia di sekolah.
5 menit berlalu, Toby melepaskan kontolnya dari liang meqiku. badanku di terlentangkan di kasur, dgn cekatan Mario mengambil alih posisi Toby menggenjotku. Kontol Mario yg tdk terlalu tebal itu mudah masuk ke dlm meqiku ini, dia langsung menggenjot dgn tempo yg cukup tinggi
Aku tdk tahu apa yg Toby dan Patrick bicarakan, namun setelah menerima bungkusan dari Toby, dia menuju ke ranjang dan menciumi bibirku. Dgn wajah yg sangat dekat dgn wajahku dia berkata
“Nikmatin aja ya Nik, aku ga ikutan kok kali ini, lain kali main sama aku yah, kamu pasti ketagihan.”
setelah berkata begitu aku hanya mengganggukkan kepala saja. Untunglah tdk bertambah cowok yg main dgnku hari ini. melayani mereka berdua saja sdh lemas setengah mati. Setelah Patrick keluar dari kamar ini, aku lebih berkonsentrasi untuk mendapatkan orgasmeku yg kesekian kalinya. Hingga saat itu tiba aku hanya mengerang dan mengerang dgn badan yg tertekuk.
“Nik, kamu hebat banget sih..” Mario berceracau. “aku udah mau keluar nih.”
Tak lama kemudian semprotan hangat terasa dlm lubang meqiku ini. Aku sendiri hanya bisa mengerang dan mengerang. Pujian demi pujian liar aku dengar dan memanaskan kupingku. aku sendiri tdk terlalu menanggapi hal itu.
Hanya sekitar 5 menit aku dapat mengistirahatkan tubuhku ini. Toby yg merasa belum terpuaskan tadi langsung mendorong aku jatuh ke kasur dan mulai memasukkan kontolnya. Genjotan perlahan dgn irama yg makin lama makin cepat membuat gairahku yg tadi sempat padam kini muncul kembali.
Namun apa daya, badanku ini terlalu lemas untuk menanggapi goyangan Toby, aku hanya bisa mengikuti irama goyangannya kesana kemari. setiap 5 menit Toby berganti posisi kadang diatas, kadang dibawah.
Tak terasa, dgn tempo genjotan yg sangat konstan ini Toby mampu mempertahankan kontolnya hamper setengah jam. pada saat itu pula aku orgasme dua kali. entah total hari ini aku sdh berapa kali orgasme, aku tdk tahu. Yg aku tahu hanyalah kepuasan demi kepuasan.
“Nik, kita keluar barengan yuk,” katanya sambil mempercepat genjotannya.
Aku hanya menggangguk pasrah. tdk sampai lima menit cairan hangat kembali membasahi liang meqiku ini. setelah puas menumpahkan spermanya dlm meqiku, Toby bangkit membiarkan aku yg masih tergeletak di ranjang ini.
aku mencoba mengatur napas, hingga akhirnya cukup kuat untuk memakai pakaianku. namun sebelum aku memakai kembali seragamku, Mario meminta aku untuk menunda memakai itu, Mario ingin makan bersama dgnku dan Toby di meja makan bersamaku yg hanya memakai bh dan celana dlm saja.
aku turuti kemauannya, dan kami bertigapun keluar kamar menuju ruang makan. Aku sempat berpikir kita mau makan apa, tdk ada satupun yg memasak. Ternyata Patrick membawakan kami pizza seloyg besar. kami makan dgn sangat lahap setelah permainan yg sangat melelahkan itu.
“Nik, kamu luar biasa loh, staminamu hebat jg,” Mario berceloteh.
“Iya Nik, kamu ga mau aku kenalin sama seseorang?” Toby menyela.
“Hah? siapa?” Balasku penasaran.
“Ada tuh Om Pino. dia pengusaha tambang, tp di ranjang luar biasa,” Lanjut Toby.
Gila pikirku. ini sih sama aja dgn menjual aku. Namun hati kecilku sendiri menjadi penasaran bagaimana sih main sama om-om. beberapa teman cewekku yg suka di booking om-om bialng kalau om-om itu mainnya lebih jago.
“Gimana Nik? kalo ga mau jg ga apa kok. santai saja,” Toby membuyarkan lamunanku.
“Ehmm, gimana ya? aku belum pernah main sama om-om,” Balasku.
“Coba aja Nik, katanya sih lebih jago-jago. Tenang aja, Toby milihnya yg bersih kok,” Sambung Mario.
Akhirnya pertahananku kalah jg dgn rasa penasaranku. aku iya kan saja namun aku minta untuk merahasiakan kejadian ini. aku tdk mau teman-teman satu sekolah tahu akan hal ini lalu meminta jatah. mereka dgn senang hati merahasiakannya.
“Tenang aja Nik, ada beberapa cewek jg kok disekolah yg sdh main sama kita dan kamu jg tdk perlu tau siapa, aku pasti merahasiakannya kok,” Mario menegaskan.
“Iya, beberapa jg sdh aku orbitkan, ada yg jadi model, ada yg jadi simpenan om-om, ada yg masuk anggota genk motor, banyak deh,” Toby bicara panjang lebar.
Kalo jadi model hot sih enak, lah jadi simpenan om-om.. buset deh. tp kadang hal-hal seperti itu perlu dicoba jg sih. setelah makan dan pembicaraan ini selesai, aku kembali mengenakan pakaianku dan Toby mengantarku pulang.
Sesampainya di rumah, Toby berkata nanti Om Pino akan menelepon jika mau bersenang-senang dgn aku. aku hanya mengangguk dan masuk ke dlm rumah. sesampainya di kamar, aku rebahkan badanku dan mulai terlelap.
Belum sempat pulas, ada sms masuk ke hpku, aku buka dan isinya : Hai Niky, aku Om Pino. apa kabar?
aku tdk balas karena terlalu ngantuk, hanya pikiranku melayg cepet banget ini si Toby. lalu terlelap…
0 comments:
Post a Comment