Hubungan Sedarah

Percintaan Terlarang

Pemuasan Nafsu

Memuaskan Nafsu Indra

Cerita Dewasa 18+

kisah nyata yang di alami oleh beberapa orang

Cerita Sex

Kisah Sex yang membuat kamu jadi bergairah

Perselingkuhan

Perselingkuhan antara saudara sendiri, teman sendiri dan istri tetangga

Tuesday, October 31, 2017

Memperkosa Ibu Tiriku


Cerita Dewasa – Memperkosa Ibu Tiriku Dengan Sangat Kejam – Perkenalkan Nama ku Nando, Hari Minggu ini sebenarnya aku sedikit malas dgn permintaan ayahku agar aku mengantar Bu Titis (ibu tiriku), Ia adalah istri ke3 ayahku. Karena Bu Titis orangnya sangat judes, galak, pelit dan sombong, aku sangatsangat membencinya. Ia sebenarnya cantik dan seksi namun apa kata aku tak menyukainya karena dialah penyebab terjadinya perceraian antara ibu dan ayah kandungku.

Bu Titis, Sebenarnya lebih tepat menjadi kakak ku, karena umurnya hanya tiga tahun lebih tua dari aku yg kini berumur 23 Tahun dan dia tdk begitu akrab dgn aku hanya saja aku menyaygi ayahku, aku menerima dia di rumah ayahku sebagai istri ke 3 ayahku. Sebenarnya rumahnya tdk terlalu jauh dari tempat tinggal kami. Setelah mengantarnya sampai dirumah Bu Titis, ternyata di rumah bu Titis yg lama tampak sepi, aku nyelonong aja masuk dan duduk di ruang tamu yg berdekatan dgn kamar ibu tiriku itu.

Sekitar setengah jam aku menunggu, Bu Titis keluar dari kamar mandi dan berjalan menuju kamarnya, dia hanya berbalut handuk yg dililitkan ditubuhnya. Sehingga aku sekilas dapat melihat paha mulus Ibu Tiriku yg aduhai itu. Keadaan itu membuatku berniat menyetubuhinya. Sebagai pria normal dan sdh biasa bersetubuh dgn wanita, nafsu birahi ku bergejolak disuguhi pemandangan seperti itu. Tanpa berpikir panjang, perlahan aku mengikuti langkah ibu tiriku masuk ke kamar.

Bu Titis yg sedang berdiri sambil melepaskan handuk yg melilit ditubuhnya sama sekali tak menygka kehadiranku yg ikut masuk ke kamarnya. Bu Titis sangat terkejut saat aku mulai mendekap dgn kuat tubuhnya sambil menciumi lehernya dari belakang. Bu Titis berteriak keras, tetapi dgn cekatan tangan ku yg kuat membungkam mulutnya.

Aku mendorong tubuhnya keranjang hingga terjatuh dan terlentang lalu menindihnya. Bu Titis mencoba memberontak tp siasia, aku terlalu kuat baginya. Dgn mudah aku meringkusnya. Aku menyumpal mulutnya dgn tanganku utk beberapa saat. Aku menelikung kedua tangannya kebelakang dan menahan dgn kuat kedua kaki nya. Memaksanya agar lebih menikmati permainan yg baru akan di mulai.

Bu Titis mulai putus asa dan memohan agar tdk dipaksa melayani nafsuku. Aku tahu kalau dia sdh kehabisan tenaga, dgn santai aku mulai menciumi dan menjilat toketnya nya, secara bergantian. Bentuk tubuhnya berbeda dgn cewekcewek yg pernah ku tiduri. Lebih sintal dgn ukuran dada yg pas di genggaman tanganku.

Lumayan lama aku menjilati toket ibu tiriku itu, dan kini wajah ku merangkaki perutnya dgn mulut yg terus menjilati bagian tubuhnya. Tanganku merabaraba selangkangan dan mencucukcucuk lubang memeknya yg menggunduk dan tampak montok. Sesaat kemudian aku memindahkan jilatanku keselangkangannya.

Ooooohhhhh Jangan Do, Tolong hentikan pintanya

Aku tdk memperdulikanya ocehan si berengsek itu, Kedua tangannya ku buka lebarlebar dan kembali ku hisap toketnya dan ku gigit gigit putingnya.

Jangan Nando, Ampun.. tolong hentikan.. Pintanya sambil menangis

Desahan dan permohonan kembali terjadi ketika ku lumat seluruh toketnya sebelah kanan dan ku masukan hingga hampir seluruh mulutku. Ia mulai kehabisan akal utk melarangku dan kini dia hanya bisa pasrah dan menangis.

Nikmat bukan..? Tanya ku Nakal sambil tersenyum

Bu Titis hanya terdiam dan menangis, ia kini mulai terangsang dan mendesisdesis, saat lidah ku menyapu setiap puting toketnya dan turun ke selangkangannya. Setiap jilatanku begitu dahsyat melebihi ayahku. Kini lidahku ku arahkan ke bibir memeknya dan ku gigit tonjolan klitorisnya.

Ugggghhhhhh, Sakit Nando.. desahan bu Titis dgn lantang

Tak ku hentikan sampai disitu, ku sedot klitorisnya perlahanlahan sambil memainkan lidahku ke bibir memeknya. Tampak sekilas wajah bu Titis menikmati alur permainanku yg semakin lama semakin hot. Ku hentikan sejenak permainanku dan ku beranjak meninggalkan kamarnya. Aku segera ke dapur mencari air utk mengkonsumsi obat kuat yg telah ku beli jauhjauh hari di toko online.

Setelah menelan obat kuat, aku kembali ke kamar. Ternyata kamar bu Titis telah di kunci dari dlm, Dgn marah ku gedorgedor pintunya. Tanpa memberikan waktu utknya berfikir meloloskan diri dariku, segera ku dobrak dgn seluruh tenaga. Tak beberapa lama kemudian pintu pun terbuka.

Aku sempat gugup ketika melihat bu Titis sedang memegang hp nya dan mencari beberapa nomer yg akan di hubungi, ku dekatinya dgn perlahan sambil menanggalkan pakaianku. Aku tersenyum padana, tampak mukanya semakin ketakutan melihat k0ntolku yg sdh mengeras. Tanpa ku suruh, ia pun mulai melepaskan genggaman HPnya dan mulai mundur ke dinding.

Kenapa sayang..? Mau lapor papa..?? Silahkan kataku sambil mendekatinya.

Dia hanya menggelengkan kepalanya, Aku segera mendekatnya dan langsung memeluknya sambil menciumi bibirnya. Ia menolak ciuman ku namun ku pegang erat pipinya dan mencekiknya.

Jangan sakitin aku Do.. Pintanya dgn nafas tersenggalsenggal   DominoQQ

Aku mulai mengurangi cekikanku dan ku ciumi lagi bibirnya. Ciuman ku berikut ini di terima dgn pasrah sambil tetap berdiri. Ciumanku kulai turun ke lehernya, toketnya dan kini sampai di memeknya. Ku angkat kaki kirinya ke atas tempat tidur dan ia hanya mengikuti gaya yg ku inginkan. Memeknya tampak terbuka dan tanpa panjang lebar ku sodorkan lidahku ke liang memeknya.

Oooohhhhhhh..!! Desahannya dgn mata sedikit terpejam dan memegang kepalaku.

Ku sedot dan ku jilati seluruh bagian memeknya yg merah merekah dan berbulu tipis itu. Perlahan Bu Titis merasakan lubang memeknya mulai basah dgn air kenimatanya. Aku yg tahu kalau Bu Titis sdh terangsang, semakin bersemangat menjilati dan menyedotnyedot klitorisnya.

Nafas Bu Titis ngosngosan menahan nafsu birahinya. Aku sangat lihai merangsang Bu Titis. Membuat suasana menjadi berbalik. Kini Bu Titis sdh tak sabar lagi menunggu ku utk segera meneroboskan k0ntolku ke liang memeknya.

Beberapa saat kemudian aku menyudahi jilatanku pada memeknya. Aku mulai merebahkannya di kasur dgn kakinya yg masih menyentuh lantai. Tampaknya Bu Titis sdh tak sabar lagi meraih dan mengocokngocok k0ntol ku, kemudian Bu Titis mengarahkan k0ntol ku ke lubang memeknya.

Eiiittttzzzzzz jangan terburuburu sayang pintaku sambil mulai mendekatkan k0ntolku ke mulutnya.

Ku sodorkan k0ntolku dan ia mulai mengulumnya perlahanlahan. Ku sentakkan k0ntolku hingga ke tenggorokannya dan tampak bu Titis kehabisan nafas. Aku tak menghiraukannya, ku tekan dlmdlm k0ntolku dan kutahan.


mmmmppphhhhh Terdengar suaraisan keluar dari mulutnya.

Aku semakin bersemangat utk mengulanginya lagi. Ku ulang beberapa kali gaya tersebut dan OOOOHHHHHHH.. seMburan spermaku tepat masuk ke tenggorokannya. Ia berusaha melepaskan k0ntolku dari mulutnya namun semua itu siasia, aku semakin menekannya dlmdlm dan tiga kali semburan membuatnya harus menelan spermaku nikmat itu.

Ku lepaskan perlahanlahan k0ntolku dari mulutnya dan kini ku dekatkan k0ntolku ke bagian belahan dadanya dan ku goyangkan maju mundur. K0ntolku masih menegang akibat obat kuat yg ku konsumsi. Ku remas kedua buah dadanya yg masih ranum itu dan kutempelkan kuatkuat ke k0ntolku seraya mengoyangkan k0ntolku maju dan mundur.

Cukup Nando, Jangan kasar dong. Please Pintanya sambil menahan perih di bagian toketnya.

Aku berhenti sejenak dan mengulanginya lagi. Setelah puas memainkan Tits Job tersebut, aku mulai mengarahkan k0ntolku ke memeknya yg sedari tadi basah. Ku tekan kepala k0ntolku perlahanlahan sampai bagian kepala k0ntolku mulai terbenam sebagian dan CLUPPPZZZ, kutekan kuatkuat hingga seluruh k0ntolku masuk kelubang memeknya..

OOOHHHHHHH!!!! Rintihan ibu tiriku seraya memegang kedua pergelangan tanganku.

Sejenak ku biarkan k0ntolku terbenam sambil kuarahkan bibirku ke bagian lehernya dan menjilati lekuk lehernya yg berkeringa itu. Hampir 30 detik kudiamkan k0ntolku di lubangnya dan kini mulai kusentak dan ku pompa memeknya dgn irama yg semakin tinggi. Kedua tangan bu Titis memegang dan menjambak perlahanlahan rambutku. Lidahnya mulai nakal menelusuri leherku seperti tak mau kalah dgn permainanku.

Desis dan desahannya semakin menjadijadi. Aku pun terus mencium lehernya dan sesekali mengarahkan lidahku ke arah telinganya dgn desahandesahan yg membuatnya semakin merinding dan bertambah nafsu. Genjotan k0ntolku masih semakin menjadijadi. Tak ku beri dia kesempatan utk beristirahat, kini tanganku mengarah ke bukit kembarnya seraya meremasnya dgn begitu nafsu.

Oooohhhhh.. Pelan Nando, Aaaahhhhhhh, aaahhhhhh, pelan dong desahnya dgn nada terengahengah sambil memejamkan mata.

Hampir 1 jam bermain dgn gaya ini dan kini ku mulai hampir mencapai orgasme. Sodokanku mulai kupercepat dan tangan bu Titis mulai memelukku dgn erat. Tak habis akal utk mempermainkannya, kali ini ku gigit bagian Kuping tepat di lubang antingnya.

Oooohhhhhhh Desisnya

Ku arahkan lidahku keleher dan kugigit lagi lehernya, kali ini dgn sedikit bejat dan kuat. Sodokanku masih sekuat tadi, dan bu Titis hanya bisa mendesah dan terus mendesah. Saat tubuhku mulai menegang, ia pun berusaha melepaskan k0ntolku dari memeknya tp ku tak beri dia kesempatan utk melakukan itu dan

CROOOOOOTTTTTTTTCROOOOOOTTTTCROOOOOTTTT..

Tumpahan spermaku di liang memeknya membuatnya melototin aku tanda tak terima dgn perilakuku. Aku benamkan k0ntolku utk beberapa saat dan ku genjot lagi, kali ini dgn irama yg membuatnya kalang kabut nikmat bukan kepalang. 5 Menit ku genjot dan AHHHHHHHHHH..UUUFFFFTTT!! Desahan mautnya pun keluar dari mulut seksinya tanda dia telah mencapai surga dunia orgasmenya.

Segera ku tarik keluar k0ntolku dan menunggu cairan spermaku menetes keluar dari lubang memeknya dan mulai ku oleskan cairan sperma yg menetes ke k0ntolku. Aku melihat ia mulai lemas tak berdaya. Ku pegang rambutnya da kutarik kepalanya mengarah kek0ntolku dan ku paksa dia mengoral k0ntolku. Ia tak bisa menolak keinginanku, dgn tubuh lemas ia melakukan oral dgn baik dan masih penuh nafsu. Ia tak menygka ketika ia ku suruh berbalik membelakangiku dan Kusentakan k0ntolku tepat keliang anusnya

Oooohhhhhh.. Jangan disitu Nando, Sakit!! Jeritnya sambil melirik ke belakang menatap ku.

Dgn nafsunya ku tekan kuatkuat ke lubang anusnya dan memompanya. Sempit banget anus ibu tiriku ini. Ia gak bisa menolaknya dan hanya menerima ujaman k0ntolku di lubang anusnya. Ia merasa sakit yg sangat namun hanya bisa memohon dan menangis. 10 menit melakukan anal seks yg dahsyat denganya dan akhirnya      Agen DominoQQ

CREEETTTT..CREETTTTT Spermaku mulai keluar tak terelakkan masuk ke anusnya. Ku diamkan beberapa saat dan kulepas k0ntolku dari lubang anusnya.

Ku balikan badannya dan kususruh dia mengoral lagi k0ntolku utk yg terakhir. Setelah selesai mengulum k0ntolku, aku menuju kamar mandi. Dia hanya menangis terseduh2 dan ku ancam kalau sampai bokap ku tau apa yg kulakukan denganya, maka aku tak segansegan membunuhnya.

Kejadian ini sering terulang kembali saat rumahku sepi dan lenggang. Aku melakukannya selalu dgn memaksanya melakukan halhal yg belum diketahui dan dgn cara dipaksa. Ia sekarang malah senang dgn perlakuanku itu dan sering memintaku utk menyiksanya sebelum di Ngentot.

Monday, October 30, 2017

Percintaan Yang Tak Sengaja Dengan Temanku


Cerita Dewasa – Percintaan Yang Tak Sengaja Dengan Temanku – Nama gue Damar (nama samaran). Gue tuh udah kuliah semester 2 di gak usah gue sebutlah PTNnya, yg penting ada di Bandung. Gue tinggal masih bareng orang tua dan adek gue yg masih duduk di bangku SMP, Mirna namanya (jg nama samaran). Bonyok gue duaduanya kerja. Jadi rumah sering tinggal adek gue dan gue aja, ama pembantu.

Pada waktu sore rumah sedang kosong; bonyok lagi pergi dan kebetulan pembantu jg lagi nggak ada. Adek gue lagi pergi. Gue nyewa VCD bokep xxx dan x2. Gue seneng banget, karena gak gangguen pas lagi nonton. Cerita x2 di VCD itu kebetulan bercerita tentang hubungan sex sedarah antara kakak dek. Gila banget deh adegannya. Gue pikir kok bisa ya.

Eh, gue berani gak ya ngelakuin itu ama adek gue yg masih SMP? tp khan adek gue masih polos banget, kalo di film ini mah udah jago and pro, pikir gue dalam hati. Lagi nonton plus mikir gimana caranya ngelakuin ama adek gue, eh, bel bunyi. Wah, teryata adek gue, si Mirna ama temennya dateng. Sial, mana filmnya belum selesai lagi. Langsung gue simpen aja tuh VCD, terus gue bukain pintu. Mirna ama temennya masuk. Eh, temennya manis jg lho.

Dari mana lo? tanya gue.
Dari jalanjalan donk. Emang kaya kakak, ngedekem mulu di rumah, jawabnya sambil manyun.
Gue jg sering jalan tau, emang elo doank. Cuman sekarang lagi males, kata gue.
Oh iya, kak. Kenalin nih temen gue, namanya Siska. temen sekelas gue, katanya. akhirnya gue kenalan ama tuh anak.

Tibatiba si Mirna nanya,

liat VCD Boyzone gue gak?
Tau, cari aja di laci, kata gue.

Eh, dia ngebuka tempat gue naro VCD xxx. Gue langsung gelagapan.

Eh, bukan disitu kata gue panik.
Kali aja ada kak, katanya. Telat.

Belum sempet gue tahan dia udah ngeliat VCD xxx yg covernya lumayan hot itu, kalo yg x2 sih gak ada gambarnya.

Idih kak. Kok nonton film kaya gini? katanya sambil mandang jijik ke VCD xxx itu.

Temennya sih cuma senyamsenyum aja.

Enggak kok, gue tadi dititipin ama temen gue, jawab gue bohong.
Bohong banget. Ngapain jg kalo dititipin nyasar ampe di laci ini, katanya.
Kak, ini film jorok kan? mmmmm kaya apa sih? tanyanya lagi.

Gue ketawa aja dalam hati. Rada jijik, kok sekarang malah penasaran.

Elo mau nonton jg? tanya gue.
Mmmmm. jijik sih tp penasaran juga kak, katanya sambil malumalu.
Siska, elo mo nonton jg gak? tanyanya ke temannya.
Gue mah asyik aja. Lagian gue udah pernah kok nonton film begituan jawab temannya.
Gimana jadi nggak? keburu mama ama papa pulang nih, desakku.
Ayo deh. Tp kalo gue jijik, dimatiin ya? katanya.
Enak aja lo, elo kabur aja ke kamar, jawab gue.

Lalu VCD itu gue nyalain. Jreeeeng dimulailah film xxx tersebut. Gue nontonnya sambil sesekali mandangin adek gue ama temennya. Si Siska sih keliatannya tenang nontonnya, udah expert kali ya? Kalo adek gue keliatan banget baru pertama kali nonton film kaya gituan. Dia keliatan takuttakut. Apalagi pas adegan penisnya cowo dikulum. Mana tuh penis gedenya minta ampun.

Ih, jijik banget kata Mirna.

Pas adegan ML kayanya si Mirna udah gak tahan. Dia langsung kabur ke kamar.

Yeee, malah kabur, kata Siska.
Elo masih mau nonton gak? tanya gue ke si Siska.
Ya, terusin aja, jawabnya.

Wah, boleh jg nih anak. Kayanya, bisa nih gue main ama dia. Tp kalo dia marah gimana? pikir gue dalem hati. Ah, gak apaapa kok. Gak sampe ML ini. Sambil nonton, gue duduknya ngedeket ama dia. Dia masih terus serius nonton. Lalu gue coba pegang tangannya. Pertama dia kaget tp dia nggak berusaha ngelepas tangannya dari tangan gue. Kesempatan besar, pikir gue . Gue elus aja lehernya. Dia malah memejamkan matanya. Kayanya dia menikmatin banget. Wow, tampangnya itu lho manis!! Gue jadi pengan nekat.

Waktu dia masih merem, gue deketin bibir gue ke bibir dia. Akhirnya bersentuhanlah bibir kita. Karena mungkin emang udah jago, si Siska malah ngajakin french kiss. Lidah dia masuk ke mulut gue dan bermainmain di dalem mulut. Sial, jagoan dia daripada gue. Masa gue dikalahin ama anak SMP sih.

Sambil kita berfrench kiss, gue berusaha masukkin tangan gue ke balik bajunya. Nyari sebongkah buah dada imut. Ukuran toketnya gak begitu gede, tp kayanya sih seksi. Soalnya badan si Siska itu gak gede tp gak kurus, dan tubuhnya itu putih. Begitu ketemu toketnya, langsung gue pegang dan gue rabaraba. Tp masih terbungkus ama branya.   DominoQQ

Baju lo gue buka ya? tanya gue.

Dia ngangguk aja sambil mengangkat tangannya ke atas. Gue buka bajunya. Sekarang dia tinggal pake bra warna pink dan celana panjang yg masih dipake. Shit!! kata gue dalem hati. Mulus banget! Gue buka aja branya. payudaranya bagus, runcing dan putingnya berwarna pink. Langsung gue jilatin toketnya dia mendesah Gue jadi makin terangsang. Gue jadi pengan ngentotin dia. Tp gue belom pernah ML jadi gue gak berani.

Tp kalo sekitar dada aja sih gue lumayan tau. Gimana ya? Tibatiba pas gue lagi ngejilatin toketnya si Siska, adik gue keluar dari kamar. Kita samasama kaget. Dia kaget ngeliat apa yg kakak dan temennya perbuat. Gue dan Siska kaget pas ngeliat Mirna keluar dari kamar. Si Siska buruburu pake bra dan bajunya lagi. Si Mirna langsung masuk ke kamarnya lagi. Kayanya dia shock ngeliat apa yg kita berdua lakuin. Si Siska langsung pamit mo pulang.

Bilang ama Mirna ya. sorry, kata Siska.
Gpapa kok, jawab gue. Akhirnya dia pulang.

gue ketok kamarnya Mirna. Gue pengen ngejelasin. Eh, dianya diem aja. Masih kaget kali ya, pikir gue. Gue tidur aja, dan ternyata gue ketiduran ampe malem. Pas kebangun, gue gak bisa tidur lagi. Gue keluar kamar. Nonton tv ah, pikir gue. Pas sampe di depan TV ternyata adek gue lagi tidur di kursi depan TV. Pasti ketiduran lagi nih anak, kata gue dalam hati. Garagara ngeliat dia tidur dgn agak terbuka tibatiba gue jadi keinget ama film x2 yg belom selesai gue tonton, yg ceritanya tentang hubungan sex antara adek dan kakak, ditambah hasrat gue yg gak kesampaian pas sama Siska tadi.

Ketika adek gue ngegerakin kakinya membuat roknya tersingkap, dan terlihatlah CDnya. Begitu ngeliat cd nya gue jadi semakin nafsu. Tp gue takut. Ini kan adek gue sendiri masa gue entotin sih. Tp dorongan nafsu semakin menggila. Ah, gue pelorotin aja cdnya. Eh, ntar kalo dia bangun gimana? ah, cuek aja. Begitu CDnya turun semua, wow, bel ahan memeknya terlihat masih amat rapet dan di hiasi bulubulu halus yg baru tumbuh. Gue coba sentuh hmmm, halus sekali. Gue sentuh garis memeknya. Tibatiba dia menggumam. Gue jadi kaget. Gue ngerasa di ruang TV terlalu terbuka. Gue rapiin lagi pakaian adek gue, truss gue gendong ke kamarnya dia.

Sampe di kamar dia its show time, pikir gue. Gue tidurin dia di kasurnya. Gue bukain bajunya. Ternyata dia gak pake bra. Wah, payah jg nih adek gue. Ntar kalo toketnya jadi turun gimana. Begitu bajunya kebuka, toket mungilnya menyembul. Ih, lucu bentuknya. Masih kecil toketnya tp lumayan ada. Gue coba isep putingnya hmmm. nikmat! Toket dan putingnya begitu lembut. Eh, tibatiba dia bangun!!

Kak ngapain lo!! teriaknya sambil mendorong gue. Gue kaget banget.
mmmm mmm nggak kok, gue cuman pengen nerusin tadi pas sama si Siska. Gak papa kan? jawab gue ketakutan.

Gue berharap bonyok gue gak ngedenger teriakan adek gue yg agak keras tadi. Dia nangis.

Sorry ya Mir. Gue salah, abis elo jg sih ngapain tidur di ruang TV dgn keadaan seperti itu. Gak pake bra lagi, kata gue.
Jangan bilang sama mama dan papa ya, please, kata gue.

Dia masih nangis. Akhirnya gue tinggalin dia. Aduh, gue takut ntar dia nga du.

Sejak saat itu gue kalo ketemu dia suka canggung. Kalo ngomong paling seadanya aja. Tp gue masih penasaran. Gue masih pengen nyoba lagi untuk ngegituin Mirna. Sampai pada suatu hari, adek gue lagi sendiri di kamar. Gue coba masuk.

Mir, lagi ngapain elo, gue nyoba untuk beramah tamah.
Lagi dengerin kaset, jawabnya.
Yg waktu itu, elo masih marah ya. tanya gue.
. dia diem aja.
Sebenernya gue gue pengen nyoba lagi. gila ya gue nekat banget. Dia kaget dan pas dia mo ngomong sesuatu langsung gue deketin mukanya dan langsung gue cium bibirnya.
Mmhhpp kakk. mmmhph dia kaya mo ngomong sesuatu.

Tp akhirnya dia diem dan mengikuti permainan gue untuk ciuman. Sambil ciuman itu tangan gue mencoba merabaraba toketnya dari luar. Pertama ngerasain toketnya diraba, dia menepis tangan gue. Tp gue terus berusaha sambil tetap berciuman.

Setelah beberapa menit berciuman sambil merabaraba toket, gue mencoba membuka bajunya. Eh, kok dia langsung mau aja dibuka ya? Mungkin dia lagi merasakan kenikmatan yg amat sangat dan pertama kali dirasakannya. Begitu dibuka, langsung gue buka branya. Gue jilatin putingnya dan sambil mengusap dan mneremas remas toket yg satunya. Walaupun toket adek gue itu masih agak kecil, tp dapat memberikan sensasi yg tak kalah dgn toket yg gede. Ketika lagi di isepisep, dia mendesah,

Sshh ssshhhh. ahhh, enak, kak. Setelah gue isepin, putingnya menjadi tegang dan agak keras.

Truss gue buka celana gue dan gue keluarin adek gue yg udah lumayan tegang. Pas dia ngeliat, dia agak kaget. Soalnya dulu kita pernah mandi bareng pas punya gue masih kecil. Sekarang kan udah gede donk. Gue tanya ama dia,

berani untuk ngisep punya gue gak? ntar punya elo jg gue isepin deh, kita pake posisi 69
69 apaan tuh? tanyanya.
Posisi di mana kita saling mengisap dan ngejilatin punyanya partner kita pada saat berhubungan. jelas gue.
Oooo Langsung gue ngebuka celana dia dan CDnya dia.

Kita langsung ngambil posisi 69. Gue buka belahan memeknya dan terlihatlah klentitnya seperti bentuk kacang di dalem memeknya itu. Ketika gue sentuh pake lidah, dia mengerang,

Ahhhh kakak nyentuh apanya sih kok enak banget. tanyanya.
Elo mestinya ngejilatin dan ngisep punya gue donk. Masa elo doank yg enak, kata gue.
Iya kak, abis takut dan geli sih jawabnya.
Jangan bayangin yg bukanbukan dong. Bayangin aja keenakan elo, kata gue lagi.

Saat itu jg dia langsung menjilat punya gue. Dia ngejilatin kepala anu gue dgn perlahan. Uuhhh. enak bener. Truss dia mulai ngejilatin seluruh dari batang gue. Lalu dia masukkin punya gue ke mulutnya dan mulai menghisapnya. Ooohhhh. gila bener. Dia ternyata berbakat. Isepannya ngebuat gue jadi hampir keluar.

Stop eh, Mir, stop dulu, kata gue.
lho knapa? tanya nya.
Tahan dulu ntar gue keluar, jawab gue.
Lho emang kenapa kalo keluar? tanyanya lagi.
Ntar game over, kata gue.

Ternyata adek gue emang belom ngerti masalah seks. Benerbener polos. Akhirnya jelasin kenapa kalo cowo udah keluar gak bisa terus pemainannya. Akhirnya dia mulai mengerti. Posisi kita udah gak 69 lagi, jadi gue aja yg bekerja. Kemudian gue terusin ngisepin memeknya dan klentitnya. Dia terus menerus mendesah dang mengerang.

Kak Damar terus kak disitu iya disitu oohhhhh. ssshhhh. Gue terus menghisap dan menjilatinya. Dia menjambak rambut gue. Sambil matanya merem melek.

Akhirnya gue udah dalam kondisi fit lagi (tadi kan kondisinya udah mo keluar). Gue tanya sama adek gue,

Elo berani ML gak?
dia diem.
Gue pengen ML, tp terserah elo gue gak maksa, kata gue.
Sebenerya gue takut. Tp udah kepalang tanggung nih. gue lagi on air, kata dia.
Ok jadi elo mau ya? tanya gue lagi.
dia diem lagi.
Ya udah deh, kayanya elo mau, kata gue.
Tp tahan sedikit. nanti agak sakit awalnya. Soalnya elo baru pertama kali, kata gue.
dia diem aja sambil menatap kosong ke langit-langit. 

Gue buka kedua belah pahanya lebarlebar. Keliatan bibir memeknya yg masih sempit itu. Gue arahin ke lobang memek nya. Begitu gue sentuhin pala anu gue ke memeknya, Mirna menarik nafas panjang, dan keliatan sedikit mengeluarkan air mata.

Tahan ya Mir. Langsung gue dorong anu gue masuk ke dalem memeknya.   Agen DominoQQ

Tp masih susah, soalnya masih sempit banget. Gue terus nyoba mendorong anu gue dan bleesss Masuk jg pala anu gue. Mirna agak teriak,

akhhh sakit kak.
Tahan ya Mir kata gue.

Gue terus mendorong agar masuk semua. Akhirnya masuk semua anu gue ke dalam selangkangan adek gue sendiri.

Ahhh kak sakit kak ahhhh. Setelah masuk, langsung gue goyang maju mundur, keluar masuk memeknya.  Ssshhh sakittt kakk. ahhh enak kak, terussss goyang kakk Dia jadi mengerang tdk keruan.

Setelah beberapa menit dgn posisi itu, kita ganti dgn posisi dog style. Mirna gue suruh nungging dan gue masukkin ke memeknya lewat belakang. Setelah masuk, terus gue genjot. Tp dgn keadaan dog style itu ternyata Mirna langsung mengalami orgasme. Terasa sekali otototot di dalam memeknya itu seperti menarik anu gue untuk lebih masuk.

Ahhhhh ahhha gue lemess banget kak, rintihnya dan dia jatuh telungkup.

Tp gue belom orgasme. Jadi gue terusin aja. Gue balik bad annya untuk tidur terlentang. Truss gue buka lagi belahan pahanya. Gue masukkin anu gue ke dalam memeknya. Padahal dia udah kecapaian.

Kak, udah dong. Gue udah lemes pintanya.
Sebentar lagi ya jawab gue.

Tp setelah beberapa menit gue genjot, eh, dianya seger lagi.

kak, yg agak cepet lagi dong katanya. Gue percepat dorongan dan genjotan gue.
Ya kaya gitu dong sssshh ahhh.. uhuuh, desahannya makin maut aja.

Sambil ngegenjot, tangan gue merabaraba dan meremas toketnya yg mungil itu. Tibatiba gue seakan mau meledak, ternyata gue mo orgasme.     DominoQQ

Ahhh, Mir gue mo keluar. ahhh Ternyata saat yg bersamaan dia orgasme jg.

Anu gue sperti dipijat pijat di dalem. Karena masih enak, gue ngeluarinnya di dalem memeknya. Ntar gue suruh minum pil KB aja supaya gak hamil, pikir gue dalam hati. Setelah orgasme bareng itu gue cium bibirnya sebentar. Setelah itu gue dan dia akhirnya ketiduran dan masih dalam keadaan bugil dan berkeringat di kamar garagara kecapaian.

Ketika bangun, gue denger dia lagi merintih sambil menangis.

Kak, gimana nih. Punya gue berdarah banyak, tangisnya.

Gue liat ternyata di kasurnya ada bercak darah yg cukup banyak. Dan memeknya agak sedikit melebar. Gue kaget ngeliatnya. Gimana nih jadinya?

Kak, gue udah gak perawan lagi ya? tanyanya.
gue diem aja. Abis mo jawab apa.

Gila gue udah merenggut keperawanan adek gue sendiri.

Kak, punya gue gak apaapakan? tanyanya lagi.
Berdarah begini wajar untuk pertama kali, kata gue.

Tibatiba, garagara ngeliat dia gak pake CD dan memperlihatkan memeknya yg agak melebar itu ke gue, anu gue On lagi.

Gue eluselus aja memek adek gue itu. Truss gue suruh dia tiduran lagi.

Mo diapain lagi gue kak? tanyanya.
Nggak, gue pengen liat apa punya elo baikbaik aja, kata gue sambil bohong, padahal gue pengen menikmati lagi.

Pas dia tiduran, gue buka belahan memeknya. Emang sih jadi lebih lebar dan masih ada sisa sedikit darah mengering. Gue cari klitorisnya, gue jilatin lagi.

Kak, jangan dong. Masih perih nih, larangnya.

Yaaa kok dia udah gak mau lagi.

Ya udah deh, kalo masih perih, kata gue.

Gue bingung nih, gue masih pengen lagi, tp adek gue udah keburu gak mau. Sakit banget kali ya, pertama kali begituan. Ya udah deh, gue ajak mandi bareng aja siapa tau kalo udah seger nanti dia mau lagi.

Kita mandi bareng aja yuk, pinta gue.
Ayo kata Mirna.

Kita mandi di kamar mandi adek gue. Gue idupin air shower yg anget. Wuihhh, nikmat banget pas kena air anget. Abis cape ML ama adek sen diri, mandi air anget. Di bawah pancuran shower, gue pertamatama ngambil posisi berada di belakangnya. Truss gue mulai nyabunin bela kang tubuhnya. Setelah belakangnya selesai semua, masih dalam posisi gue di belakangnya, gue mulai nyabunin bagian depannya, mulai dari perut ke atas. Pas sampe bagian toketnya gue sabunin, dia mulai meng gelinjang dan mendesah lagi. Gue ciumin bagian belakang lehernya sambil terus nyiumin leher adek gue itu. Puting adek gue, gue pilin pilin pake ujung jempol dan ujung telunjuk.

Eh, pada waktu gue nyabunin toket imutnya itu tangan dia menyentuh dan mulai merabameraba tubuh gue dan berusaha mencari punya gue. Begitu tersentuh punya gue langsung digenggam dan dipijatpijat. Tangan gue yg satu lagi mulai bergerilya ke daerah selangkangannya. Dgn bermodalkan sabun, gue mulai nyabunin bagian memek adek gue itu. Pertama, gue usap dari luar bibir memeknya, lalu jari gue mulai mencoba masuk mencari klitorisnya. Adek gue tibatiba ngomong lagi tp masih dalam keadaan kenikmatan karena masih gue ciumin lehernya dan putingnya gue pilinpilin.

Kak, sshhh Jangan dulu donk. Sshttss ahhh erangnya.

Ya udah, gue gosokgosok aja dari luar. Ternyata belom lama setelah gue gosokgosok itu ternyata adek gue orgasme.      Agen DominoQQ

Aahhh ah dia merintih keenakan dan dia langsung lemas.

Setelah dia orgasme itu, gue minta dia untuk memainkan anu gue pake tangannya. Dgn memakai sabun dia mengocok anu gue. Enak banget. Tangannya yg kecil itu menggenggam anu gue erat sekali. Akhirnya tak lama kemudian gue keluar jg. Selesai itu, kita langsung keluar kamar mandi. dan gue keluar dari kamarnya.

Setelah hari itu, gue agak sibuk dgn tugastugas kuliah gue sampe seminggu. Nah, pada suatu hari gue lagi lewat di depan kamar Mirna. Eh, kedengeran suara orang lagi mendesahdesah, tp agak samar. Wah, lagi ngapain nih anak. Gue penasaran, kalo gue ketok pasti ntar udahan. Gue lewat belakang aja, soalnya ada jendela yg cukup untuk ngeliat ke dalem kamarnya, walaupun harus manjat. Gue panjat dinding, truss gue liat lewat jendela. Ternyata Gue kaget banget. Gue kirain paling dia lagi masturbasi, taunya si Mirna lagi di jilatin memeknya ama si Siska.

Masa adek gue lesbi sih. Gue masih gak abis pikir. Ya udah deh gue nikmatin aja deh. Gue liat si Siska masih pake rok seragam SMPnya, sedangkan dadanya udah kebuka dan toketnya yg runcing dan sexy itu kayanya makin sexy deh. Sedangkan si Mirna udah bugil. Kacau jg nih anakanak smp. Pulang sekolah lang sung maen. Si Mirna masih terus mendesah, karena Siska menjilati memeknya dgn sangat nafsu. Tangannya si Siska jg meremasremas toket imutnya Mirna, dan dia jg kadang kadang meremas toketnya sendiri.

mmmppphhhhh. Siska. geliii banget. Aaahhh. enak.. mmmhh.. terdengar sedikit desahannya Mirna.

Lagi asyikasyiknya tibatiba gue inget ama janji ketemu temen gue untuk ngerjain tugas gue. Sial, kenapa gue bisa lupa ama tuh tugas. Ya udah, terpaksa gue tinggalin deh adegan lesbi ini.

Besok malemnya, pas si Mirna lagi nonton TV, gue ngomong ama dia.

Ntar malem gue ngomong sesuatu ama elo. Jangan tidur dulu ya? kata gue.
Ngomong sekarang aja knapa? jawabnya.
Gue lagi ada tugas nih. Pokoknya tungguin ya! kata gue lagi.

Setelah tugas gue selesai, gue langsung ke kamar adek gue. gue ketok

Mir, udah tidur belom? panggil gue agak perlahan supaya gak ke dengeran bonyok gue.
Masuk aja kak, gak dikunci kok, jawabnya.
Hai, belom ngantuk kan? kata gue.
Belom kok. Ada apa sih kak? Kok kayanya serius banget, kata dia.
Mir, sorry. Kemaren gue kemaren gue ngeliat elo, gue diem.

Gue nggak enak ngomongnya, soalnya dia bisa marah karena gue intip.

Ngeliat apa kak? tanyanya penasaran.
Nnggg ngeliat elo maen ama Siska kemaren di kamar elo, kata gue.

Mirna langsung keliatan kaget. Dia diem dan keliatan tegang.

Kenapa sih Mir, apa elo lesbi. Ups, sorry itu privasi elo sih. Gue nggak berhak nanya. Cuman gue penasaran aja, kata gue.

Tibatiba dia ngeluarin air mata.

Abis abis kak Damar sibuk terus sih seminggu ini, jawabnya sambil agak nangis.
Mirna kan pengen lagi, kaya waktu itu. Abis enak jawabnya lagi.
Kok gak bilang a ja ama gue? kata gue.
Abis Mirna malu. Malu minta ama kak Damar. Terus, Mirna curhat ke Siska. Eh, dia bilang,
mo nyoba ama dia gak? terangnya.
Karena Mirna pengen banget, ya udah Mirna maen aja ama Siska. Tp kayanya masih enakan masih enakan maen ama kak Damar, kata dia langsung nunduk sambil masih agak nangis.

Gue sedih ngedengernya. Gue angkat mukanya supaya gak nunduk. Gue deketin mukanya perlahan, lalu gue deketin mulutnya dan gue cium bibirnya dgn perlahan supaya Mirna menikmatinya. Mirna langsung merespon dgn memainkan bibirnya di bibir gue. Lidah gue maen di dalem mulutnya. Tangan gue mulai membuka kancing piyamanya, lalu gue buka piyamanya sambil masih dalam keadaan berciuman.

Gue raba perlahanlahan toketnya yg masih imut itu dan masih terbungkus bra. Gue berciuman ama adek gue itu cukup lama jg. Gue buka branya. Adek gue masih dalam posisi keadaan duduk, gue isep toketnya mulai dari putingnya yg masih agak baru t umbuh tp sexy itu dan terus gue jilatin memutari putingnya sampai ke seluruh permukaan toketnya.

Sedangkan toket yg satu lagi gue pilin-pilin putingnya. Gue mau ngasih servis terbaik ke ade gue. Abis kasian dia udah pengan banget seminggu ini. Gue buka celana piyamanya. Dia tinggal memakai CD saja. gue buka CDnya. Terlihatlah memek seorang anak SMP yg masih agak polos itu. Sudah mulai di tumbuhi rambutrambut halus. Gue liat Memeknya itu mulai basah. Kayanya dia lagi benarbenar terangsang. Gue buka belahan memeknya. Gue jilatin sekitar clitorisnya. Dia bergoyanggoyang, menahan kenikmatan sambil agak menjambak rambut gue. Terasa asin ketika gue jilat cairan memeknya.

Kak terussss kak di situ. enakkk hhh desahnya agak keras.
Ssstt jangan keraskeras donk. Udah malem nih, kata gue takut bonyok bangun.

Bisa berabe nih. Suara dia jadi berisik sekali. Setelah agak lama mempetting dia di sekitar vagin anya, gue langsung ngeluarin anu gue. Anu gue sih gak perlu pake pemanasan lagi. Doi udah tegang!

Mir, gue masukkin sekarang ya? kata gue.


Mirna langsung tegak lurus mendongak ke atas. Gue segera mengatur posisi di atas tubuhnya di antara pahanya. Gue buka pahanya lebarlebar sehingga selangkangannya betulbetul terbuka. Kali ini gue bisa melihat dgn jelas pintunya yg berupa celah dua bibirbibir. Dgn dua tangan gue buka bibir memeknya itu dan dapat kulihat celahnya itu tampak penuh cairan licin. Gue dorongkan saja pinggulku sehingga anu gue pas di depan lubang kenikmatannya. Dgn satu tangan gue menggesekgesekkan kepalanya sehingga membuka bibirnya dan menyebabkan kepalanya pas berada di depan celah lubangnya itu. Dgn satu sentakan perlahan aku dorongkan kepala anu gue mema sukinya.

Kak. mmmpphhhhhh! erangnya. Aku berdiam beberapa saat sampai lonjakan rasa nikmat tadi mereda perlahanlahan.

Aku merasakan bahwa beberapa tusukan akan bisa mem buatku keluar dan aku nggak ingin meninggalkan dia. Kan gue mo ngasih servis yg bagus. Gue tahan sebentar, sambil gue pandangin wajah lugu adek gue yg sedang merem. Setelah itu gue mulai menggenjotnya.

mmmppphhhh ssshhh ahhh.. dia menggumam tdk jelas.

Gue mempercepat gerakan gue maju mundur.

Kak teruss kak. dia terus mengerang.

Setelah gue agak negrasa gue mo keluar, gue keluarin anu gue dari memek adek. Untung ternyata gue belum sampai orgasme. Gue ganti gaya. Adek gue gue suruh tidur menyamping. Setelah itu gue angkat satu kakinya, dan gue masukkin lagi anu gue.

Ahhh lagi kak teeruss katanya.

Gue goyang lagi. Ternyata dalam keadaan itu membuat dia dan jg gue orgasme.

Kak gue mo ke.. keluar nih ahhhhhhhhhh dia mendesah panjang, tak lama dari orgasme dia, gue jg keluar dan gue ngeluarin sperma gue di dadanya.
Mir, elo n ggak nyoba jilat sperma gue? tanya gue.
Geli ah, jawabnya.
Eh, coba deh Dia mengambil sperma gue dari dadanya dgn jarinya dan dia jilat.
Mmm asin. Tp kok enak ya? jawabnya.

Dia malah ketagihan. Dia malah menjilati sperma gue yg tumpah di dadanya.

Ok Mir, gue mo tidur. Tp kalo elo mau maen lagi, jangan sungkan. Bilang aja ama gue, kata gue.
Iya deh, kak. Makasih ya! jawab Mirna.

gitu deh kisah hubungan gue ama adik gue Mirna dan sampe sekarang gue ama Mirna masih ngelakuin hubungan sex kakakadik yg kita nikmati banget.

Saturday, October 21, 2017

Kenanganku Bersama Cindy



Cerita Dewasa -- Sangat menjemukan mendengar ocehan guru sejarahku yang membuat aku pusing , karena aku tidak menyukai pelajaran itu apalagi wajah gurunya judes dan sangat terkenal dengan julukan si nyamuk karena badanya yang kurus dan suaranya yang sember seperti nyamuk.

Kriiiiinnnnggg suara bell berbunyi mendandakan waktu pulang dan itu yang aku tunggu-tunggu , “Cha….elo lewat mana..” suara Cindy tiba tiba nyeletuk dari sebelahku lewat biasa sih..cuman nggak tau nih mau ke menyewa VCD dulu kayaknya…, mau ikut?” jawabku “Boleh…, tapi kerumah gue aja yuk? Gue ada sewa VCD baru nih!” cindy sambil menunjukan VCD yang baru dipinjam di rental sebelah sekolah “film apaan…? Bagus nggak?” sela ku sambil melihat VCD yang dipegangnya.

“Dijamin deh ..gini gini khan tau film yang ok” jawabnya sambil memasukan VCD nya ke tasnya.

“Udah yuk sekarang perginya biar nanti nggak kesorean” dengan tidak sabar aku langsung keluar kelas bersama Cindy,sesampainya dirumah ternyata .. “kok sepi banget Cind?” tanyaku “iya..bokap and nyokap pergi ke surabaya , makanya gue berani ajak elo , jarang jarang khan kalo gue ngundang cowok kerumah gue” jawab Cindy sambil membawakan air minum. “Wah enak dong kita bisa ngapa ngapain” jawabku sambil bercanda.

“Ah elo bisa aja”. “Eh Cha elo udah pernah nonton film blue belon?” tanya Cindy malu malu “udah, kenapa?” tanyaku “nggak tanya aja, kemaren malam gue ngintip bokap gue nonton film gituan dikamarnya, buset satu cewek dua cowok nggak sakit apa yach ceweknya?” tanya Cindy heran “ah elo nanyanya bikin gue ngaceng nih..”

“Lihat donk Cha..kontol elo… boleh nggak ?”. “Boleh tapi elo mesti buka baju lo juga , biar adil”. “ok, tapi elo yang bukain yach dan gue bukain baju elo!” akhirnya kami saling membuka baju masing masing…. Aku merasakan sentuhan tangan Cindy yang halus apalagi saat ia memegang kontol gue..ah..enak banget. “Cha ? kontol elo gede juga cha…” kata Cindy sambil mengelus kontol gue.

Gue nggak bisa bilang apa apa karena keenakan dipegang Cindy… “Cind ..isep dong say…gatel nih…” Cindy pun langsung memasukan kontol gue ke mulutnya dan mengisap kedalam mulutnya sampai pangkalnya… ternyata Cindy pintar sekali memainkan lidahnya mengulum kontol gue.. “gantian cha… gue juga gatel nih..” Pinta Cindy sambil langsung berbaring di sofa ruang tamu itu dan mengangkang seolah siap untuk dijilati, akupun langsung menjilati memeknya yang kemerah-merahan itu dengan bulu jembutnya yang tebal sekali.

Itil Cindy telah mengeras ku jilat-jilat terus pada ujung nya, kuhisap-hisap , cindy mulai mengerang merasakan kenikmatan luar biasa yang baru pertama kali dirasakan “sshhh.. nggkk.. ahhh.. enak Cha.. terusin… Cha aduh.. ssshhhsh…” suara Cindy membuat ku makin menikmati memeknya yang makin memerah dan mengeras basah.

“Cha masukin dong kontol elo.. nggak kuat nih..” pinta Cindy memelas akupun langsung memasukan kontol ku ke lobang memeknya yang masih sempit dan.. blesss.. kumasukan pelan pelan wah enak sekali hangat memeknya membuat ku makin bergairah.

“Ngggg.. sshhh.. akhkkhhh.. enak Cha terusin yang dalam Cha….. achhhsss….” kata cindy. Aku mulai mengoyangkan kontolku keluar masuk memeknya terdengar seperti suara becek dibibir memeknya yang sempit itu. ach nikmat sekali kontolku terasa disedot-sedot nikmat, Cindy memutar mutar pinggulnya membuatku semakin bersemangat menggenjot memek nya.

Tak terasa ternyata kami telah melakukan lebih kurang 45 menit dan sepertinya Cindy sudah mulai mengejang pertanda mau mencapai orgasme.”Cha aku mau keluar nih…” badan Cindy mulai berkelojotan dan.. nggg aaahhhhh keluar banyak cairan dari memek Cindy. Melihat Cindy orgasme akupun menjadi ingin orgasme pula, Cindy terdiam lemas sambil merapatkan kakinya.

Aku segera mempercepat genjotan kontolku dimemeknya dan ujung kontolku terasa makin geli-geli nikmat acchhhh…… sssrrrr cret cret crettt…..ttt… kuhujamkan kontolku dalam-dalam, air mani ku keluar banyak sekali didalam memek Cindy.

“Cind aku juga keluar ah eenaakk.. tenan !!!” dengan lemas aku berbaring telentang disebelah Cindy . “Cha kamu hebat, ternyata main sex itu enak sekali ya..” kata Cindy. “Iya Cind kamu juga hebat , aku nggak nyangka kalau kita bisa seperti ini, kamu mau nggak jadi pacar gue Cind ?” pintaku sambil membelai rambutnya Cindy mengangguk menandakan setuju.

Mulai saat itu kami berdua sering pulang bareng dan bila nafsu kami memuncak , kami sering melakukannnya, sekarang Cindy telah menjadi istriku dan semua itu menjadi kenangan indah yang tak mungkin kami lupakan.

Wednesday, October 18, 2017

Permintaan Aneh Temanku


Cerita Dewasa -- Aku punya teman (ah… ah.. ah…). No, ini bukan lagunya duet ratu. Aku punya teman baik, kawan karibku di kantor. Sekarang dia sudah pindah ke kantor lain yang menawarkan offering lebih bagus. Tapi kami masih berhubungan baik karena kami berdua punya side job sebagai fotografer pre-wedding.

Dari sinilah aku jadi akrab dengan keluarganya, meskipun sebaliknya tidak. Aku yang tinggal sendiri merantau di Jakarta tidak banyak yang bisa dishare ke temanku ini, malah justru mereka yang kuanggap sebagai keluargaku. Dengan keakraban kami, aku juga kenal baik dengan istrinya. Mereka menikah 3 tahun yang lalu. Namun hingga kini belum dikaruniai dengan buah hati oleh Tuhan.

Mereka seringkali ribut dan kawanku ini suka curcol soal hal ini. Hingga suatu ketika, sehabis sesi foto prewedding di daerah Pantai Indah Kapuk, kawanku berkata “Bro, gw udah kenal lo berapa lama sih?” “Ya dari gw masuk PT XYZ, lo kan udah lama disana yang punya kantor. mmmm… berapa lama ya? 5 tahun kali?” “Iya, selama ini gw udah nyaman banget bareng sama lo, kerja sama lo, gila2an juga sama lo” Heummmm… apaan nih, jangan2 ntar dia bilang, dia gay trus suka sama gw. “Wah kenapa nih bro, tumben2an lo aneh begini?”*

“Gini bro, gw ada satu permintaan sama lo. Lo tau kan gw sama istri gw udah 3 tahun married tapi belom punya anak. Gw berdua udah cek ke dokter dan kondisi gw sama istri gw sebenernya sehat kok” “Yaaaudahalaaah” kupikir dia mau bilang apaan. “Mungkin emang belom dikasi sama Tuhan, kali lo disuruh senang-senang dulu bro, lo berdua kan kerja, jabatan oke, gaji juga oke, lo berdua bahkan sering jalan-jalan keluar negeri” Memang betul bahwa karibku dan istrinya ini dari segi karir sukses luar biasa. Sejak pindah ke kantornya yang baru, dia langsung melejit bisa menduduki posisi Senior Manager yang sangat diandalkan oleh Dewan Direksi. Istrinya pun begitu, selalu dengan gampangnya memuluskan deal-deal perusahaan, maklum istrinya bekerja di bidang distribusi komponen pembangkit listrik. Kebayang dong margin mereka gimana?

“Yaaah bukan gitu bro, gw ngerasa hidup gw hampa aja gak ada anak, istri gw juga ngerasa begitu.” “Yah, terus gimana bro, mungkin lo coba usaha lagi aja selama 1 tahun maybe” “gak bisa bro, istri gw udah nyerah”. “Oookkkeeeey, trus permintaan apaan yang lo maksud?” “Gini….” dia berhenti sejenak tidak melanjutkan kalimatnya. “Gini….” “eaaaahhhh…. lama daaah” “Iye iyeee, gini, gw minta bantuan lo untuk bikin istri gw hamil.” And I said WHATTT???? “Serius bro, lo jangan becanda deh, aneh2 aja.” aku terhenyak mendengar permintaan dia. Gila aja, ini kan sama aja aku menghianati karibku sendiri, seseorang yang sudah kuanggap kakak. “Seriusan ini…. gw udah diskusi panjang lebar sama istri gw soal ini.”

“Gak bisa lah bro, gila aja lo, gw bukannya gimana2, cuma men, lo sama gw kan udah temenan lama, gw udah anggap lo kayak abang gw sendiri, mmmm…. gak ada alternatif lain apa? misalkan bayi tabung?” “gak lah, bayi tabung kemahalan, gw udah konsul sama beberap dokter di Indonesia sama di Singapore, biayanya gede banget, bisa dapet Honda Jazz gw, belum lagi rasio keberhasilannya cuma 65%. Gw gak bisa ambil chance cuma segitu” Kawanku ini seorang akuntan yang handal, semuanya diperhitungkan dari sudut pandang matematis. Pernah kami backpackeran ke Indonesia Tengah (Bali, Lombok, Flores, Timor) yang ada kalo backpackeran kan ngegembel, seadanya duit. Ini dia nggak, semua tercatat rapi, tips tukang parkir, biaya kereta, biaya ferry dll.

“Yaaa, apakek, mmm…. adopsi gimana?” “nggak lah, kita gak tau orang tua si anak ini kayak gimana” “Yang nentuin sikap anak itu bukan siapa ortunya, tapi lingkungan dia? gw yakin kal… ” kawanku sudah memotong tidak mau mendengar “Gini bro, gw bukannya sembarangan minta tolong sama lo, gw udah tau background lo, gw diam-diam research tentang lo, keluarga lo, riwayat medis lo *jangan tanya gimana caranya*, ditambah lagi, gw udah kenal sama lo udah lama banget, lo orangnya gak macem-macem yaaah bandel2 dikit okelah cuma kan gak parah2 amat, lo kenal baik sama istri gw, lo kenal sama bokap nyokap gw, adek-adek gw. Ya kalo lo mau masuk Kartu Keluarganya bokap gw, pasti dengan senang hati mereka nerima. Intinya, gw udah bicarain masalah ini panjang lebar, pro-kontra, konsekuensi dan segalanya sama istri gw dan kita berdua setuju”*

“Oke, kalo boleh tau emang yang milih gw siapa, lo apa istri lo?” “kita berdua spontan kalo nggak ada kandidat yang lebih tepat selain lo” Wah terharu aku mendengarnya. “Gw gak bisa mikir sekarang nih bro, lo boleh kasi gw waktu buat mutusin ini gak? ini rada aneh dah permintaannya.”

Diam-diam setan, aku memang mengagumi istri kawanku ini. Bisa dibayangkan lah wanita muda, mmmm gak terlalu muda sih karena umurnya sekarang sudah 32 tahun, umurnya beda 5 tahun dengan umurku, berpenampilan layaknya eksekutif muda, setiap kali bertemu kalau dia menjemput kawanku ini, dia selalu menggunakan blazer kantoran yang justru menonjolkan sex appealnya. Kulitnya tidak terlalu putih, namun bersih, rambutnya dipotong sebahu, badannya juga gak terlalu langsing. Tingginya semampai, ideal jika diperhatikan mungkin tingginya sedaguku. Tapi the main attractionnya adalah her boobs. Her big melon boobs. Aku perkirakan mungkin ukurannya sudah 34D. Mungkin juga besarnya ini ditunjang oleh body mass dia yang memang tidaklah kurus. Bahkan dalam balutan blazer kerja resmi pun yang sangat tertutup, siluet bongkahan gunung kembarnya seperti menyihir untuk memandangi.

Makanya setiap kali aku ngobrol dengan istri kawanku ini, aku selalu fokus dengan ngobrol sambil melihat ke pangkal hidungnya. Aku terlalu takut untuk eye contact, tapi juga tidak mau mataku jelalatan ngeliatin toket gedenya. by the way, namaku Rendi, karibku ini bernama Wein sedangkan istrinya bernama Rini.

Sudah hampir dua minggu aku memikirkan hal ini tidak kunjung tuntas. Aku tau gimana nikmatnya menggenjot tubuh Rini dengan sepenuh nafsu, apalagi udah dapet izin dari suaminya. Namun aku masih merasa ada yang mengganjal. Aku tetap merasa tidak enak dengan Wein. Wein ini baik sekali denganku, benar-benar seperti abang sendiri. Sudah tidak terhitung berapa kali dia meminjamkanku uang untuk utang2ku, meminjamkan mobilnya, meminjamkan peralatan kameranya. Bahkan bisa dibilang, side job fotografer pre-wedding ini modalnya 90% dari dia sedangkan aku modal dengkul saja.

*TINUNINUNG* BBku berbunyi tanda pesan baru diterima. Dari Wein. “Bro, gimana nih, udah ada keputusan belom?”. Aku belum membalas, tapi pasti di ujung sana, dia sudah tau kalau aku sudah membaca pesannya. *TINUNINUNG* pesan baru masuk lagi. “Bro, please lah, help me, I have never ask you for any help. Gw bukannya mau ngungkit2 apa yang udah gw pernah bantu ke lo. Tapi please…” Mungkin kalau orang lain yang membaca pesan itu akan terbaca bahwa Wein ini pamrih dalam memberi bantuannya. Namun tidak bagiku, aku tau persis aku sudah berhutang banyak dari kebaikan yang diberikan Wein. “Oke bro, gw setuju. I hope this is not one of your sick jokes.” “GREAT!!!! gw kabarin istri gw.”

Hari itu hari Rabu, kami janjian untuk ketemuan di Plasa Senayan (PS). Aku selalu suka PS, karena gak terlalu crowded, jadinya untuk nongkrong pun enak. Kami janjian di food court. Aku sudah menunggu agak lama hampir 20 menitan, cemilan french friesku pun udah hampir habis, tiba ada yang menepuk pundakku dari belakang “Hi Ren..!” salam Rini kepadaku dia tiba dengan Wein dari arah belakang. Aku kali ini benar-benar canggung bertemu dengan mereka, tidak seperti biasanya “Eeehh hai.. Mbak” “Mbak? Mbaak? sejak kapan kamu manggil aku Mbak?” protes Rini kepadaku “Grogi dia” celetuk Wein. Dan memang benar, aku lagi super grogi, tanganku seketika berkeringat basah dan aku salting. “Ren, udalah nyantai aja.” “eeeh iya Rin” “Rin? duh kamu rileks deh, sekali2nya kamu manggil aku Rini” Betul, aku selalu memanggil Rini dengan panggilan teteh. Karena dia dan Wein lebih tua daripadaku, lebih tua 5 tahun.

“So…” ujarku “Iya, so….” Rini mengulang kata-kataku dengan penuh semangat dan senyum. Aku sampai takut jangan sampai Wein cemburu, tapi nampaknya Wein oke oke saja. Wein menimpali “Makasih banget bro lo mau bantuin gw, ya yang kayak gw cerita, kita perlu bantuan lo untuk…. untuk…. ya you know” “Iya, gw ngert, trus gimana prosesnya nih. Apa gw dateng tiap hari apa, rutin. lalu ML. atau lo ada di situ ngeliatin gw sama teteh ntar jangan2″ “wueeeh…. ogah meen yang bener aja deh lo jangan gila” kami bertiga terbahak2. No no… gini, gw gak mau tau, arrangementnya antara lo sama Rini aja, kalian janjian dimana, ngelakuinnya dimana, don’t tell me. I don’t wanna know. Ntar kebayang2. Hey men, lo sobat gw cuma kalo ngebayanginnya masih gimana…” canggung deh kita bertiga. Ini dia yang sebenarnya aku takutkan. Aku takut melukai perasaan Wein. Namun mengingat ini permintaan Wein dan Rini sendiri ya mungkin bisa dikesampingkan saja.

Rini kemudian menimpali. “I’ll contact you ya. btw ini ada hubungannya sama masa subur gw, jadi harus dilakuin di waktu yang pas.” aku mengangguk tanda setuju. Malam itu kami lanjut nonton dan pulang ke tempat masing2. *TINUNINUNG* BBMku kemasukan message, dari Rini, “Ren, kamu besok free gak.” “Aku sih free teh, Wein emang kemana?” “Dia lagi keluar kota. “Oke teh, jadi aku ke apartemen aja nih” “Iya you can come”

Lusanya aku tiba di apartemen, sengaja aku bilang Rini kalau aku akan datang lebih cepat mungkin sebelum gelap agar tidak terlalu larut pulangnya. Aku merasakan deg-degan luar biasa. Jujur saja meskipun aku belum menikah, aku sudah merasakan hubungan seks dengan mantan-mantanku dulu. Namun belum pernah kurasakan hal seperti ini, deg-degan luar biasa gak berhenti juga sejak turun mobil dari parkiran, naik ke lift sampai ke pintu apartemennya teteh. Setelah ku pencet bel 3x masih belum ada jawaban, lalu aku mengeluarkan BBku untuk bbmin teteh, namun disaat bersamaan teteh membuka pintu. “Haiiiyy Reeenn, I’ve been waiting for you, come in” Eeeeuuuuhhhh…. senyum teteh bikin hati melted. Aku harus berusaha untuk tidak main hati untuk urusan beginian. “Iya teh, sorry telat, tadi cari bensin dulu” “Yuk masuk”

Rini menyuruh duduk diruangan tengah, di ruang tivi. Didepan tivi terhampar spreadsheet, mirip timing untuk pipeline project, tapi ini beda, ada tanggal yang berulang. Ah! Aku baru sadar, ini adalah siklus haid dan masa suburnya Rini. “Udah research ya Teh, ini kok sampe berantakan gini” “Itu dia Ren, sebelumnya aku mau jelasin ke kamu dulu soal ini” ujar Rini yang datang dari arah dapur membawa soft drink dan diletakkan di meja kecil sebelah sofa tempat aku duduk. Belum sampai Rini sampai ke sofa, aku turun ke bawah mengobrak-abrik spreadsheet yang dibuat Rini, sok sok ngerti lah. Rini pun duduk di sofa setelah meletakkan kaleng soft drink di meja.

Sore itu Rini sangat seksi, dengan rambut diikat ke belakang dengan hanya menggunakan karet, memperlihatkan lehernya yang jenjang dan tengkuknya yang seperti mengundang untuk aku jilati, Rini memakai you-can-see warna putih yang tidak terlalu tipis, namun aku bisa melihat tali BHnya yang berwarna hitam menyembul melingkari pundak. Rendaan bra pun tercetak di you-can-see Rini dari depan melingkar ke belakang. Belum apa-apa aku sudah mikir macam2. Untuk bawahannya dia menggunakan Hotpants yang cukup pendek, celana dalamnya pun terceplak di bokongnya yang semok. Brrrr……. Rini ini benar2 didesain Tuhan untuk menaikkan birahi pria sepertinya. Aku tidak bisa bayangkan gimana Wein tiap hari, tiap malam disuguhi malaikat sempurna seperti ini.

KLOP, jari Rini disentakkan di depan wajahku “Bengongin apaan hayoooo, belom apa2an udah ngayal2″ Anjir, ketauan aku memandangin dia. “Ngggg… nggak kok teh, kagum aja dan iri sam Wein bisa punya istri se-perfect Teteh” ujarku menggombal. “Bisa aja deh kamu. Jadi gini, planning aku, kita cuma ML pada waktu aku sedang subur. yang berarti 14 hari sebelum aku mens. Aku ini mensnya kan selalu tanggal 25an. Jadi ya sebelum2 itu kita ML” Kulihat jamku, melihat bagian tanggalan, masih tanggal 29. “oooo…. kirain mulai sekarang, kan masih tanggal 29 nih teh” “Ya well, aku mau test drive dulu” Apa2an nih maksudnya Rini. “Maksudnya gimana Teh?” “Hhh…. kamu ini lucu ya, super lugu. Kamu tau aku sengaja berdandan gini buat kamu?” AKu semakin bingung. Rini turun ke bawah duduk diatas karpet di sebelahku. Dia memeluk lengan kiriku dan menyandarkan kepalanya di bahuku.*

“Kamu tau gak sebenernya kenapa kita gak bisa punya anak?” “Iya, Wein juga cerita kok, katanya kalian berdua sehat tapi bingung juga kenapa gak bisa” “Itu sepotong aja ceritanya, kamu tentu ingat kecelakaan yang Wein alami 2 tahun lalu” Aku kemudian flashback, semuanya menjadi jelas sekarang. 2 tahun yang lalu, Wein terlibat kecelakaan parah di Cipularang. Bukan… bukan tempat kecelakaannya Saipul Jamil ntar dikira jadi cerita hantu. Saat melaju kencang disebuah turunan, mobil Wein diserempet oleh mobil yang menyalipnya dari sebelah kiri, mobil Wein oleng dan menabrak pembatas jalan sampai mobilnya terbalik berkali2 sebelum akhirnya berhenti terbalik setelah menabrak kaki sebuah jembatan penyebrangan di atas tol. Kondisi Wein luka parah, beberapa tulangnya remuk khususnya pinggul kiri ke bawah. Tubuh bagian atas Wein sama sekali tidak rusak, namun pinggul hingga kaki kirinya harus di operasi beberapa kali hingga perlu diterbangkan ke rumah sakit di Singapura.

“Iya aku tau teh, apa gara-gara itu We…” Rini mengangguk, aku terlalu takut untuk melanjutkan pertanyaanku, takut membuat sedih Rini. “Sejak itu Wein kehilangan fungsi seksualnya. Dia tidak bisa “bangun” lagi. Dan ejakulasi yang dia dapat hanyalah saat dia mimpi basah. Karena kecelakaan yang dia alami, dia tidak bisa menghasilkan sperma yang bagus. Dia tentu saja gak akan jujur ke kamu kalo aku tidak bisa hamil karena dia. Selama ini aku berhubungan dengan Wein hanya sebatas petting saja, atau dia memasturbasikanku dengan dildo2 yang dia beli. Aku cinta Wein, namun aku ada kebutuhan yang harus dipenuhi. Dan selain itu, wanita mana sih yang gak ingin punya anak.” Aku terhenyak mendengarnya. “Iya Teh, aku ngerti kok” Setelah beberapa lama, wajah *Rini menjadi ceria kembali, saking cerianya menjadi lusty lagi. “So, Ren. Kamu mau kan muasin aku. Cuma kamu yang aku dan Wein percaya. Aku tau Wein pasti sakit hati dengan hal ini tapi ini justru usulan dari dia” “Iya Teh”.

Kami berpandangan beberapa lama, kemudian aku beranikan diri mendekatkan bibirku ke bibir Rini. Rini menyambutku dengan penuh nafsu, tangannya langsung memelukku dan badanku langsung ditindih saat posisiku masih terduduk di atas karpet. Dengan canggung aku hanya menempatkan kedua tanganku di pinggang Rini. Ciuman kami penuh nafsu, seperti dua pasang kekasih yang sudah lama tidak bertemu. Kami saling berpacu berciuman, saling berebutan bibir atas, bibir bawah, main lidah dst dst. Perlahan tanganku dibimbing untuk meremas buah dadanya. Buah dadanya yang sangat besar. Tangan kananku melakukannya dengan sangat baik. Good Job! tangan kiriku melingkar meremas pantatnya yang sangat seksi. Sesekali kami bergulingan diatas karpet.

Setelah kami berdua ciuman dengan hotnya sampai bibir kami berdua nyut-nyutan, Rini melepaskan ciumannya. “Kamu tau, aku selalu kagum sama kamu Ren, sejak pertama kali ketemu. Tapi ya apa mau dikata, aku ini istri orang, tapi look here we are now.” Aku hanya bisa tersenyum, kalo lagi sange gini biasanya otakku berhenti bekerja, jadi mendingan diam saja daripada ngomong hal bodoh. Lalu Rini, beranjak berdiri dan berkata “You ready to fuck me?” “Mmmmmm…. aku gak janji Teh, aku takut gak mampu. Lagian kan aku udah anggep Teteh kayak kakak sendiri.” Rini turun kembali dan meremas celana jeansku di bagian kontolku. “Katanya si Junior nggak tuh” sambil tersenyum nakal. Rini berdiri kembali dan berjalan ke arah kamar tamu. “Jangan lama-lama ya nyusulnya” sambil membuka pintu kamar tamu dan menghilang ke dalam.

Aku setengah sadar langsung berdiri menuju tas ranselku yang tadi kuletakkan dekat rak TV, segera bongkar celanaku, celana jins dan celana dalamku dan berganti dengan celana boxer longgar andalanku. Ku berjalan menuju kamar tamu dan mengetuk sebelum masuk. Entah apa yang kupikirkan, aku masih berpikir harus bertingkah sopan kepada Rini. Begitu aku masuk, aku menemukan Rini sudah merebah di atas kasur, kasur yang biasanya kutiduri kalau aku menginap disini. Rini sudah menanggalkan you-can-see dan hotpantsnya. Yang tertinggal ditubuhnya hanyalah BH yang sepertinya kekecilan karena terlihat seperti tidak bisa menampung toket Rini yang besar, dan G-string. Rini bertumpu dengan sikunya di punggung. “Buka dong kaosnya…” setelah kubuka kaosku, aku menghampiri Rini dengan merebah di sampingnya kirinya. Rini mengubah posisinya menjadi menghadapku. Jarinya yang lentik mulai bermain-main mulai dari dadaku, turun ke bawah, masuk ke celana, pas hampir sampai di kontolku yang sudah super tegak seperti mau meledak, Rini tarik lagi jarinya keatas.

Rini kemudian menciumi badanku, menjilati putingku, aku mulai merasakan nafasku menjadi tidak beraturan. Sudah horny super bos. Sambil menciumi puting kiriku, Rini kemudian menaiki badanku, menunggangiku layaknya joki diatas kuda, memeknya yang masih tertutup G-string *di gesek-gesekan ke kontol tegangku yang juga masih tertutup celana. Aku meremas kedua bongkah pantat Rini dan sesekali membimbing gerakan pinggulnya. Rini tampaknya menikmati yang kulakukan. Cukup lama Rini menciumi putingku, bergantian kiri dan kanan, ciumannya mulai naik ke leher dan kami pun berciuman kembali. Ciuman kami sama panasnya seperti ciuman di sofa tadi. Sesekali Rini melepaskan nafasnya seakan itu yang dia tahan selama ini. Tangannya menjambaki rambutku, pinggulnya masih bergoyang. Pettingan ini kami lakukan cukup lama. Kalau Rini memang Test Drive, aku mungkin memang harus memuaskan dirinya sampai pol. Rini semakin blingsatan menciumiku, gerakan pinggulnya semakin menjadi, mengalahkan bimbingan tanganku.

Aku pun merubah posisi, kami berguling dan kini Rini berada dibawah ku, ku gesek-gesekkan kontolku ke memek Rini. Kakinya yang jenjang melingkar menjepit pinggulku sebagai reaksi gesekanku. Semakin kuat aku menggeseknya, semakin kuat pula jepitan. Sampai akhirnya seperti Rini membantingku ke sisi dan kami bersebelahan dan jepitannya makin kencang dan bergetar jambakannya juga semakin mejadi. “AaaaaaaaaaAAAAAAAAAAAaaahhhhhhh…….hhhhhhhhhhh ……..” Rini sedang orgasme. Orgasme Rini ditutup dengan exhale nafas panjang Rini dan dilanjutkan dengan ciuman mesra ke bibirku. Mukaku merah padam, bahagia rasanya bisa memuaskan Rini. “Gimana Teh, barusan O ya” “Ouuuwhhh iyaaaah…. udah lama aku gak ngerasain O kayak begitu, bahkan kontol kamu pun belom masuk.” Rini kembali menciumi bibirku, tangannya yang lembut sambil mengelus-elus pipiku. AKu merasakan rasa sayang dari belaiannya, atau memang beginilah perilaku seksual Rini.

“Kamu gak mau nelanjangi aku? Aku masih lengkap gini?” “Jangan dulu Teh, Teteh lebih seksi kalo ada yang nutupin, mau pelan-pelan aja. Btw aku boleh sampe jam berapa ini?” “Terserah kamu aja..mmm… sekuatnya kamu aja…” Rini kembali menciumiku. sungguh luar biasa Rini terus-terusan menggodaku dengan body seksinya. Sambil menciumiku, Rini menggeliat-geliat, menggesek-gesekan tubuhnya ke tubuhku. Kami berdua bertukar panas tubuh, wajahnya yang nafsuin semakin menambah nafsuku kepadanya. Geliatan Rini semakin menjadi, pelan dan halus namun tau bagaimana menaikkan birahiku. Hingga menggeliat turun, sampailah kepala Rini di depan celanaku. “Buka ya” “terserah Teteh, punya teteh kok” Rini membuka celanaku sama sekali tidak menggunakan tangan, dengan bibirnya dia menarik celanaku turun kebawah. Sampai didengkul celanaku dilanjutkan dipeloroti dengan tangannya. Rini kemudian menunggangiku lagi. Otomatis posisi tubuhnya berputar. Jadi saja kami dalam posisi 69 yang super seksi.*

Aku sudah telanjang bulat sedangkan onderdil Rini masih lengkap. Rini menangkap kontol tegakku. Sesekali dia menciuminya dengan lembut. “Ren, gede amat nih, aku gak yakin muat.” “Yah teh, dicoba aja dulu, diukur pake mulut” godaku. Rini membalas dengan cubitan pelan di pahaku. Rini perlahan menciumi sekeliling kontolku hingga basah dengan air liurnya, kemudian sleebb… masuklah kontolku ke dalam mulut Rini yang di pagari dengan bibir tipis nan seksi. “Mmmmmmhhhhh…… mmmmmmhhhh……mmmmmm…..” sama sepertiku Rini sangat menikmati sepongan yang dia lakukan ke kontolku. Pinggul Rini yang saat ini ada di atas dadaku mulai menggeliat, aku cengekeram pantat Rini dan kuremas2. “Teh, kubuka ya” aku merujuk kepada G-string Rini.. “hhheee *emmmm” tanda persetujuan Rini keluar dari mulut yang masih penuh dengan kontolku. G-String Rini modelnya entah apa namanya, yang pasti hanya dengan membuka satu simpul tali di belakang G Stringnya sudah terlepas.*

Wow… lembah surgawi Rini benar-benar indah, putih dan tidak ada jembut yang tumbuh di sekitarnya, ditambah wangi sekali. Aku tidak langsung menjilati, jempolku mengelus2 area sekitaran bibir memek Rini yang masih basah dari orgasmenya yang pertama tadi. Kemudian kuciumi saja memeknya, lama kelamaan ciumanku berubah menjadi jilatan, tidak ada sudut memek yang luput dari jilatanku. Goyangan pinggul Rini semakin menjadi, jilatanku juga tidak bisa kalah, aku pun semakin menjadi menjilatnya. Rini pun mengimbanginya dengan menghisap, menjilati, menciumi kontolku dengan liar. Bijiku pun tak luput diciumi olehnya. Saat Rini semakin turun ke bawah, aku tau dia mau menjilati lobang sunholeku. Aku menolak. Kutarik tubuh Rini supaya mulut Rini kembali sejajar dengan kontolku dan kuarahkan kontolku ke mulutnya kembali “Jangan Teh, jangan ke situ, aku gak suka” “Okemmm…… mmmm…. Ren, as you wish….mmmmmhhhhmmmm” Ya men, plis deh, dia cium silitku, aku dan dia nantinya ciuman, ya apa bedanya aku cium silit sendiri.

Aku lanjutkan menjilati memek Rini yang semakin basah. Rini juga sudah mulai panas, tanganku dengan lihai bergerak kepunggungnya, membuka kaitan BHnya dan melepasnya. Aku tidak bisa melihatnya namun aku bisa merasakan, toket kencang nan kenyal menekan pinggang depanku. Kutengok ke kananku, ternyata lemari pakaian kamar tamu ada cerminnya. Aku bisa melihat dengan jelas posisi kami benar benar hot. Sambil meneruskan jilatanku, aku merogoh toket Rini untuk kuremas-remas dengan kedua tanganku. Posisinya memang sulit namun sepertinya Rini menyukainya “Teruuuuussss…..mmmmmmhhhmmm…. teruuuss….” Rini menggumam. Setelah berapa lama, dan setelah beberapa sedotan tiba2 paha Rini melingkar erat *memiting kepalaku erat di antara selangkanganku, dan CRrroooooottt……… keluar cairan hangat dari memek Rini. Ternyata dia O yang kedua kalinya, Rini gemeteran menahan Orgasmenya kali ini sambil meremas pahaku dalam posisi membungkuk.*

“AAAaaaaahhhhhhhhh…. ya ampuuuuuuunnnhhhh….hhhhh… kamu hebat banget aku udah dua kali…” Rini langsung berbalik badan dan berkata “Now for the main course-nya ya. Rini jongkok diatas pinggangku, berupaya untuk memasukkan kontolku ke dalam memeknya, namun sudah beberapa detik sepertinya dia kesulitan, aku langsung memeluknya dan berusaha menukar posisi, membantingnya dengan lembut ke kasur dan membuka kedua kakinya. “Iya, main coursenya nih, siap-siap yah.” Ku perlahan mulai memasukkan kontolku ke dalam memeknya. Memek Rini benar-benar sempit, aku tak mengerti, mungkin karena sudah lama tidak pernah dimasuki kontol, tapi harusnya dengan dua kali O sudah bisa dengan mudah dicoblos. Apa mungkin memeknya yang terlalu kecil dan kontolku yang kegedean. Atau memang keduanya. “Sempit nih Teh” “Lanjutin…. lanjutin… aku gak kenapa2″ dengan satu sodokkan kuat namun perlahan, akhirnya Kontolku bisa menembus liang vagina Rini. “AAAAAAaaaakkkkkhhhh….” jeritan keras Rini dan cakaran di punggungku menyertai tusukanku.*

AKu perlahan mulai genjot, rasanya luar biasa, Rini yang tadinya meringis kesakitan lama-lama terlihat menikmati, makatanya sudah merem melek gak karuan. Nafasnya bersuara tak beraturan dan seirama dengan sodokanku. Dalam posisi ini kami bergumul lama sekali, beberapa kali Rini memiting pinggangku namun aku tetap sodok saja. Lalu Rini mencoba mengganti posisi ingin di atas. Rini mendorong tindihanku dan berbalik memindihku. Semua dilakukan tanpa kontolku terlepas dari memeknya. Gantian sekarang Rini yang memompa kontolku. Sungguh nikmat melihat wanita sesempurna Rini sedang menikmati bercinta denganku. Toketnya yang besar dan kenyal menggandul gandul seiring dengan genjotannya dia. Sesekali Rini pun melenguh dan menghela nafasnya panjang. Jika Rini sudah agak capai, Rini memelukku, namun seringnya dia duduk diatasku memamerkan toketnya yang besar. Tangannya membimbing tanganku agar tetap meremas buah dadanya dan memainkan putingnya. Sesekali aku pun menjilati putingnya.*

Masih dalam keadaan pinggulnya memompa kontolku. Aku beberapa kali berusaha merubah posisi menjadi man on top lagi namun Rini menahan. ia masih ingin menguasai kontolku demi kepuasannya untuk beberapa lama. Tiba2 genjotan rini semakin kencang. Kedua kaki Rini memiting pinggulku dan tubuh Rini ambruk ke tubuhku dan Rini menyerangku dengan ciuman ganas. Rini O ketiga kalinya. Aku semakin nafsu melihat Rini yang sudah O, membalikkan posisi menjadi man on top, mumpung Rini sedang tidak ada tenaga untuk melawanku. “bentar…hhhh… time outtt..hhhh” Ujar Rini menyerah. “Jangan Teh, tanggung, ayo lagi.” Aku kembali menggenjot, tidak tanggung-tanggung aku menggenjot dengan rpm cepat dan konstan, Rini semakin menggila dan berteriak2. Sesekali aku mencumbu bibirnya, menjilati putingnya, menciumi lehernya, menjilati kupingnya. Diperlakukan seperti itu genjotan Rini dari bawah semakin menjadi.*

Saat dipuncak2nya aku keluarkan kontolku. Kutarik tubuh Rini dan kubalik badannya sampai Rini nungging di hadapanku. Disuguhi dengan pemandangan berupa bemper yang sangat seksi, ku langsung masukkan kontolku ke dalam memeknya dari belakang. Ku raih dua bantal untuk menopang tubuhnya dan kumulai genjot kembali. Rasanya dengan posisi ini aku akan cepat keluar. Kugenjot dengan cepaat cepaaat aaaaaahhhhhhhhh “Teeeeeehhhh…. aku mau keluarrrr….” “Iyyyaaa Reeeennnnn…. keluarin ajaaaa” genjotanku kulanjutkan, rasa semriwing disekitar kemaluanku sudah mengumpul namun entah kenapa tidak keluar2 juga. Rini sepertinya sudah menyerah, dia tidak bisa lagi melawanku, akhirnya dia dalam posisi tengkurap, membuang bantal dari bawah tubuhnya dan ambruk ke kasur. Dengan posisiku menindih Rini tanganku melingkar ke depan meraih kedua toketnya. tak luput kembali kuciumi tengkuk dan leher belakangnya. Rini yang sudah tak berdaya masih terangsang dengan ciuman2ku.*

Hingga akhirnya, ledakan itu muncul “TTttttteeeeeehhhhhhh…..AAAAaaaaaaahhhhhhh…… ….” Kubuang semua cairan spermaku. Belum pernah aku selega ini melepaskan spermaku ke dalam liang vagina seorang wanita. Biasanya aku menggunakan kondom ataupun buang diluar. Namun sensasi buang di dalam tanpa kondom memang lebih nikmat. CRrrrrroooooooooooootttt…..crrrrrttttt crrrrrtttttt…. aku bisa merasakan denyutan memek Rini menyambut datangnya sperma2ku. “Enaak ren” “Enak banget Teh” “Bukan, bukan, tadi aku bukan nanya ke kamu, aku bilang ke kamu dientotin kamu itu nikmat banget. Aku beruntung banget setelah sekian lama puasa langsung dapet yang kayak kamu” Posisi kami masih dalam posisi bercinta kami sebelumnya, aku masih menindih Rini dari belakang dengan kontol masih terhujam di dalam namun akhirnya aku ambruk kesamping. Kuciumi pundak Rini, kubelai dengan lembut punggungnya dan kubelai rambutnya yang tadinya sudah berantakan. Kami berdua pun ketiduran.

Aku terbangun melihat jam sudah di pukul 10.30 malam. Aku melihat kesampingku, Rini tidak ada. Tidak lama kemudian pintu kamar terbuka, Rini masuk kembali dan langsung menyerangku. Malam itu kami lagi2 bercinta hingga pagi.*

Setelah test drive yang pertama ini kami pun rutin melakukan seks selama lebih dari 1 bulan. Seringnya saat Wein tidak ada di rumah, atau gantian di apartemenku atau kami ke luar kota. Sampai akhirnya berita gembira itu hadir, Rini positif hamil. Wein dan Rini dan juga Keluarga besarnya gembira bukan main. Aku pun senang akhirnya aku menjadi ayah dan juga bisa membahagiakan Wein. Namun biarlah Wein yang mengurus anak ini dengan lebih baik. Aku dan Wein pun masih bersahabat hingga kini. Tapi yang Wein tidak tahu, meskipun sudah lewat 3 tahun Rini berhasil hamil dan melahirkan anak dariku, namun Aku dan Rini masih sering bercinta. Mungkin saja Wein tahu dan membiarkan. Entahlah, aku tak tahu bagaimana mengakhirinya. Bercinta dengan Teh Rini benar2 bikin ketagihan.

Menyusui Anak Gede


Cerita Dewasa -- Namaku Dio, umurku saat ini 16 tahun dan telah duduk dikelas 1 SMA. Aku seorang laki-laki yang biasa-biasa saja dan tidak terlalu populer dikalangan para gadis. Aku mempunyai nafsu seks yang cukup tinggi tapi tentunya hanya bisa aku tuntaskan dengan onani sambil menonton film dewasa, menyedihkan. Aku anak pertama dari keluargaku, adekku Sonya baru saja lahir 5 bulan yang lalu dan masih dalam tahap pemberian asi yang rutin oleh ibuku.

Kadang setiap ada kesempatan, aku dapat melihat payudara ibuku yang sedang asik menyusui adikku yang masih bayi. Ibuku bernama Risa masih berumur 33 tahun karena ibuku menikah muda waktu umurnya masih 17 tahun, sedangkan ayahku saat ini berusia 41 tahun berbeda 8 tahun dari ibuku dan sedang sibuk-sibuknya dengan proyeknya sehingga kadang pulang larut malam atau bahkan tidak pulang karena ada kerjaan di luar kota. Awalnya tidak ada perasaan apapun melihat ibuku yang sedang menyusui, namun sejak aku menonton film ataupun cerita porno tentang hubungan sedarah ibu dan anak, aku mulai tertarik memperhatikan payudara ibuku yang putih mengkal penuh susu tersebut. Bahkan kadang aku mulai berani beronani sambil membayangkan tubuh dan payudara ibuku.

Hari demi hari nafsuku semakin tinggi saja, intensitas onaniku semakin sering dan tentunya yang menjadi target onaniku adalah ibu kandungku sendiri. Setiap ibu menyusui adikku, aku selalu berusaha mencari kesempatan supaya mendapatkan posisi yang pas melihat ibuku yang sedang menyusui, baik ketika sedang menonton tv atau saat dikamarnya. Awalnya tidak ada kecurigaan apapun terhadapku tapi lama kelamaan ibu mulai risih juga dengan kehadiranku setiap menyusui adikku.

“Sayang.. kenapa sih liatin mama terus?” katanya padaku sambil matanya melihat kearahku yang sedang asik memperhatikan payudaranya.
“Eh, eh… gak ada apa-apa kok mah..” kataku gagap.
“Beneran? Tapi kok liatin mama terus sih? Cemburu ya sama adikmu?” kata mama menggodaku. “Kalau kamu mau susu bikin aja tuh di dapur, masih ada kok susu Prenag*n mama dulu” katanya menggoda lagi.
“ahh.. mama becanda nih, masa Dio disuruh minum susu ibu hamil sih ma” kataku pura-pura ngambek, mamaku tertawa karenanya sehingga dadanya berguncang bahkan terlepas dari kuluman adikku sehingga memperlihatkan putingnya yang coklat menggoda.
“Hihi, kamu sih, lagian kamu ngapain sih liatin mama nyusuin adekmu?” tanya mamaku lagi.
“Gak ada apa-apa kok mah” jawabku yang masih agak takut ketahuan sedang horny ngebayangin mamaku.
“Hmmm.. iya deh.. kalau mau liat, liat aja.. tapi inget yah.. liatnya gak pakai nafsu, masa liat mama sendiri nafsu juga” ujar mamaku yang akhirnya membiarkan saja aku memperhatikan payudaranya yang sedang menyusui.

Aku tentu saja senang bukan main mendengarnya dan tidak menyiakan kesempatan untuk melihat mamaku menyusui adikku tanpa perlu takut ditegur mamaku lagi. Aktifitas itu tidak berlangsung terlalu lama, adikku akhirnya tertidur setelah kenyang minum asi.

“Udah ya sayang.. adikmu udah tidur nih” kata mamaku sambil memasang kembali branya dan menutupnya dengan kemeja.

Aku cukup kecewa karenanya, tapi mamaku cuek saja dan bangkit dari duduknya, sepertinya ingin mengantarkan adikku ke ranjang bawa di kamarnya. Aku iseng mengikutinya ke kamar, setelah masuk ke kamar dan meletakkan adek bayi mamaku heran melihat aku juga masuk ke kamar.

“sayang? Ada apa?” tanya mamaku. Aku berusaha tidak memandang matanya karena grogi, akhirnya aku memandang ke arah ranjang bayi.
“Gak ada kok mah, Cuma mau liat adik aja. Sonya cantik yah ma, imut-imut” kataku mengalihkan perhatian.
“Iya donk, mamanya kan juga cantik, iyakan sayang?” kata mamaku bercanda menggodaku.
“Hehe, iya mah, mama yang paling cantik di rumah ini” kataku membalas godaannya, mamaku tertawa kecil, sungguh tertawa yang renyah dan menyenangkan mendengarnya.

Payudaranya sekali lagi ku liat naik turun karena tertawa, mamaku menyadari bahwa aku sedang memperhatikan payudaranya lagi.

“Kamu ini.. emang gak puas tadi liat susu mama?” katanya tenang namun masih dengan senyum manis menghiasi wajahnya.   Agen DominoQQ

Sebuah senyum yang membuat hatiku berdebar apalagi mendengar kata-kata mamaku barusan.

“Eh… aaa.. a..anuu” kataku gelagapan.
“Dasar, mama tahu kok usia seperti kamu saat ini sedang panas-panasnya, tapi masa sama mama kamu sendiri nafsu juga, nakal yah..” kata mamaku.
“Kalau kamu horny banget, tuh nonton lagi sana bokepmu itu, mama tahu kok kamu sering nonton bokep di kamarmu”

Dugh!! Aku terkejut bukan main, ternyata mama mengetahui aktifitasku yang satu itu.

“Dan juga kalau onani di kamar mandi disiram dong sayang, masa dibiarkan gitu aja belepotan di dinding sama di lantai, kamu kelupaan yah nyiramnya? mama deh yang repot membersihkannya.. jorok tahu.” sambung mamaku lagi yang semakin membuat aku terkejut.

Aku sadar kalau kadang aku lupa membersihkan sperma yang belepotan, aduh… malu bukan main ketahuan gini.

“eh.. eh.. iya ma.. sorry mah. Tapi gak apa-apa kan mah kalau Dio onani dan nonton bokep?” tanyaku pada mama tapi dengan agak malu dan takut.
“iya-iya.. normal kok untuk laki-laki seusiamu, tapi jangan keseringan” kata mamaku mengiayakan.

Akhirnya sejak saat aku tidak perlu diam-diam lagi onani atau nonton bokep, bahkan pintu kamarku ku buka saja.

“Sayang.. makan malam…” kata mamaku di depan pintu kamarku. Aku cukup terkejut karenanya karena sedang asik nonton bokep sambil mengelus barangku.
“Ayoooo… lagi ngapain? Nonton bokep yah?” tanya mamaku menggoda.
“Eh, i-iya mah” jawabku gagap.
“ayo makan dulu, nanti sambung lagi.. “ kata mamaku lagi. Aku segera berusaha bangkit sambil mengeluarkan tanganku dari dalam celanaku.
“Emang nonton apaan sayang? Bagus ceritanya?” goda mamaku sambil tertawa.
“Eh.. iya mah, tentang ibu dan anak mah, panas banget tadi mah, mereka gituan mulu setiap hari mah di rumah, hehe”kataku terus terang pada mamaku walaupun agak malu menceritakannya.
“Ckckc.. kamu suka cerita begituan? Ya udah ayo makan dulu” ajak mamaku lagi.

Kamipun makan malam berdua saja karena papa belum pulang dan adikku sudah tidur. Setelah makan malam kami habiskan waktu menonton tv. Mama saat itu hanya mengenakan baju tidur dengan kemeja dan celana panjang. Namun tonjolan payudaranya yang besar tidak mampu disembunyikan dari balik kemejanya sehingga membangkitkan nafsuku. Lagi-lagi mamaku mengetahui aku yang sedang memperhatikan payudaranya.

“Ckckck, kamu ini.. “ katanya namun membiarkan saja aku dan mataku yang asik melihat ke arah dadanya.
“Napa sayang? Mau liat lagi?” goda mamaku. Walaupun aku sudah sering melihatnya apalagi semenjak diperbolehkan melihat terang-terangan namun aku tidak pernah puas dan selalu ketagihan.
“Iya mah, boleh? Hehe” jawabku semangat.
“Iya-iya.. sini deh, dasar anak mama satu ini nakal sama mamanya” kata mamaku. Mamaku mulai membuka kancing bajunya, dimulai dari yang paling atas, lalu kancing kedua.
“Cepetan mah..” pintaku gak sabaran dengan dada yang semakin berdebar, mamaku hanya tersenyum manis saja kepadaku.

Baru kali ini mama membuka bajunya yang hanya ada aku di depannya, biasanya harus ada adik bayi dahulu supaya aku dapat melihatnya. Mamapun membuka kancingnya yang ketiga dan menyisakan kancing ke empat yang masih melekat. Aku kini dapat melihat bra warna hitamnya yang tampak kontras dengan kulit payudaranya yang putih mulus dengan urat-urat biru disekitarnya. Mamaku mulai membuka branya yang mempunyai kait di depan supaya mempermudahnya menyusui adikku. Akhirnya kedua payudara mama yang mengkal padat berisi terpampang bebas di hadapan anak laki-laki sulungnya tanpa ada kepala bayi lagi menghalangi, membuat penisku langsung tegang di balik celanaku.

“Ma, kancing bajunya dibuka semua dong..” pintaku lagi.
“Iya-iya, dasar kamu abg mesum” setuju mamaku. Akhirnya mama membuka seluruh kancing kemejanya sehingga kini kemejanya menggantung di tubuhnya memperlihatkan belahan payudara hingga pusarnya untuk bebas aku nikmati.
“Udah? Puas? Dasar kamu.. terus mau ngapain lagi?” tanya mamaku menggoda sambil tersenyum.

Aku yang tidak tahan segera memasukkan tanganku ke dalam celanaku dan mengelus-ngelus penisku, mamaku hanya tersenyum melihat tingkahku dan membiarkanku menikmati pemandangan yang ada di depan mataku.

“Ma.. boleh Dio peluk mama?” pintaku kali ini.
“Ya boleh dong.. masa anak sendiri gak boleh meluk mamanya…” jawab mamaku.

Aku senang sekali, aku segera mendekatinya dan merangkul tanganku memeluk tubuh mamaku dari depan sehingga payudaranya yang padat tanpa halangan berhimpitan dengan dadaku. Nikmat sekali rasanya merasakan himpitan payudara mamaku yang menekan dadaku. Aku memeluknya sambil membelai punggung dan rambutnya begitu juga mamaku. Cukup lama kami berpelukan seperti itu, hingga aku melepaskan pelukanku. Mamaku tersenyum kepadaku sambil melepaskan pula pelukanku.

“Kenapa sayang? Berdebar gitu dadanya? Hihi” tanya mamaku menggoda.
“hehe, iya mah.. gimana gak berdebar mah, pemandangannya enak gini, terus susu mama tadi nekan-nekan dada Dio lagi.” Jawabku cengengesan.
“Ma, boleh gak Dio lepasin baju sama celana Dio juga?” Pintaku.
“mau apa sih kamu emangnya? Iya deh, buka aja.. sekalian aja dengan celana dalammu, bebasin aja tuh burungmu.. tegang gitu, nafsu ya?” jawab mamaku. Aku yang senang mendangar jawaban mamaku segera berdiri dan membuka baju dan celanaku menyisakan celana dalamku.
“Itu kolornya mau mama yang bukain?” tawar mamaku.
“hehe, boleh mah..” kataku sambil memajukan pinggulku ke arah mamaku.

Dia segera menyeipkan jari lentiknya di sela celana dalamku dan menariknya perlahan ke bawah, memperlihatkan penisku yang telah mengacung tegak dihadapannya.

“wah.. udah tegang yah penisnya, gitu amat nafsunya ke ibu kandung kamu sendiri..” ujarnya menggoda. Aku cengengesan sendiri.
“Mau nyusu lagi gak seperti waktu kamu kecil dulu?” goda mamaku.
“Eh.. eh, mau mah..mau banget.. hehe” tentu saja aku mau, itu adalah sesuatu yang aku impi-impikan .
“Ya udah sini dekat-dekat ke mama” ajak mamaku.

Aku mendekatinya dan duduk di sampingnya sambil bertelanjang bulat sedangkan mamaku hanya mengenakan celana panjang dengan kemeja yang terbuka didepannya, memperlihatkan kedua bukit payudaranya yang montok berisi penuh susu. Aku dekatkan wajahku ke pucuk payudaranya dan menempelkan bibirku ke putingnya. Aku mulai mengulum putingnya dan mengenyotnya sehingga air susunya yang hangat mulai keluar dan masuk dengan nikmat ke kerongkonganku.

“Dasar kamu, udah gede masih nyusu ke mamanya. Tuh lihat burung kamu negang gitu” ujar mamaku, aku hanya senyum-senyum saja mendengarnya sambil masih asik mengenyot susu mama.

Tiba-tiba terdengar suara pagar digeser, papaku pulang. Dengan segera aku melepaskan kulumanku dan memungut pakaianku yang berserakan di lantai dan berlari ke kamarku. Mamaku juga segera memakai bra nya dan memasang kembali kemejanya. Sial… nanggung banget, gerutuku. Aku dapat mendengar percakapan mereka samar0samar dari kamarku.

“Udah pulang pa?”
“nggak, baru pergi.. ya iyalah baru pulang” kata papaku tertawa diikuti mamaku. Tapi.. duh gawat, celana dalamku tertinggal di sana. Aku panik.
“Dasar kamu, udah gede masih nyusu ke mamanya.

Tuh lihat burung kamu negang gitu” Ujarku menggoda anakku yang nakal ini.

Dia masih dengan enaknya menyusu ke mamanya dengan penis yang tegang dan menempel di celana tidurku. Tiba-tiba terdengar suara pagar digeser, suamiku pulang. Dengan segera Dio melepaskan kulumannya dan memungut pakaiannya yang berserakan di lantai dan berlari ke kamarnya. Aku juga segera memakai bra dan memasang kembali kancing kemejaku.

“Udah pulang pa?” tanyaku cukup panik.
“nggak, baru pergi.. ya iyalah baru pulang” katanya tertawa diikuti tawaku. Tunggu.. apa itu, celana dalamnya Dio, gawat.. udah barusan mesumin mamanya terus celana dalamnya pake ketinggalan lagi.
“Gimana di rumah? Baik-baik aja kan?” katanya menuju tempat aku dan Dio melakukan kemesuman barusan.     Poker Terpercaya
“iya pa, baik-baik aja kok” kataku tenang. Aku berusaha menutupi pandangan suamiku dari arah sofa dimana di bawahnya masih tergeletak mayat, maksudku celana dalam Dio.
“mandi dulu gih pa, bau tuh papanya seharian gak mandi. Mau dibuatin kopi?” anjurku padanya.

Tentu saja supaya dia cepat beranjak dari sana sehingga aku bisa membereskan celana dalam itu. Dia mengiyakan dan segera beranjak ke kamar dan mandi. Aku segera memungut celana dalam anakku. Ku lihat bagian tengahnya agak basah tapi tidak lengket. Sepertinya dia memang susah horny dari tadi.

Aku ketuk pintu kamarnya, dia segera membukanya. Dia telah mengenakan baju dan celananya sendiri tapi aku tidak yakin dia pakai kolor.

“Nih celana dalam kamu ketinggalan, untung gak nampak sama papamu, lain kali hati-hati dong sayang, niiihh….” kataku sambil menyerahkan celana dalamnya.
“Iya mah, sorry buru-buru.” Jawabnya sekenanya.
“tapi tanggung nih, gak enak banget rasanya” sambungnya.
“ya gimana lagi dong sayang, papamu udah pulang tuh..” jawabku cuek.
“papa lagi mandi kan mah.. bisa tuh ma sebentar, ayo mah” katanya menarik tanganku masuk ke dalam kamarnya dan menutup pintu.
“ duh, aduh sayang.. iya-iya tapi pelan-pelan dong nariknya, sakit tangan mama” kataku pura-pura manja.

Dia yang kayanya sudah tidak tahan apalagi tadi benar-benar tanggung baginya segera meloloskan pakaiannya memperlihatkan penisnya lagi dihadapan ibu kandungnya. Aku lagi-lagi terpana melihat ukuran penisnya yang cukup besar yang tidak kalah dari papanya.

“terus mama harus telanjang dada lagi nih di depan anak mama satu ini?” kataku menggodanya.
“iya dong mah, masa nggak.. kalau boleh sih gak cuma telanjang dada aja mah” ujarnya nakal.
“terus telanjang apa? ayooo.. kamu kepingin lihat mama telanjang di depanmu ya? Anak mama nakal yah…” kataku menggodanya lagi.
“lain kali yah sayang, kalau kelamaan entar ketahuan papamu” kataku, ku lihat wajahnya cukup kecewa tapi ya ku biarkan saja walau agak gak tega.

Ku buka bra dan kancing kemejaku lagi, kali ini kololoskan seluruh kemeja dari tubuhku sehingga bagian atas tubuhku kini benar-benar polos di depan anak kandung laki-lakiku.

“mama cantik…” katanya terpesona melihat tubuh atasku, yang terpampang bebas dihadapan matanya untuk dia nikmati.

Aku juga merasakan perasaan lain telanjang dada didepan anak kandung laki-lakiku sendiri apalagi suamiku ada dirumah dan kami bisa ketahuan kapanpun, hal ini membuat jantungku berdebar tidak karuan, ku rasa air susuku makin bertambah dan memenuhi payudaraku karena perasaan ini.

“ayo cepetan sayang” kataku padanya supaya mempercepat aktifitas mesum ini.

Dia segera mendekatiku dan mengulum lagi payudaraku, air susuku kembali masuk ke mulutnya dengan derasnya. Tangannya yang satu lagi meremas payudaraku yang satunya sehingga air susuku menyemprot-nyemprot melumuri tangannya dan lantai kamarnya. Kami melakukan ini sambil berdiri. Di sela-sela aktifitas nakalnya ku lihat dilaptopnya menayangkan adegan porno, sepertinya sebelum ini dia yang merasa tanggung itu menuntaskan birahinya dengan menonton bokep.

Ku lihat air susuku mengalir disela mulutnya dan sampai kedagunya yang sudah ditumbuhi janggut tipis. Anakku benar-benar sudah besar sekarang. Kadang dia melepaskan kulumannya dan memainkan putingku dengan lidahnya, tidak hanya putingku, tapi seluruh permukaan kulit payudaraku juga mulai dijilatinya sehingga permukaan payudaraku basah dan tanpak mengkilap. Aku senyum-senyum saja, kubiarkan saja aktifitasnya mesumnya ini.

Tidak lama kemudian wajahnya mulai mengerut, sepertinya dia mau keluar.

“Keluarin aja sayang, tumpahin aja ke mamamu ini” ujarku padanya.

Dia tidak menjawab dan semakin kencang mengulum dan menjilat payudara ibu kandungnya ini.

“Crooot crooot… “ akhirnya spermanya keluar, karena posisi kami yang seperti itu spermanya jadi mengenai celana panjang piyamaku tepat di depan daerah kewanitaanku.

“udah sayang? Puaskan?” dia mengangguk.

Akhirnya dia melepaskan kulumannya dan menarik diri menjauh dari sisiku. Aku segera mengenakan kembali bra dan kemejaku. Kulihat dia masih keenakan sambil duduk di ranjangnya. Aku segera keluar dari kamarnya.

“Besok lagi yah ma.. hehe” pintanya nakal.
“hmmm… liat aja deh besok, dasar kamu..” aku keluar dan menutup pintu kamarku dan segera menuju ke kamarku.

Ku lihat suamiku telah selesai mandi. Karena tadi aku juga sempat horny karena kelakuanku dengan anakku aku mengajak suamiku melakukannya. Kami melakukan hubungan suami-istri yang panas malam itu hingga akhirnya kami tertidur (gak perlu diceritakan deh detailnya, soalnya biasa dan pembaca juga tahu apa yang terjadi).

Esok harinya aku bangun pagi seperti biasanya. Beres-beres rumah dan menyiapkan sarapan untuk suami dan anakku. Saat sedang sibuk memasak di dapur, sepasang tangan merangkul pinggangku, ku lihat ke belakang ternyata Dio anakku dengan tubuh telanjang hanya membawa handuk yang di kalungkan di lehernya.

“ sayang, apaan sih, bukannya mandi.. ntar kamu terlambat ke sekolahnya” kataku sambil berusaha melepas pelukan tangannya.
“bentar mah, abis bangun pagi ngaceng nih, apalagi liat mama gini.. mama lanjutin aja deh masaknya, Dio gak ganggu kok”jawabnya.

Saat ini aku menggunakan daster dengan celemek untuk masak. Aku biarkan saja dia memelukku dari belakang sambil aku masih terus memasak. Lama-kelamaan dia mulai meraba payudaraku dari balik celemek dan dasterku, juga masih aku biarkan saja. Selanjutnya dia mulai menggoyangkan pinggulnya, menggesek-gesekkan penis tegangnya di belahan pantat ibu kandungnya ini yang masih tertutup kain.

“sayang, kamu mulai nakal yah.. masa gesek-gesikin itunya kamu ke mama sih” kataku tapi tidak berusaha melepaskan diriku darinya. Dianya ketawa-ketawa saja.
“itu apa mah? ngomong yang jelas dong mah” katanya pura-pura bodoh menggodaku.
“itu kamu.. burung kamu” kataku dengan agak sebal karenanya, hentakan penisnya makin keras dan kencang saja di belahan pantatku.
“itu bukan burung mah, tapi kontol mah.. coba mama bilang lagi” katanya kurang ajar mempermainkan mamanya.
“iya… kontol. Masa kontol kamu digesekin di pantat mama gitu sih sayang” kataku menuruti kemauannya.
“Digesekin gimana mah?” katanya pura-pura bodoh lagi, kali ini makin kencang saja gesekannya di belahan pantatku, bahkan menyelip di pahaku sehingga kain dasterku ikut terlipat di antara pahaku.

Selanjutnya dia melepaskan pelukannya tapi kini malah meraih bokongku dan memegangnya, dia lanjutkan kembali aktifitas mesumnya terhadapku. Kini posisiku seperti sedang disetubuhi olehnya dari belakang.

“kainnya menghalangi aja nih mah” katanya.

Aku diamkan saja perkataannya sambil dia masih asik dengan aktifitasnya.

“Ma, temenin Dio mandi dong mah.. udah lama nih gak rasain dimandiin mama” pintanya terhadapku.

Sebenarnya itu adalah permintaan yang biasa dari seorang anak pada ibunya, namun tidak bila anaknya sudah sebesar ini, dengan bulu yang sudah tumbuh disekitar kemaluannya.

“kamu ini ada-ada aja, mandi sendiri sana.. lagian papamu bentar lagi bangun, udah sana mandi, terlambat nanti sekolahmu” jawabku menolak permintaanya.
“ yah.. mama, tapi nanti habis pulang sekolah Dio tagih ya ma, hehe” pintanya. Akhirnya dia masuk ke kamar mandi di samping dapur dan segera mandi. Dia sempat membuka pintu kamar mandi dan menunjukkan penisnya di hadapanku.
“Ma.. liat nih..” katanya sambil mengocok penisnya yang berlumuran busa sabun dihadapanku. Sungguh perbuatan yang cabul terhadap ibu kandungnya sendiri.
“kamu apa-apaan sih, tutup pintunya” suruhku padanya tapi tanpa menunjukkan kemarahan. Akhirnya dia menutup pintu dan melanjutkan mandinya.   Judi Online

Kami pagi itu serapan bersama seperti biasa, aku sarapan sambil menyusui bayiku dan Aku dan Dio duduk berhadap-hadapan, sehingga dia serapan sambil juga memandang payudaraku yang sedang menyusui adiknya. Suamiku sih menganggap biasa aku yang menyusui di hadapan Dio. Sedang asik-asiknya serapan kaki Dio mengelus-ngelus kakiku dari bawah meja sehingga perbuatannya ini tidak terlihat oleh suamiku.

Aku hanya melototkan mataku kepadanya sebagai isyarat agar dia berheti, namun dia Cuma senyum-senyum kecil saja. Dasar anak nakal,kataku dalam hati. Dia lakukan kemesuman itu sampai kami selesai sarapan. Lalu diapun berangkat ke sekolah dengan motornya begitu juga suamiku yang juga berangkat kerja.

“Tok-tok” Terdengar suara ketukan pintu depan. “ma…. Dio pulang…” ternyata Dio anakku yang sudah pulang.

Siang itu aku sedang mencuci baju, segera ku bangkit dan menuju pintu depan.

“Lama amat sih ma” sambil masuk dan melepaskan sepatunya.
“iya.. mama lagi nyuci dibelakang, tumben kamu cepat pulang biasanya keluyuran dulu?” tanyaku.
“kan mau nagih janji mandi bareng mama” jawabnya cengengesan.
“dasar kamu, emang ada mama janji? Hmm… yaudah letakkan tas kamu dulu ke kamar, mama tunggu di belakang.” Kataku sambil menuju kamar mandi belakang yang mana juga tempat mencuci, dia juga menuju kamarnya.

Setelah beberapa saat dia telah kembali dengan hanya mengenakan celana dalamnya. “dasar kamu.. udah gak tahan yah…?” godaku.

“Hehe.. iya nih ma” jawabnya. Aku segera mengajaknya masuk kedalam kamar mandi.
“ Masa udah gede gini masih dimandikan mamanya sih? Sini mama yang bukain kolor kamu” kataku tersenyum manis sambil membuka celana dalamnya dan menaruhnya ke tempat cucian.

Penis tegangnya mencuat di hadapanku, ibu kandungnya .

“Mama harus ikutan mandi juga nih?” kataku menggoda padanya.
“Iya dong mah..” jawabnya penuh mesum.
“ dasar kamu.. mama sendiri dimesumin” kataku tersenyum menatap matanya.
“Mama sih.. cantik, seksi, terus gak nolak di mesumin anak kandungnya.. hehe” ujarnya kurang ajar padaku, aku hanya tersenyum saja mendengar jawabannya.

Aku mulai membuka pakaianku dimulai dari kaos, kemudian celana, bra dan terakhir celana dalamku. Kini aku benar-benar bugil dihadapannya, dia menjadi orang kedua yang melihatku bugil setelah suamiku. Jantungku berdegup kencang, apa aku harus melakukan ini? Mandi bersama anak laki-lakiku yang sedang horny berat terhadap ibu kandungnya sendiri. Tapi sisi lain diriku ingin mencoba hal yang nakal seperti ini, menyadari hubungan kami ibu dan anak kandung makin membangkitkan gairahku menjadi meluap-luap, pastinya Dio anakku juga merasakan hal yang sama.
Dia mulai mendekati tubuhku yang telanjang didepannya. “Mama cantik banget” katanya mulai meraba payudaraku dan mengusap-ngusap punggung dan pinggangku.

“Aduh.. kamu ini mau mandi atau grepe-grepe mama sih sayang?” tanyaku tapi tidak berusaha menepis tangannya.

Dia dekatkan mulutnya ke putingku, kembali air susuku yang sudah memenuhi payudaraku memenuhi mulutnya dan dengan nikmat masuk ke kerongkongannya. Air susuku dihisap habis-habisan olehnya.

“Hisap yang kiri juga dong sayang, masa yang kanan mulu” ujarku padanya.

Diapun memindahkan kulumannya ke dada kiriku. Cukup lama dia hisap susuku sambil berdiri, kedua dadaku dia hisap bergantian. Penisnya yang tegang kadang menyentuh pangkal pahaku, menggesek-gesek disana disekitar vagina dan paha atasku, ku biarkan saja aksinya tersebut.

“Hmm.. sayang, penis kamu nyentil-nyentil mama tuh..” kataku tapi dia masih asik meminum susuku.
“Ma.. penis Dio diselipin di dada mama dong..” pintanya.

Sepertinya dia sudah horny berat. Aku yang juga sudah mulai horny mengiyakan permintaannya. Aku jongkok di depannya, dia letakkan penisnya diantara kedua buah dadaku dan mulai memompanya maju mundur. Aku juga ikut membangkitkan gairahnya dengan ikut mengayunkan tubuhku naik-turun dan meremas kedua payudaraku sendiri sehingga air susuku muncrat mengenai pahanya dan melumuri penisnya yang sedang nikmat menggesek-gesek disela buah dada ibu kandungnya.

Kami keluar dari kamar mandi dengan masih bertelanjang bulat. Dia terduduk di ranjang sambil melihat aku yang sedang mengeringkan rambutku. Ku lihat penisnya bangkit lagi melihat tubuhku.

“Ayo… kamu mikirin apa? Tuh tegang lagi penismu” godaku.
“Hehe .. iya nih ma.. Dio liatin mama sambil ngebayangin Dio lagi ngentotin mama, pasti enak tu mah..” katanya vulgar kurang ajar kepada ibu kandungnya.
“Hushh.. kamu ngomongnya kurang ajar amat sama mama” kataku tersenyum dan tertawa kecil mendengarnya.
“Ma.. ngentot yukk” ajak anakku ini.
“Yuk ma.. udah gak tahan nih pengen ngentotin mama, apalagi diranjang mama sama papa” katanya makin kurang ajar saja.

Aku tentu saja keberatan dengan permintaannya tersebut, itu sudah terlalu jauh, tapi aku yang tidak tega dan juga horny akhirnya memberi dia keringanan.

“Kamu gesek-gesekin penis kamu di vagina mama aja yah sayang.. tapi jangan dimasukin, dosa loh kalau bohong” anjurku, dia yang sudah horny mengiyakan saja ajakanku.
“Yuk, sayang naik ke ranjang mama” ajakku. Kami berdua naik ke atas ranjang, ranjang dimana biasanya hanya ada aku dan suamiku diatasnya untuk tidur ataupun bercinta, kini di atasnya telah berada aku dan anakku yang telah bertelanjang bulat, yang sudah terbawa nafsu sedarah yang menggebu-gebu.

Dia mulai merangkak diatas badanku dan mulai menggesek-gesekkan penisnya di permukaan vaginaku.“Inget ya sayang, jangan sampai masuk, punya papamu lo itu..” kataku mengingatkannya kembali. Dia hanya mengangguk saja sambil tersenyum dan melanjutkan aksinya menggesek-gesekkan penisnya dipermukaan vaginaku.

“Ma, masukin dikit boleh yah ma… kepalanya aja kok, plissss..” pintanya memelas.
“Kan tadi janjinya Cuma gesek-gesekin aja, gimana sih? Ya udah deh.. tapi janji ya Cuma kepalanya” kataku menyetujui permintaan mesumnya.

Dia arahkan ujung penisnya tepat di depan vaginaku, mencoba memasukkan kepala penisnya diantara bibir kemaluanku. Perlahan ujungnya mulai masuk dan akhirnya kepala penisnya masuk ke dalam kemaluanku. Dia mulai mengayunkan badannya maju mundur dengan kepala penis yang telah masuk ke dalam vagina ibunya.

“Ouuhhh… enak mah” racaunya. Nafsu sudah meyelimuti kami, membakar birahi kami ibu dan anak.

Walau hanya kepalanya saja yang masuk namun sepertinya sudah memberikan kenikmatan yang luar biasa baginya. Kadang penisnya masuk lebih dalam tapi tidak seluruhnya, aku yang menyadarinya membiarkannya saja. Melihat aku yang tidak melawan, dia lanjutkan kembali aksinya memasukkan penisnya lebih dalam ke vaginaku. Hingga akhirnya ku sadari bahwa dia telah memasukkan penisnya seluruhnya, maju-mundur di vagina ibunya.

“oghhhhhhh….. terus sayang, kamu nakal.. menyetubuhi ibu kandungmu sendiri… diatas ranjang mama dan papamu lagi… oghhhh… yaaahhh… enak sayang… terus anakku.. setubuhi ibumu” kataku kesetanan.   Poker Online

Kami semakin menggila, dia makin cepat memompa diriku.

“Ma… mau keluar mah…” erangnya.

Ranjangku betul-betul bergoyang kencang, bahkan dengan suamiku kami tidak pernah bersetubuh sehebat ini. Tubuh kami bermandikan keringat. Membayangkan hubungan kami ibu dan anak makin membuat nafsuku tak terkendali, apalagi membayangkan kalau aku hamil oleh anak laki-lakiku sendiri.

“Keluarin didalam saja sayang.. hamili mamamu iniiii” kataku yang telah dibanjiri nafsu yang tak terbendung. “Crooot…crooot” dia menyemprotkan spermanya berkali-kali berbarangan dengan orgasmeku, memenuhi rahim ibu kandungnya sendiri.

Dia kelihatan sangat puas. Sesudah itu sepanjang sore hingga malam kami lanjutkan ronde-ronde selanjutnya, kami bahkan lupa untuk makan, bahkan bayiku yang sedang menangis-nangis sampai terabaikan olehku. Kini yang ada dipikiran kami hanya persetubuhan sedarah. Genangan sperma dan air susuku yang tidak berhenti menyemprot ada dimana-mana, belepotan diatas ranjang aku dan suamiku ini, bahkan ditubuhku sudah belepotan spermanya yang tidak pernah puas menyiram di dalam maupun diluar tubuh ibu kandungnya ini.

Sedangkan dia sangat kenyang meminum air susuku yang sepertinya tidak ada habisnya, melumuri penis dan tubuhnya dengan susuku. Aku bahkan melakukan apa yang belum pernah ku lakukan pada suamiku, yaitu menjilati dan mengulum penisnya serta menelan spermanya yang kini aku lakukan terhadap anakku tanpa rasa keberatan. Aku juga menjilati lubang anusnya dan menyodok lubang anusnya dengan lidahku sedalam yang ku bisa, selain itu aku juga membenamkan payudaraku dengan putting yang mencuat tegak ke sekitaran lubang anusnya, membasahi selangkanngannya dengan air susuku, yang semakin membuatnya merasa kenikmatan.

Sebuah kenikmatan yang diperolehnya dari ibunya sendiri. Kami melakukan ini sampai lupa waktu, entah sudah jam berapa ini. Bisa saja suamiku pulang kapanpun itu, namun membayangkan suamiku memergoki kami sedang melakukan perbuatan tidak bermoral ini, antara istri dan anak kandungnya sendiri, di dalam kamar kami dan diatas ranjangku dan suamiku, malah membuat sisi binalku semakin gila menjadi-jadi.

 
close
PKVSport