Saturday, October 13, 2018

Cerita Dewasa Perawan Metropolitan



Cerita Dewasa - Setelah seminggu aku keluar dari rumah sakit, aku berangkat berlibur ke Bandung bersama temanku Kiki. Kami berangkat dengan pesawat mampir ke Jakarta dan bermalam 1 hari di sana, aku bermalam di rumah Sammy di daerah Pondok Indah, kebetulan rumah itu kosong dan aku dapat pinjaman, di sana hanya dijaga 2 orang pembantunya yang selalu siap membersihkan dan menjaga rumah tetap bersih dan siap dihuni setiap saat.

Sebenarnya aku bisa saja menginap di rumah Kak Johnny yang di Jakarta di daerah Tebet atau di rumah orang tuaku di Jl. Sam Ratulangi Menteng demikian juga dengan Kiki, rumahnya sendiri hanya ibunya dan 1 adik perempuannya saja yang tinggal ditemani oleh seorang pembantu tua.

Tapi kami sengaja mau sembunyi dari keluarga kami dan tidak ingin kedatangan kami diketahui oleh keluarga yang lain, lagian seharian kita cuman di rumah aja kebetulan di rumah Sammy ada kolam renang di halaman belakang, jadi ya kita asyik di sana.

Temanku Kiki ini orangnya bertubuh tinggi sekitar 169 Cm, ukuran dadanya 36C dan berkulit putih bersih, rambut sepunggung.

Sampe di rumah Sammy sekitar jam 5 sore, dan kami tiba dengan taxi dari Bandara dalam rumah yang cukup besar itu kami diberi kamar tamu yang posisinya di sebelah kamar Sammy, kamar Sammy sendiri menghadap ke kolam renang sedang kamar Donna adiknya ada di lantai 2.

Semua kamar di sini memiliki kamar mandi dalam yang cukup luas untuk kamar tamu yang kami gunakan kamar mandinya paling tidak ukuran 4 x 6 meter dengan semua perabotan dari granit dan dinding marmer Italy di sudut kamar mandi ada bath cup corner. Di samping salah satu sisnya ada kaca besar menghadap ke taman samping dan kamar itu sendiri berukuran sekitar 6 x 8 meter.

Setelah meletakkan barang bawaan kami, kamipun berganti pakaian renang, Kiki menggunakan bikini mini sekali berwarna kuning muda dan aku pake celana renang mini warna hitam. Kamipun menuju ke kolam renang sementara Kiki membasahi tubuh di shower dekat kolam renang aku langsung loncat ke tengah dan melakukan renang gaya bebas beberapa kali panjang kolam sebelum akhirnya menepi dan menunggu Kiki masuk dalam kolam.

Kami bermain dan berenang sambil becanda sampe aku merasa cukup akupun istirahat di bibir kolam dengan tiduran terlentang, aku pejamkan mataku beberapa menit sampe tiba-tiba aku merasakan jari lentik Kiki mengelus pahaku dan dilanjutkan dengan menelusuri permukaan celana renangku beberapa menit Kiki melakukannya dan aku diam saja tapi aku juga merasakan meriamku mulai menegang mendapat elusan dari Kiki.

Aku buka mata memandang langit yang mulai remang mo gelap… aku lihat balkon loteng yang tampak dari posisiku, aku lihat pembantu Sammy yang ada di balkon itu sedang melihat aku dielus Kiki, dan aku lihat dari bawah maka aku dapat melihat pahanya yang mulus… orangnya tidak terlalu tinggi, kulitnya putih ( maklum orang Sunda ), meriamku makin menegang memandang pemandangan paha tersebut dan sadar aku lihat diapun mengalihkan perhatian dan pura-pura terus mengelap pagar balkon yang terbuat dari stainless steel itu.

Kiki rupanya ngga’ puas dengan cukup mengelus dari luar… dia mulai turunkan celana renangku dan mengeluarkan meriamku dan dikulumnya meriamku dengan hangat dan penuh nafsu. Kembali aku lihat pembantu yang tadi melihat lagi kearah kami dan kali ini cuman sebentar karena melihat aku sedang memandang ke atas.

Lama juga Kiki ngisep penisku… saat sudah meradang banget… tiba-tiba kakiku ditariknya dan akupun keceber ke kolam… kami berdiri sambil berciuman dan tangan Kikipun masih meremas-remas meriamku… aku coba membuka celananya dengan menarik tali kecil di pinggulnya… sret… terbuka sudah celana itupun langsung tenggelam.

Aku mulai memasukkan meriamku ke sela-sela paha Kiki… disambut dengan tuntunan oleh Kiki dan diarahkannya langsung ke dalam lobangnya yang menjanjikan kehangatan. Kamipun berpelukan sambil pinggulku bergoyang kanan dan kiri perlaha karena dalam air rada sulit menggerakkan badan… cukup lama kami bermain sambl berdiri… sampe Kiki bilang

” Joss dari belakang aja ” dan diapun mencabut meriamku dan bersandar dibibir kolam yang agak rendak sekitar sepinggang… dan akupun menyodoknya dari belakang dan Kikipun menunggingkan pantatnya.

Aku sadar sesadar-sadarnya bahwa permainanku diintip dari atas oleh si pembantu tadi… pasti itu. Berlagak tidak sadar aku teruskan permainanku…. sampe pada saatnya aku sudah hampir mencapai klimak… aku ajak Kiki ke kolam yang agak rendah… aku duduk ditangga kolam… terendam sampe ke pinggulku dalam posisi duduk… dan Kiki menaikiku dari atas… dia menghadap ke arahku… dia maju mundurkan pinggulnya dan aku meremas dadanya yang menggiurkan itu… diapun mengerang tanpa berpikir lagi bahwa tidak hanya kita berdua saja yang ada di dalam rumah itu.

Erangannya makin panjang dan akhirnya diapun mengejang hebat… aku juga ngga’ mau ketinggalan aku percepat goyanganan pinggulku dan kamipun mengalami ejakulasi bersamaan… di antara orgasme itu aku sempatkan melemparkan pandanganku ke atas dan aku sempat melihat pembantu yang tadi masih mengintip dan tidak sempat lari sembunyi karena saking terpakunya.

Kami keluar dari kolam dengan apa adanya… aku telanjang bulat dan Kiki hanya menggunakan BH bikininya yang menggantung di lehernya… karena sudah terbuka saat permainan tadi… dan CDnya ditentengnya dengan tangan kirinya sementara tangan kanannya menggandeng pundakku.

Kami berjalan ke arah dalam rumah untuk selanjutnya mau mandi dan istirahat… tapi pas melewati ruang makan kami terkejut karena saat itu ada pembantu yang lainnya lagi sedang membereskan meja makan untuk makan malam kita. Pembantu itupun kaget karena melihat kami sedang telanjang… danm sudah dapat diduga apa yang terjadi sebelumnya pada kami. Diapun buang muka dengan acuh melintas ke dapur melanjutkan kerjanya seakan tidak melihat kami… dan kamipun langsung masuk kamar…

Abis mandi Kiki hanya mengenakan kimono handuk tanpa daleman… dan duduk di ranjang…

” Ki… kamu tau ngga’ waktu kita main di kolam tadi ada pembantu yang lihat kita ? ” tanyaku.
” Yang mana ? ” tanya kiki ngga’ tau.
” Yang satunya Ki yang badannya tinggian ” kataku.
” Kok kamu ngga’ bilang kalo kita lagi diintip… malu khan ? ” kata Kiki lagi.
” Tanggung Ki lagi enak main ntar ngrusak acara ” jawabku asal.
” Gimana kalo kita kasih pelajaran ‘tuh pembantu ? tanyaku.
” Pelajaran gimana… ? ” tanya Kiki bego.
” Kita ajak dia main sama kita bertiga ” usulku.
” Boleh juga… tapi enak di kamu donk ” sungut Kiki.

Selesai makan malem kita nonton TV di kamar sampe jam 9 malem dan pas berita… aku panggil pembantu tersebut ke kamar untuk memijit aku… dan saat dipijit aku hanya menggunakan CD minim banget… warna cream… tapi pijitnya mulai dengan kaki dan aku tengkurap… Kiki duduk di samping ranjang dan asyik baca majalah…

Pijitannya akhirnya sampe di pangkal pantatku dan aku minta agak lama di situ karena capek aku bilang… setelah dipijit-pijit daerah itu aku mulai konak dan aku balik badan… sehingga meriamku yang setengah berdiri tampak sekali

” Sekarang depannya ” kataku…

diapun mulai memijit paha depanku… dia duduk di lantai samping ranjang dan aku tiduran di tepi ranjang… tangan kiriku dapat agak bebas dan dengan mata terpejam aku gerakkan sedikit-sedikit tanganku untuk mencari dadanya… akhirnya dapat… kesenggol dikit… dikit lagi… dan makin lama makin sering kesenggol… kaya’nya dia cuek aja…

” Kaki kanannya sekarang ” kataku untuk mulai pijit paha kananku… dengan demikian tangannya akan melalui atas meriamku… dia mijit sekitar pinggul kananku.

Dan sesekali lengannya memang nyenggol meriamku yang setengah meradang… itu yang aku usahakan dari tadi… dan tangan kiriku beberapa kali telah menyenggol dan mengusap dikit-dikit ke dadanya.

” Agak tengahan mijitnya ” perintahku… dan tangannyapun pindah lebih ke tengah dan hampir mencapai penisku… 10 menit kira-kira telah berlalu dan aku perintahkan lagi ” Agak ketengahan lagi “.

Dan kali ini telapak tangannya benar-benar menindih meriamku… dan diapun tetap memijit terus… tapi pijitannya sudah tidak terlalu keras… mungkin capek atau apa aku ngga’ jelas… yang aku rasakan cuma nikmat… tanganku aku beranikan mulai mengelus… kalo tadi cuman pura-pura nyenggol sekarang sengaja ngelus dadanya…

Dia diam tidak bereaksi… sampe lama aku makin berani dan aku selusupkan tanganku dalam bajunya…. aku elus permukaan dadanya di atas BHnya dan dia masih diam saja… aku masukkan jari-jarikuku dalam BHnya dan mulai meremas dadanya… mencari putingnya… dan pijitannya mulai berubah menjadi remasan di meriamku… aku ikuti dengan menggoyang pinggulku sehingga pijitannya terasa naik turun di meriamku.

Aku lorotkan CDku dengan tangan kanan dan

” Coba bantu aku lepas celana ini ” kataku. Diapun membantunya… sampe lolos CDku.

Aku pegang tangannya dengan tangan kananku dan aku atur supaya dia mengocok meriamku… setelah tangannya menggenggam meriamku aku pegang tangannya dari luar dan aku kocokkan…

” Nah gini ” lalu aku lepas tangan kananku dan tangan kiriku masih memainkan dadanya…

aku coba buka kancingnya dan meloloskan tali BHnya… sekarang BHnya sudah tersingkap dan aku lebih mudah untuk meremasnya… sampe aku sudah ngga’ kuat lagi karena nafsuku makin tinggi dan meriamku makin membesar… aku minta dia untuk isep meriamku…

” Ampun Den… ” katanya menolak… tapi aku tetap maksa…
” Ayo isep… tadi khan kamu sudah dapet pelajarannya… kamu khan sudah lihat caranya, sekarang kamu praktekkan ” kataku.
” Ampun Den… jangan saya takut ” blep… selesai ngomong langsung aku benamkan kepalanya dan meriamkupun masuk dalam mulutnya…

terus aku ayun kepalanya dengan tanganku supaya maju mundur… akupun duduk di sisi ranjang dan dia ngisep dari depanku sambil tetap duduk di lantai.

Tanganku kini bebas dan mulai melucuti pakaiannya… dia agak meronta ( malu kali… soalnya ada Kiki dalam kamar itu ). Baju dan BHnya sudah terlepas… dan kini dengan kedua tanganku aku mainkan dadanya… Kiki ngga’ lama kemudian bangkit dan mulai duduk di sampingnya serta mulai mengelus tengkuknya… membantu memberi rangsangan… seperempat jam kira-kira aku diiesep kaya’ gitu… sampe aku udah ngga’ tahan lagi ingin melahap tubuhnya yang sekel banget…. akupun berdiri dan aku tuntun tangannya membantu dia untuk berdiri dan aku perintahkan dia untuk rebahan di ranjang…

Setengah kita paksa akhirnya pembantu itupun tiduran di ranjang… aku rentangkan pahanya dan langsung aku tindih… tangannya mendorongku dan bilang

” Ampun Den… jangan… saya belum pernah beginian… ” katanya memelas.
” Kamu tadi khan sudah lihat seekarang kamu rasakan… gimana enaknya ” kataku setengah marah ( pura-pura galak ) dan kiki mambantu memegang kedua tangannya dari atas kepalanya… sehingga dia hanya bisa gerak kanan kiri… aku tindih abis dia dan aku langsung arahkan meriamku keliang senggamanya.

Aku paksakan menekannya agak keras… gagal… aku coba lagi… aku bantu dengan tuntunan tanganku… aku gosokkan meriamku di bibir liangnya… liangnya sedikit basah… karena terangsang tadi saat ngisep dan diremas dadanya… aku paskan kepala meriamku dan aku genggam batangnya lalu dengan tenaga penuh aku dorong pinggulku… masuk sebagian saja kepalanya…. aku tahan dan kembali aku tekan lebih keras lagi… kini masuk sudah setengah batangnya…. aku putar sedikit kanan kiri pinggulku dan aku akhirnya berhasil membobol kegadisannya… diiringi dengan jeritan kesakitannya dan tangisnya…

” Aduh….. Den… sakit… udah Den… jangan…. stop Den sakit… ” gitu rengeknya…

buat aku ibarat desahan rangsangan yang makin meninggikan semangat juangku dan aku tidak menggubrisnya malah aku makin menggila mengayun pinggulku… tanganku memeluk pundaknya dari belakang sehingga benar-benar tidak bisa bergerak dia… pembantu itu tetap merintih dan minta aku berhenti… sekitar 20 menitan dan aku berhenti… aku cabut meriamku…

” Sudah ya Den… ” katanya sambil mau keluar…

aku langsung menarik lagi lengannya dan aku suruh dia membungkuk di samping ranjang dan Kikipun ambil posisi tiduran di pinggir ranjang dengan mengangkangkan pahanya… aku suruh dia ( pembantu itu ) nungging sambil ngejilatin memek kiki… lalu dari belakang aku embat lagi… aku berpegangan pada pinggulnya dan gerakanku kali ini tidak kalau dasyatnya dengan sebelumnya… Kiki memengangi kepalanya dan mengajarinya ngejilat yang bener.

Aku ngerasa sekali kalo meriamku mentok di dasar liangnya dan sengaja aku kucek abis liangnya… lama juga aku main dengan gaya itu… sesekali tanganku berpindah dari pinggul ke dada… lalu balik pinggul lagi… sampe akirnya tidak ada lagi penolakan terasa… dan ngga’ lama kemudian aku merasakan kalo tubuhnya mengejang… rupanya dia sudah mencapai orgasme dan berarti pula dia bisa menikmati…

Dia mulai lemas dan jilatannya pada Kiki kurang berasa… itu tampak dari Kiki yang menggoyang kepala si pembantu makin keras… aku sodok makin keras sehingga secara tidak langsung kepalanya ikut goyang maju mundur dan dia tinggi julurkan lidahnya sudah terasa oleh Kiki…

Kiki mulai mengerang… tanda sebentra lagi mo selesai… akupun menggiatkan ayunanku sambil meremas dada si pembantu tadi… aku akhirnya keluar juga… aku semprotkan di dalam liangnya… dan Kiki juga mencapai puncaknya pada saat yang bersamaan denganku. Akupun rebah mendorong si pembantu itu menindih kiki…

” He..eek ” terdengar dari mulut Kiki.

Tak lama kemudian aku bangkit dan aku lihat si pembantu itu masih kelelahan dan tubuhnya masih menindih Kiki… aku kunci pintu kamar dan aku bawa ke kamar mandi… aku cuci badan dari keringat dan aku lihat darah perawan di antara meriamku. Aku sengaja mengambil kunci terseut takut kalo si pembantu lari keluar… karena aku masih mo nambah lagi malam ini.

Setelah aku selesai cuci aku suruh Kiki dan si pembantu tadi cuci juga… dan aku ajak sekalian tidur bertiga… dan akhirnya kesampaian kami tidur bertiga dan malam itu aku bersama Kiki menghajar habis dalam beberapa kali permainan… sampe si pembantu itu lemas… dan dia bilang

” Udah Den… saya mau nglayani Aden main gini… tapi sekarang sudah ngga’ kuat badan saya lemes banget Den… ” Pagi sekitar jam 5 dia bangun dan membangunkanku

” Den bangun Den… saya mau keluar… nanti temen saya tau kalo saya tidur di sini nanti dibilangin sama neng Sammy… saya takut Den ” katanya…

lalu aku berikan kunci kamar itu dan diapun keluar kamar… sementara aku tidur lagi dengan memeluk Kiki… kami baru bangun setelah jam 9 pagi. Sebelum aku berangkat ke bandung aku panggil pembantu tadi dan memerintah dia supaya mencuci sprei yang kita pake tadi malem karena ada noda darah di sana… ngga’ lupa aku kasih di uang 200 ribu sebagai imbalan atas perawannya. Dia menolak dan aku bilang

” Ini buat kamu beli pakaian nanti “.
” Ngga’ usah Den… saya juga suka kok tadi malem… pertamanya sich takut… tapi enak kok ” katanya sambil senyum.

” Nanti pulang dari Bandung ke sini lagi ya Den… sama neng Kiki… nanti kita gitu lagi kaya’ semalem ” katanya sambil senyum… senyumnya kali ini aku ngga’ ngerti maksudnya. Tapi dalam hatiku… wah dia mulai ketagihan. Jam 11 kami baru meninggalkan Jakarta dengan sejuta kelelahan… tapi nikmat…

0 comments:

 
close
PKVSport