Monday, October 8, 2018

Cerita Dewasa Parfum Bokingan



Cerita Dewasa - Satu weekend, aku lagi browsing parfum disalah satu mal besar. aku memang ditugaskan kantor buat nyari parfum yang akan dihadiahkan buat para istri customer besar perusahaan, jadi belinya gak sedikit. Budget untuk beli parfum dah di approve, list alternatif merek parfum juga sudah ditangan, jadi tinggal nyari parfumnya dan tentu saja spgnya. Wah spgnya cantik dan sexy semuanya, sampe aku binun milihnya, akhirnya lis alternatif merek parfum a kantongin, aku milih spgnya yang paling ok aja dan mo ngasi aku bonus ekstra mengingat aku ordenya gede banget.

Karena cape juga muterin konter parfum tapi belum nemu spg yang sesuai selera, aku numpang duduk di konter salah satu kosmetik. Spg kosmetik tu tipe ibu2 banget, jadi aku gak selera, biar disana ada juga dijual parfum yang semerk dengan kosmetiknya. Si embak spg si diem aja ketika aku bilang mo numpang duduk. Tiba2 dari belakangku ada seorang yang nyodorin kertas kecil beraroma parfum, aku menoleh, wah kaget juga aku. Spgnya cantik, aku suka banget liat wajahnya, bodinya maknyus banget. pakeannya seksi banget deh, tank top ketat sepinggang dan celana ketat juga, sehingga aku bisa melihat lekuk liku bodynya yang proporsional dan mengundang selera lelaki yang melihatnya, termasuk aku. “Wah kamu seksi sekali, sampai pusernya kelihatan, mangnya gak pake seragam ya”. Karena tank topnya sepinggang, maka kalau dia bergerak pinggangnya tersingkap dan nampaklah pusernya. Dia hanya tersenyum saja : “Kita gak disuru pake seragam kok om, cobain om parfumnya”, sambil menyodorkan kertas kecil yang beraoma parfum yang ditawarkan. “Buat dicium2”. “Kalo mo nyium yang nawarin bole gak”. “Ih si om belon blanja dah genit”. “Kalo dah blanja bole genit?” “Tergantung blanjanya om, kita ke kounterku yuk, gak enak nawarin dikonter orang”. Di konternya aku memberikan daftar alternatif merek parfum yang harus kubeli. “Wah banyak banget om, beli merk aku aja ya om, ntr aku kasi bonus deh”. “Bonusnya apaan?” “Kan tadi om pengen nyium”. “Cuma nyium doangan”. “Itu permulaannya kan om, masak langsung to the point apartment. aku baru off jam 5an om, ntar jemput aku ya”. Wah dah pro ni spg urusan bonus rupanya. “Nama kamu sapa”. “Ampe lupa, aku Ana om”. “Ya udah, nanti jam 5an aku jemput na disini ya”. Sorenya aku jemput dia, Ana dah nunggu ditempat yang kita sepakati yaitu di warung kopi yang ada di mal itu. “An, teknisnya gimana aku beli parfumnya”. “Gini om, kan ini jumlahnya gede, besok Ana ksi daftar om ke kantor, biar kantor yang kasi penawaran ke kantor, langsung ke nam om aja ya”. “Ok, terus?” “Ya om tinggal kasi SPK nya aja ke Ana, diambil di kantor juga bole om. Kalo dah ada spknya barang tinggal dianter, kasi faktur pembelian dan om bayar deh, gampang kan, dan yang penting Ana dapet komisi gede kalo gol”.

“Makanya ana kan dapet komisi gede, terus bonus buat aku apa”. “Om mo bawa Ana kemana aja, Ana ikut deh om”. “Dah magrib ni, mo makan dulu ya, biar gak usah nyari makan lagi nantinya”. “Mangnya mo all night ya om”. Aku cuma tersenyum dan menggandeng dia keluar wrung kopi menuju ke food court. “An, kamu yang pesenin ya”. “Om sukanya makanan apa”. “apa aja deh sesuka kamu, ni duitnya”. “Ntar juga ditagih ma yang nganter om”. Ana pun keliling memesan makanan dan minuman buat aku dan dia sendiri. Ketika pesanan dateng, aku mebayar semua bonnya. “Suka gak om pilihan Ana”. “Suka banget An, yang pilihin juga aku suka banget kok”. “Ih si om, dah gak sabar ya”. “Ya nih An, dah pengen banget”. “Dah ngaceng ya om”, ana berbisik. “Dari tadi, pertama ngeliat kamu juga udah, abis seragamnya seksi gitu”. “Sengaja kali om, kantor ngebebasin kita berpakean, gak kaya kounter laennya kudu pake seragam. Kan jadi daya tarik sendiri ya om, buktinya ana dapet paus ari ini. Target Ana sebulan langsung gol om kalo order om masuk, pasti jadi kan om”. “Ya pasti lah, kan Ana dah mo ngasi bonusnya duluan”. “Gak apa lah om, kalo spk dah ditangan, Ana mau kok ngasi bonus ulangan ma om”. “Sampe segitunya An”. “Daripada pausnya jatuh ketangan yang laen”. “Yang laen gak ada yang sesuai seleraku kok An”. Dia tersenyum mendengarnya. “Kamu selalu ngasi bonus kaya gini ke cistomer lelaki ya An”. “Ya tergantung besar order dan orangnya Ana suka pa enggak. Ada yang minta mentahnya juga kok om”. “Apanya yang mentah?” Duit dari diskonnya”. “Ooo”. “O tu taun ini dah gak bulet lagi lo om, kotak2” katanya sembari tertawa berderai. “Bisa aja kamu. Jadi kamu suka toh ma aku”. Ana hanya tersenyum. ana memang menyenangkan untuk diajak ngobrol, mudahan juga menyenangkan diranjang, mana orangnya cantik dan seksi lagi. Selesai makan, kami beranjak k gedung parkir. Dimobil dia bertanya, “Om, Ana mo dibawa ke aman?” “Ke apartmen ya An’.

“Wah asik dong”. “Mangnya biasanya kalo ngasi bonus ke customer dibawa kemana An”.

“Ke hotel lah om, maennya ya paling diranjang, disofa atawa di kamar mandi. Kalo diapartmen kan bisa dimana ya om”.

LIar juga fantasi ni anak. Mobil meluncur menuju ke apartmen yang letaknya gak jauh dari mal tadi. Sesampai di aprtmen mobil langung masuk ke basement dan parkir di tempat yang menjadi hak ku. Aku menggandeng Ana ke lift, di dalam lift aku memeluknya. “om sering ya ke apartment ini, suka bawa abg ya”, tanyanya sambil tersenyum. “Sekarang lagi bawa abg”, jawabku. “Kamu kan masih tergolong abg juga kan”.

Di apartment, kami duduk di sofa, aku mengambilkan minuman dan menyalakan TV. Kami tak banyak bicara karena perhatian tertuju ke tv. Akhirnya aku pindah duduk di sampingnya, menghadapkan tubuhnya ke arahku dan meletakkan tangan kananku di atas perutnya sambil memasukkan telunjuk ke pusernya yang tersingkap. lehernya kucium, terus menyusur ke pipi. Tubuhku bergeser merapat, bibirnya kulumatnya dengan lembut. Dia juga mengulum bibirku lebih kuat.

Sedang menikmati bibirnya dengan mulutku, tangan kususupkan kedalam tank topnya dan meremas lembut toketnya yang masih terbungkus bra. Dia terengah jadinya, rupanya tindakanku sudah menaikkan suhu napsunya. Bibirku mulai meneruskan jelajahannya, sambil melepaskan tank topnya, lehernya kukecup, kujilat kadang kugigit lembut. sambil terus meremas-remas toketnya. Kemudian tanganku menjalar ke punggungnya dan kulepas kaitan bra nya sehingga toketnya bebas dari penutup. Bibirku terus menelusur di permukaan kulitnya. Dan mulai pentil kirinya kusentuh dengan lidah dan kuhisap. Terus pindah ke pentil kanan. Dan tanganku satunya mulai turun dan memainkan pusernya, dia makin terengah, rupanya napsunya makin berkobar karena elusan tanganku.

Kemudian tanganku turun lagi dan menjamah selangkangannya. Lama hal itu kulakukan sampai akhirnya kubuka ristsluiting celananya dan kutarik celananya ke bawah, Tinggalah CD mininya yang tipis yang memperlihatkan jembutnya yang lebat, saking lebatnya jembutnya muncul di kiri kanan dan dibagian atas dari cd mini itu.

Jembutnya lebih terlihat jelas karena CDnya sudah basah karena cairan no noknya yang sudah banjir. Kubelai celah no noknya dengan perlahan. Sesekali kusentuh i tilnya, ketika kuelus pahanya otomatis mengangkang sehingga aku bisa mengakses daerah no noknya dengan leluasa. Tubuhnya terasa bergetar, kemudian CDnya yang sudah basah itu kulepaskan. Diamengangkat pantatnya agar aku bisa melepas pembungkus tubuhnya yang terakhir. Jariku mulai sengaja memainkan i tilnya. Kemudian masuk ke no noknya. Aku terus bergantian menjilati pentil kiri dan kanan dan sesekali kuhisap, dan terus jilatanku menjalar ke perutnya, akhirnya sampailah ke no noknya.

Kali ini kucium jembutnya yang lebat dan kubuka bibir no noknya dengan dua jari. Kadang bibir no noknya kuhisap, kadang i tilnya, namun yang membuat dia tak tahan adalah saat lidahku masuk di antara kedua bibir no noknya sambil menghisap itilnya. Hanya dalam beberapa menit dia benar-benar tak tahan. Dan.. dia mengejang dan dengan sekuatnya dia berteriak sambil mengangkat pantatnya sehingga i tilnya merapat dengan mulutku. Dia meremas-remas rambutku, rupanya dia merasakan nikmatnya nyampe, hanya dengan bibir dan lidahku.

Aku terus mencumbu no noknya, hingga napsunya bangkit kembali dengan cepat. “om, Ana sudah pengen dien tot.” katanya memohon sambil membuka pahanya lebih lebar. Aku pun bangkit, mengangkat badannya yang sudah lemes dan kubawa ke kamar. Di kamar, dia kubaringkan di tempat tidur ukuran besar dan aku mulai membuka bajuku, kemudian celanaku. Dia nampak terkejut melihat kon tolku yang besar dan panjang nongol dari bagian atas CDku. Kemudian aku juga melepas CDku. Sementara itu dia terbaring menunggu. kon tolku yang besar dan panjang dan sudah maksimal ngacengnya, tegak hampir menempel ke perut. Dan saat aku pelan-pelan menindihnya, dia membuka pahanya makin lebar dan memejamkan matanya. Aku mulai mendekapnya sambil terus mencium bibirnya, kurasakan kon tolku mulai menyentuh bibir no noknya. Sebentar kuusap-usapkan dan pelan sekali bibir no noknya kudesak menyamping dengan kon tol besarku. Mili per mili. Pelan sekali kon tolku terus masuk . Dia mendesah tertahan karena rasa yang luar biasa nikmatnya. Terus.. Terus.. Akhirnya kon tolku menyentuh bagian dalam no noknya, maka secara refleks dia merapatkan pahanya. Aku terus menciumi bibir dan lehernya. Dan tanganku tak henti-henti meremas-remas toketnya. kon tol besarku mulai kuenjot halus dan pelan.

Nafasnya cepat sekali memburu, terengah-engah. Dia rupanya merasakan nikmat luar biasa karena gerakan kon tolku. Aku tahu bahwa dia semakin hanyut. Maka makin gencar kulumat bibirnya, lehernya dan toketnya kuremas makin kuat. Dengan tusukan kon tolku yang agak kuat, kupepet i tilnya dengan menggoyang goyangnya, dia menggelepar, tubuhnya mengejang, tangannya mencengkeram kuat-kuat sekenanya. no noknya terasa menegang, berdenyut dan mencengkeram kuat-kuat. Rupanya dia benar-benar mencapai puncak kenikmatan yang belum pernah dialaminya. “om, Ana nyampe om”, teriaknya dengan kuat. Setelah selesai, pelan pelan tubuhnya lunglai, lemas. Sudah dua kali dia nyampe dalam waktu relatif singkat. Aku membelai rambutku yang basah keringat. Dia membuka matanya, aku tersenyum dan menciumnya lembut sekali, tak henti hentinya toketnya kuremas-remas pelan.

Tiba tiba, dengan serangan cepat bibirnya kulumat dengan kuat dan diteruskan ke leher serta toketnya kuremas-remas lebih kuat. Napsunya naik lagi dengan cepat, saat kembali aku memainkan kon tolku semakin cepat. Uhh, sekali lagi dia nyampe, yang hanya selang beberapa menit, dan kembali dia berteriak lebih keras lagi. Aku terus memainkan kon tolku dan kali ini aku ikut menggelepar, wajahku menengadah.

Satu tanganku mencengkeram lengannya dan satunya menekan toketnya. Dia makin meronta-ronta tak karuan. Puncak kenikmatan diikuti ngecretnya pejuku dengan kuat di dalam no noknya, menyembur berulang kali. Terasa banyak sekali peju kental dan hangat menyembur dan memenuhi no noknya, peju yang keluar seolah menyembur seperti air yang memancar kuat.

Setelah selesai, aku memiringkan tubuhku sambil tetap meremas lembut toketnya sambil mencium wajahnya. “An, kamu luar biasa, no nokmu peret dan nikmat sekali” pujiku sambil membelai toketnya. “om juga hebat. Bisa membuat Ana nyampe beberapa kali, dan baru kali ini Ana bisa nyampe dan merasakan kon tol raksasa. Hihi..”. “Oo gitu ya An, jadi kamu suka dengan kon tolku?” godaku sambil membelai belai wajahnya. “Ya om, kon tol om nikmat, besar, panjang dan keras banget”, jawabnya. Aku tidak langsung mencabut kon tolku, tapi mengajak mengobrol sembari kon tolku makin mengecil.

Dan tak henti-hentinya aku menciumi nya, membelai rambutnya dan toketnya. Peju yang bercampur dengan cairan no noknya mengalir keluar. Setelah cukup mengobrol dan saling membelai, pelan-pelan kon tol yang telah menghantarkan dia ke awang awang itu kucabut sambil kucium lembut sekali. Tak lama kemudian tertidurlah dia dalam pelukanku.

Dia tidur nyenyak sekali. Ketika dia terbangun, dah sekitar tengah malam. Kubelai rambutnya, kurang lebih setengah jam kami berbaring berdampingan. Aku lalu mengajaknya mandi karena badan kami basah dan lengket karena keringat abis bertempur tadi. . Kubimbing dia ke kamar mandi, saat berjalan masih ada sisa peju yang mengalir di pahanya, mungkin saking banyaknya aku ngecret didalam nonoknya. Dalam bathtub yang berisi air hangat, dia duduk di atas pahaku. Aku mengusap-usap punggungnya. Aku memeluknya sangat erat hingga dadaku menekan toketnya. Sesekali aku menggeliatkan badanku sehingga pentilnya bergesekan dengan dadaku yang dipenuhi busa sabun. Pentilnya mulai mengeras.

Pangkal pahanya yang terendam air hangat tersenggol2 kon tolku. Hal itu menyebabkan napsuku mulai berkobar kembali. Dia kutarik sehingga menempel lebih erat ke tubuhku. Aku menyabuni punggungnya. Sambil mengusap-usapkan busa sabun, tanganku terus menyusur hingga tenggelam ke dalam air. Aku mengusap-usap pantatnya dan kuremas. kon tolku pun mulai tegang ketika menyentuh no noknya. Terasa bibir luar no noknya bergesekan dengan kon tolku.

Dengan usapan lembut, tanganku terus menyusuri pantatnya. Aku mengusap beberapa kali hingga ujung jariku menyentuh lipatan daging antara lubang pantat dan no noknya. “om nakal!” desahnya sambil menggeliat mengangkat pinggulnya. Dia menggeliatkan pinggulnya. Aku mengecup lehernya berulang kali sambil menyentuh bagian bawah bibir no noknya. Tak lama kemudian, aku semakin jauh menyusur hingga akhirnya lipatan bibir luar no noknya kuusap-usap. Aku berulang kali mengecup lehernya. Sesekali kujilat, sesekali menggigit dengan gemas. “Aarrgghh..Sstt.. Sstt..” rintihnya berulang kali. Lalu dia bangkit dari pangkuanku. Tapi ketika berdiri, kedua lututnya goyah. Dengan cepat aku pun bangkit berdiri dan segera membalikkan tubuhnya. Aku tak ingin dia terjatuh. Aku menyangga punggungnya dengan dadaku. Lalu kuusapkan kembali cairan sabun ke perutnya. Keatas, meremas dengan lembut toketnya dan pentilnya kujepit2 dengan jempol dan telunjuk.

Pentil kiri dan kanan kuremas bersamaan. Lalu aku mengusap semakin ke atas dan berhenti di lehernya. “om, lama amat menyabuninya” rintihnya sambil menggeliatkan pinggulnya. kon tolku semakin keras dan besar, makin dalam terselip dipantatnya.

Dia meremas bijiku dengan gemas. Aku menggerakkan telapak kananku ke arah pangkal pahanya. Sesaat aku mengusap usap jembut lebatnya, lalu mengusap no noknya berulang kali. Jari tengahku terselip di antara kedua bibir luar no noknya. Aku mengusap berulang kali. i tilnya pun menjadi sasaran usapanku. “Aarrgghh..!” rintihnya ketika merasakan kon tolku makin kuat menekan pantatnya. Dia jongkok merendam nonoknya ke dalam air. Dibersihkannya celah diantara bibir no noknya dengan mengusapkan 2 jarinya.

Ketika dia menengadah kon tolku telah berada persis didepannya. kon tolku telah ngaceng berat. “om, kuat banget sih om, baru aja ngecret di no nok Ana sekarang sudah ngaceng lagi”, katanya sambil meremas kon tolku, lalu diarahkan ke mulutnya.

Dikecupnya ujung kepala kon tolku. Tubuhku bergetar menahan nikmat ketika dia menjilati kepala kon tolku. Aku meraih bahunya karena tak sanggup lagi menahan napsu. Setelah berdiri, kaki kirinya kuangkat dan kuletakkan di pinggir bath tub. Dia kubuat menungging sambil memegang dinding di depannya dan aku menyelipkan kepala kon tolku ke celah di antara bibir no noknya. “Argh, aarrgghh..,!” rintihnya.

Aku menarik kon tolku perlahan-lahan, kemudian mendorongnya kembali perlahan-lahan pula. Bibir luar no noknya ikut terdorong bersama kon tolku. Perlahan-lahan kutarik kembali kon tolku, aku bertanya “Enak An?”. “Enaak banget om”,jawabnya.

Aku mengenjotkan kon tolku dengan cepat sambil meremas bongkah pantat nya dan juga toketnya. “Aarrgghh..!” rintihnya ketika kon tolku kembali menghunjam no noknya. Dia terpaksa berjinjit karena merasa kon tolku seolah membelah no noknya karena besarnya. Terasa no noknya sesek kemasukan kon tolku yang besar dan panjang itu. Kupegang pinggulnya dengan erat dan kon tol kukeluar masukkan dengan cepat dan keras. Terdengar ‘cepak-cepak’ setiap kali pangkal pahaku berbenturan dengan pantatnya. “Aarrgghh.., om.., Ana nyampe..!” Dia lemas ketika nyampe lagi untuk kesekian kalinya. Aku juga tidak dapat menahan pejuku lebih lama lagi. “Aarrgghh.., An”, kataku sambil menghunjamkan kon tolku sedalam-dalamnya.

“om.., sstt, sstt..” katanya karena berulangkali merasa tembakan pejuku dino noknya. “Aarrgghh.., An, enaknya!” bisikku ditelinganya. “om.., sstt.., sstt..! Nikmat sekali ya dien tot om”, jawabnya. Aku masih mencengkeram pantatnya sementara kon tolku masih nancep dino noknya. Beberapa saat kami diam di tempat dengan kon tolku yang masih menancap di no noknya. Kemudian aku membimbingnya ke shower, menyalakan air hangat dan kami berpelukan mesra dibawah kucuran air hangat.

Setelah selesai aku keluar duluan, sedang dia masih menikmati shower. Selesai mandi, dengan rambut yang masih basah dan masih bertelanjang bulat, dia keluar dari kamar mandi. Aku sudah mengambilkan soft drink dingin dari lemari es. Ditenggaknya sekali abis. “Haus ya An, laper lagi gak?” “Mangnya ada makanan om?” “Ada si piza tapi sisa. Gak apa kan”. “Gak apa om, gak basi kan”. “Ya enggaklah say, aku angetin dulu di micro wave ya, masih banyak kok, cukuplah buat kamu. aku mah gak laper, aus iya”. Aku menyiapkan pizanya. Dia duduk di mejadekat sofa. Dia kupersilakan minum dan makan sambil mengobrol, diiringi lagu lembut. Setelah makan, aku memintanya duduk di pangkuanku. Dia menurut saja.

Sambil mengobrol, dia kumanja dengan belaianku. Akhirnya setelah selesai makan, kuraih dagunya, dan kucium bibirnya dengan hangatnya, dia mengimbangi ciumanku. Dan selanjutnya aku mulai meremas-remas lembut toketnya, kemudian menelusuri antara dada dan pahanya. Dia sadar bahwa sesuatu yang didudukinya terasa mulai agak mengeras. Ohh, dia langsung bangkit. Dia bersimpuh di depanku dan ternyata kon tolku sudah mulai ngaceng, walau masih belum begitu mengeras.

Kepala kon tolku sudah mulai sedikit mencuat keluar dari kulupnya lalu diraihnya, dibelai dan kulupnya ditutupkan lagi. Dia suka melihatnya dan sebelum penuh tegangnya langsung dikulumnya kon tolku. Dia memainkan kulup batang yang tebal dengan lidahnya. Ditariknya kulup ke ujung, membuat kepala kon tolku tertutup kulupnya dan segera dikulum, dimainkannya kulupku dengan lidahnya, dan diselipkannya lidahnya ke dalam kulupku sambil lidahnya berputar masuk di antara kulup dan kepala kon tolku. Enak rasanya. Tapi hanya bisa sesaat, sebab dengan cepatnya kon tolku makin membengkak dan aku mulai menggeliat dan berdesis menahan kenikmatan permainan lidahnya dan membuat mulutnya semakin penuh.

“om, hebat ya sudah ngaceng lagi, kita lanjut yuk om”, katanya, yang juga sudah terangsang.

Aku makin tak tahan menerima rangsangan lidahnya. Maka dia kutarik ke tempat tidur. Kakinya kubuka sambil tersenyum dan aku langsung menelungkup di antara pahanya. “Aku suka melihat no nok kamu An” ujarku sambil membelai jembutnya yang lebat. “Mengapa?” “Sebab jembutmu lebat dan cewek yang jembutnya lebat napsunya besar, kalau dien tot jadi binal seperti kamu, juga tebal bibirnya”. Aku terus membelai jembut dan bibir no noknya. Kadang-kadang kucubit pelan, kutarik-tarik seperti mainan. Bibir no noknya kubuka, dia makin terangsang dan makin banyak keluar cairan dari no noknya. Aku terus memainkan no noknya seolah tak puas-puas, kadang kadang kusentuh sedikit i tilnya. Pinggulnya mulai menggeliat, kemudian diangkatnya pinggulnya, langsung kusambut dengan bibirku.

Kuhisap lubang no noknya yang sudah penuh cairan. Lidahku ikut menari kesana kemari menjelajah seluruh lekuk no noknya, dan saat kuhisapnya i tilnya dengan ujung lidah, dia berteriak.. “Aauuhh!! Ayo dong om, Ana pingin dien tot lagi” ujarnya sambil menarik bantal. Aku langsung menempatkan tubuhku makin ke atas dan mengarahkan kon tol gedeku ke arah no noknya.

Kupegang kon tolku dan kuselipkan di antara bibir no noknya. Pegangan kulepas saat kepala kon tolku mulai menyelinap di antara bibir no noknya dan menyelusup ke lubang no noknya. Pelan-pelan kutekan dan kucium bibirnya lembut. Dia merapatkan pahanya supaya kon tolku tidak terlalu masuk ke dalam. Aku langsung menjepit kedua pahanya hingga terasa sekali kon tolku menekan dinding no noknya. kon tolku semakin masuk.

Belum semuanya masuk, kutarik kembali seolah akan dicabut hingga tak sadar pinggulnya naik mencegah agar tidak lepas. Beberapa kali kulakukan sampai akhirnya dia berteriak-teriak sendiri. Setelah puas menggodanya, dengan hentakan agak keras, kupercepat gerakan memainkan kon tolku. dengan hentakan keras kon tol kugoyang goyangkan, sambil meremas toketnya, kuciumi lehernya. Akhirnya dia mengelepar-gelepar. Dan sampailah dia kepuncak. Dia berteriak. Aku menyerangnya terus dengan dahsyatnya, sehingga tak habis-habisnya dia melewati puncak kenikmatan.

Lama sekali. Dia memohon, tak kuat menerima rangsangan lagi, benar benar terkuras tenaganya dengan orgasme berkepanjangan. Akhirnya aku pelan-pelan mengakhiri serangan dahsyatku. Dia terkulai lemas sekali, keringatnya bercucuran. Tubuhnya kutindih serta lehernya kembali kucumbu. Kupeluk tubuhnya dan kembali kuremas toketnya. Pelan-pelan kon tol mulai kuenjotkan.

Aku terus menelusuri permukaan tubuhnya. Dadaku merangsang toketnya setiap kali bergeseran mengenai pentilnya. Dan kon tol kupompakan dengan sepenuh perasaan, lembut sekali, bibirku menjelajah leher dan bibirnya. Lama kelamaan tubuhnya yang semula lemas, mulai terbakar lagi. Dia berusaha menggeliat, tapi tubuhnya kupeluk cukup kuat, tangannya mulai menggapai apa saja yang bisa didapat. Aku makin meningkatkan cumbuanku dan memompakan kon tolku makin cepat. Gesekan di dinding no noknya makin terasa. Dan kenikmatan makin memuncak. Leherku kugigit agak kuat dan kumasukkan seluruh batang kon tolku serta kugoyang-goyang untuk meningkatkan rangsangan di i tilnya. Maka jebol lah bendungannya, dia mencapai puncak kembali. Kembali dia berteriak sekuatnya menikmati ledakan orgasme yang lebih kuat, dia meronta2. Dia menggigit pundakku.

Sesaat aku menurunkan gerakanku, tapi saat itu kubalik tubuhnya hingga dia yang di atas. Dia terkulai di atas tubuhku. Dengan sisa tenaganya dia mengeluarkan kon tolku dari no noknya. Diraihnya kon tolku. Tanpa pikir panjang, kon tol yang masih berlumuran cairan no noknya sendiri dikulum dan dikocoknya. Pinggulnya kuraih hingga dia telungkup di atasnu dengan posisi terbalik. Kembali no noknya yang berlumuran cairan jadi mainanku, dia makin bersemangat mengulum dan menghisap sebagian kon tolku. Kupeluk pinggulnya hingga sekali lagi dia orgasme. Kuhisap i tilnya sambil ujung lidahku menari cepat sekali. Tubuhnya mengejang dan menjepit kepalaku dengan kedua pahanya dan dirapatkannya pinggulnya agar bibir no noknya merapat ke bibirku. Dia tidak bisa berteriak tapi karena mulutnya penuh, dan tanpa sadar dia menggigit agak kuat kon tolku dan dicengkeramnya dengan kuat saat dia masih menikmati orgasme. “An, aku mau ngecret An, di dalam no nokmu ya”, kataku sambil menelentangkan dia. “Ya, om”, jawabnya. Dia kunaiki dan dengan satu hentakan keras, kon tolku yang besar sudah kembali menyesaki no noknya. Aku langsung memain kon tolku keluar masuk dengan cepat dan keras. Dalam beberapa enjotan saja tubuhkupun mengejang.

Pantatnya dihentakkannya ke atas dengan kuat sehingga kon tolku nancap semuanya ke dalam no noknya dan akhirnya crot .. crot ..crot, pejuku muncrat dalam beberapa kali semburan kuat. Aku menelungkup diatasnya sambil memeluknya erat2. “An, nikmat sekali ngen tot sama kamu, no nok kamu kuat sekali cengkeramannya ke kon tolku”, bisikku. “Ya om, Ana juga nikmat sekali, tentu saja cengkeraman no nok Ana terasa kuat karena kon tol om kan gede banget. Rasanya sesek deh no nok Ana kalau om neken kon tol om masuk semua. Kalau ada kesempatan, Ana dien tot lagi ya om”, jawabnya. “Pasti”, lalu bibirnya kucium dengan mesra

0 comments:

 
close
PKVSport