Hubungan Sedarah

Percintaan Terlarang

Pemuasan Nafsu

Memuaskan Nafsu Indra

Cerita Dewasa 18+

kisah nyata yang di alami oleh beberapa orang

Cerita Sex

Kisah Sex yang membuat kamu jadi bergairah

Perselingkuhan

Perselingkuhan antara saudara sendiri, teman sendiri dan istri tetangga

Monday, January 29, 2018

Making Love Dengan Manajer Seksi



Cerita Dewasa -- Making Love dengan Manajer seksi ini nyata terjadi, bermula ketika saya mengikuti test penerimaan karyawan di sebuah perusahaan di kota Mataram. Pada hari Sabtu jam 10.20 yang telah ditentukan, saya akan diinterview pada session terakhir agar lolos

“Saudara Andi, silakan” panggil resepsionis cewek itu mengajak saya ke sebuah ruangan

Di ruangan itu sudah duduk seorang wanita yang cantik, seperti artis mandarin yang ternyata adalah seorang Manager HRD Memakai setelan hem, dalamnya berwarna putih dan jasnya merah serta dipadu rok mini merah, kulitnya putih bersih karena masih ada keturunan tionghoa Saya perkirakan umurnya masih muda sekitar 26 tahunan.

“Permisi Bu ”

“Selamat pagi, silakan duduk” sapanya ramah mempersilakan saya duduk di sofa yang cuma dibatasi dengan meja kecil hingga kami saling berhadapan

“Oh ya, kenalkan saya Helen”

“Andi Bu” jawab saya sambil bersalaman dengannya

“Panggil Mbak aja ya”

“Iya Mbak”

Setelah acara tanya jawab mengenai bidang yang saya lamar dan bagaimana tanggapan dari perusahaan, akhirnya sampailah pada pertanyaan yang terakhir

“Dulu apa pekerjaannya, Andi?” tanya Helen sambil menopangkan sebelah kakinya yang putih itu

Duh cantiknya cewek ini, udah putih, cantik lagi seperti artis Mandarin di Hongkong itu, pikirku Kuperkirakan tingginya 170 cm/56 kg dengan pinggang yang langsing, pokoknya seksi deh.

“Sampai sekarang sih masih sebagai free guide” jawab saya jujur

“Maksudnya ?”     Judi Online

“Pemandu tour lepasan untuk turis domestik, begitu”

“Oh gitu, sebetulnya perusahaan ini membutuhkan orang yang berkualitas tinggi”

“Jadi maaf ya, Andi belum bisa memenuhi syarat yang ditentukan perusahaan”

“Nggak apa-apa kok Mbak, saya bisa menerimanya”

“Oh ya, saya cuma sebentar di Lombok ini, kira-kira dua mingguan”

“Maksud Mbak ?” tanya saya nggak ngerti

“Kalo saya minta Andi menjadi tour guide saya selama dua minggu, berapa biayanya?”

“Terserah Mbak aja, pokoknya ditanggung puas deh jalan-jalan ke pulau Lombok” jawab saya senang, meskipun tidak dapat pekerjaan tapi ada order nih, cantik lagi

“Besok ya, jam 09 00 di hotel Senggigi Beach, saya tunggu”

“Ya Mbak, pasti saya datang”

“Permisi Mbak”

“Ya, silakan” jawab Mbak Helen mengantar saya keluar ruangan

Tepat jam 09 20 esoknya, saya sampai di hotel Senggigi Beach tempat Mbak Helen menginap

“Selamat pagi Mbak, kamar Mbak Helen yang mana ya?” tanya saya pada recepsionis hotel itu

“Oh, Pak Andi ya, sudah ditunggu di lobi hotel sama Ibu Helen”

“Terima kasih Mbak”

“Sama-sama”

Ternyata Mbak Helen sudah menunggu di lobi dengan kaos ketat berwarna biru hingga samar-samar kelihatan payudaranya yang masih terbungkus BH menonjol di balik kaos gaulnya dan dipadu celana panjang jins, kelihatannya jauh sekali dari formalitas.

“Maaf Mbak, kelamaan nunggu ya?”

“Nggak apa-apa kok, tapi panggil Helen aja ya”

“Ya Mbak E Eh Helen”

“Andi, bisa nyopir khan?”

“Bisa emangnya kenapa”

“Tadi saya pinjam mobil kantor untuk jalan-jalan”“Oh, bisa kok Mbak, jadi kita nggak perlu pake taksi

“ Helen pengin liat tempat gerabah dulu ya”

“Ya, ayo kita berangkat sekarang” ajak saya sambil menggandeng tangannya, rupanyaHelen tidak keberatan saya gandeng tanggannya yang putih mulus itu

Pada jam 09 40 kami berangkat ke desa Banyumulek, tempat gerabah khas Lombok yang luarnya memakai anyaman rotan itu, jaraknya di luar kota Mataram Setelah sampai, Helen membeli beberapa gerabah hingga jam 12 10 dan kami kembali lagi ke Mataram untuk makan siang.

“Terus mau kemana lagi Helen?” tanya saya padanya dalam mobil yang akan menuju hotel

“Temenin saya berenang yuk”“Ayo, tapi saya nggak bawa baju renang nich”
“Ah, gampang nanti saya belii

n, gimana?”

“OK boss”

Maka sampailah kami di hotel Senggigi Beach, ternyata kolam renang tidak begitu ramai dengan orang, cuma ada beberapa bule sedang berjemur

“Tunggu di sini ya Ndi, saya mau ganti baju dulu” celoteh Helen sambil berlalu ke ruang ganti

Setelah beberapa saat, wow Helen sudah berganti dengan baju renang yang seksi sekali, berwarna putih selaras dengan kulitnya dan payudaranya menonjol dari balik baju renangnya.

“Ayo Ndi, kok bengong aja” katanya mengagetkan saya dan kami pun berenang di dalam kolam yang cukup besar itu.

Kami berenang sampai jam 17 10 sore dan lalu Helen mengajak saya mengakhiri dulu acara renangnya.

“Sampai besok ya Ndi”
“Ya, sampai besok Helen” jawab saya sambil menelan ludah karena membayangkan betapa putih dan seksinya Helen memakai pakaian renangnya itu

Beruntung sekali jika saya bisa memeluk atau bahkan making love dengannya Ah tapi itu cuma angan-angan saya saja untuk making love dengannya Hari berikutnya saya antar Helen ke pemandian alam Suranadi, tempat air awet muda di Narmada, dan beberapa tempat wisata lainnya.

“Kita ke mall yuk” ajak Helen sambil menggandeng tangan saya mesra bagai sepasang kekasih saja

“Ada acara apa nich ke mall?” tanya saya sambil melirik Helen yang duduk dengan santai dan seenaknya, bahkan kadang-kadang rok mininya memperlihatkan hampir separuh lebih pahanya yang putih mulus hingga si boy jadi tidak tenang, kapan ya bisa bergesekan dengannya, pasti sedap, pikirku.

“Saya mau beli pakaian atas nich” jawabnya

Selama sepuluh hari berlalu, kami sudah menjadi akrab sekali Siang itu Helen mengenakan kaos ketat putih bergambar panda yang dipadu dengan rok jins mini berwarna biru dengan sabuknya yang besar, saya tidak tahu apakah ini model baju gaul jaman sekarang atau kreasi Helen sendiri.

Mall itu sungguh ramai pada saat hari Minggu, hingga saya bisa menggandeng pinggang Helen yang ramping itu dan wangi tubuhnya sungguh harum sekali Rupanya Helen tidak keberatan saya peluk pinggangnya Ini baru lumayan, pelan-pelan ada kesempatan nih pembaca cerita seks

“Kita cari baju yuk” ajaknya ke toko baju dalam mall tersebut

“Okey ”

“Ini bagus nggak Ndi?” tanyanya sambil memperlihatkan hem merah

“Bagus juga kok Helen, cobain aja” jawabku

“Iya deh” jawabnya sambil menuju ruang ganti

Tentu saja saya mengikutinya dan membantu menutup kain tempat mencoba baju itu, namun yang membuat saya berdebar-debar, ternyata ada celah sedikit untuk mengintip ruang ganti itu, mungkin saja Helen tidak tahu atau pura-pura tidak tahu.

Pertama-tama Helen membuka kaos ketat warna putihnya hingga sekarang tampak kelihatan BH warna kuningnya yang sungguh indah, membuat si boy langsung berdiri, kemudian ia mencoba hem merah itu dan ternyata pas sekali dengan bentuk tubuh Helen Setelah cocok dan membayar harganya, saya mengajak Helen mencoba naik cidomo (semacam dokar yang ditarik oleh kuda), sedangkan mobil masih diparkir di Mall supaya aman.

“Gimana Helen, rasanya naik cidomo?” tanya saya sambil memperhatikan rok mininya yang tadi agak tersingkap pada saat naik cidomo hingga kelihatan sedikit celana dalamnya yang berwarna putih polos Si boy langsung berdiri hingga celana jins saya jadi sesak.

“Lucu ya, naik cidomo begini”

“Ya, ini namanya kendaraan tradisional khas daerah sini”

“Oh, gitu ”

Setelah bolak balik naik cidomo, kami kembali ke hotel supaya Helen bisa beristirahat

“Ndi, kamu tadi ngintip saya ya?” tanya Helen tiba-tiba sambil menatap saya lekat

“E Eh Ya Nggak sengaja kok” kata saya tergagap-gagap karena kaget bahwa Helen tahu tadi saya memperhatikan wilayah pribadinya Saya pasrah saja kalau akan dimaki atau bahkan diusir

“Mmh Gitu ya”

“Maaf ya Helen, saya nggak sengaja kok, kalo Helen nggak suka saya bisa pergi sekarang kok” jawab saya sambil akan meninggalkannya  Poker Terpercaya

“Tunggu Ndi, sebetulnya Helen nggak apa-apa kok”

“Terima kasih kalo begitu” jawab saya yang tidak jadi meninggalkannya, bahkan sempatduduk di hadapannya kembali

“Gimana badannya Helen?” tanyanya lagi dengan antusias

Wah ada kesempatan lagi, saya ingin berusaha membujuk Helen supaya mau making love dengan saya siang ini, paling-paling ditolak atau diusir, itu resikonya.

“Seksi sekali” jawabku

“Yang bener” tanyanya memastikan

“Abis bodinya Helen seksi sich, rajin fitness ya”

“Iya, ini akibat latihan fitness”

“Ndi, masuk kamar yuk, soalnya panas di luar” ajak Helen tiba-tiba sambil menggandeng tangan saya masuk kamar kelas VIP itu, sungguh kamar yang bagus sekali

Tiba-tiba HP Helen berdering, dan Helen menjawab HP-nya sambil duduk di sofa Wow, sekarang dengan jelas sekali kelihatan CD-nya yang berwarna putih karena duduknya yang agak membuka kedua pahanya itu Sungguh pemandangan yang indah sekali Setelah Helen menutup HP-nya, Helen menatap saya dengan pandangan yang lain.

“Ada apa Helen?” tanya saya sambil duduk di sampingnya

“Mungkin satu atau dua hari lagi saya kembali ke Jakarta” jawabnya sambil menyandarkankepalanya pada pundak saya

“Lho, kok cepat sekali” tanya saya sambil mengelus pundak kirinya pelan

“Biasa, panggilan dari bos besar ” jawabya sambil mengusap-ngusap paha kiri saya dengan mesra

“Gimana kalo sekarang, Andi kasih hadiah”

“Hadiah apa, pasti asyik nih?” celoteh Helen penasaran sambil menatap saya serius

“Gimana, kalo hadiahnya berupa ciuman”

“Hush, ngawur kamu, khan udah kukasih liat” celotehnya sambil nyengir

“Lho, ini khan ada rasanya” jawab saya nggak mau kalah sambil tangan kanan saya mengusap-usap pipinya yang putih mulus

“Geli tau ” tolaknya manja

“Lama-lama enak kok” rayu saya sambil mencium lehernya, bahkan menjilatinya sedikit demi sedikit supaya Helen merasakan rangsangan

“Jang An Ndi Kamu Nakal ” sentak Helen sambil mendorong tubuh saya, namun dorongannya malah membuat kami berdua jatuh ke sofa dengan posisi saya menindih Helen

Kesempatan itu tak saya sia-siakan karena langsung saja saya cium bibirnya yang merah basah Beberapa saat Helen masih memberontak lemah dan pergumulan itu semakin membuat tangan kanan saya menekan-nekan payudaranya yang masih terbungkus kaos dan tangan kiri saya memegang kepalanya.

“Mmh ” guman Helen karena mulutnya penuh oleh lidah saya yang berusaha membelitnya dan kembali ke lehernya yang putih bersih, terus menjilatinya dengan gemas

“Sst Jann Ngan Sst ” celotehan dan sedikit rintihan Helen membuat saya tahu bawah Helen sekarang agak terangsang, dan perlawanannya sudah mulai semakin lemah

“Aduh Sst Ndi Pelan-pelan ” rintihnya sambil memegang tangan saya yang sedang meremas payudaranya.

Tangan saya kembali bergerilya ke bawah punggungnya, dan berusaha melepas BH putihnya hingga akhirnya lepas juga Dengan tiba-tiba BH itu disentak oleh Helen sendiri hingga lepas ke lantai dan menarik kaosnya hingga ke atas Tampak jelas payudaranya yang putih mulus dengan putingnya yang sudah berdiri kencang.

“Ya Helen ” jawab saya sambil membuka kondom yang sudah saya persiapkan dari tadi Helen sekarang sudah melepas kaos ketatnya hingga tinggal tersisa rok mini dan CD putihnya.

“Tunggu Helen, biar saya saja yang nanti melepasnya” cegah saya saat melihatnya akan membuka roknya, dan sekarang saya juga sudah membuka pakaian dan celana panjang hingga bugil tinggal tersisa CD saja.

“Ini rahasia kita berdua lho” bisik Helen sambil menatap saya tajam dan saya lihat di matanya ada keinginan yang terpendam dan sudah lama tak tersalurkan.

“Oke boss ” jawab saya sambil menciumnya dengan hangat dan disambut dengan gemas oleh Helen, bahkan tangan saya dengan bebas meremas payudaranya yang kiri dan kanan secara bergantian Kemudian ciuman saya turun ke payudaranya dan melumatnya, menghisap bahkan menggigit putingnya hingga Helen merintih Itu saya lakukan selama beberapa menit.

“Sst mmh terus sst ke bawah dikit sst ” pinta Helen sambil merintih tidak karuan sambil mendorong kepala saya memintaku mencium dan menjilat pusarnya.

Tangan kanan saya juga aktif merayap pada pahanya dan semakin naik ke bawah hingga masuk ke dalam roknya dan menyentuh vaginanya yang terbungkus CD Saya usap-usap beberapa menit, kemudian tangan saya masukkan ke dalam CD putihnya dan mengorek-ngorek lubang vaginanya hingga mengeluarkan cairan.

“Sst Ndi Aduh Geli Sst ” rintih Helen sambil berusaha membuka roknya Karena birahinya sudah cukup tinggi, saya bantu untuk membuka rok beserta CD-nya hingga Helen bugil sama sekali dan kelihatan bodinya yang padat dan montok.

“Ayo Ndi, buka juga dong, kok bengong ” pinta Helen tidak sabar sambil membuka CD saya dan keluarlah si boy dengan tegaknya Helen sampai tercengang melihat si boy yang agak bengkok ini.

Bagaimana saya tidak bengong melihat cewek cantik putih mulus dan seksi di hadapan saya dengan ukuran payudara 34B ini Kami sama-sama bugil sekarang dan saya mengambil posisi agak berjongkok untuk menghisap vaginanya yang ditumbuhi bulu halus dan tercukur rapi, sedangkan Helen tiduran di sofa sambil membuka pahanya agak lebar.   Agen DominoQQ

“Lho, kok bengong” tanya Helen sambil membimbing kepalaku agar lebih dekat pada vaginanya

“Ehh ” jawabku kaget tapi cuma sesaat karena berikutnya, vaginanya sudah saya jilat, yang pada awalnya baru pada bibir vagina dan lama-kelamaan pada lubang vaginanya mencari biji kacangnya serta menghisapnya lebih keras, bahkan bulu-bulu halusnya juga ikut tersapu dengan jilatan dan hisapan saya.

“Sst Oh Yes Sst Mmh ” rintih Helen panjang sambil menggerakkan pinggulnya ke atas sampai wajah saya terbenam semua dalam permukaan vaginanya Sementara tangan kiri saya meremas-remas payudaranya silih berganti dengan dibantu tangan Helen sendiri.

“Sst Teru Ss Ndi Sstss Mmh Sst Saya Kelu Ar Arkh ” jerit Helen karena dengan tiba-tiba menjepit kepala saya dengan kedua pahanya.

Rupanya Helen telah mengalami orgasmenya yang pertama sejak making love karena saya tahu begitu banyak cairannya yang keluar.

“ Helen, mau nggak isep si boy?” tanya saya menghentikan gerakan menghisap cairan vaginanya sambil menyodorkan si boy padanya.

“Mmh Gimana ya, Helen belum pernah tuch” jawabnya gengsi karena mungkin Helen memang belum pernah menghisap kemaluan cowok.

“Gini, kuajarin, Helen lumat aja dan jilat dulu kepalanya ya” bujuk saya sambil membimbing Helen duduk di sofa dan saya berdiri di hadapannya mengulurkan kontol Tangan kanannya saya arahkan untuk memegang kontol saya dan memintanya mengocok pelan.

“Begini ya ?” tanya Helen sambil mengocok kontol saya pelan dan mengurutnya hingga si boy semakin keras saja.

Rupanya si Helen cepat belajarnya, dan saya semakin menikmati making love ini.

“Bagus Sekarang kulum Helen Sst Ya Gitu ” pinta saya lirih karena dengan cepatnya Helen mengulum kepala kontol saya dan semakin lama semakin ke dalam hingga kontol saya sampai masuk semua pada mulutnya, bahkan kadang-kadang tanpa diminta, Helen menjilati buah zakar saya tanpa jijik dan kembali mengulum dan menghisap kontol saya dengan irama yang kadang cepat kadang pelan.

“Sst Udah Helen Cukup ” pinta saya karena sudah tidak kuat menahan hisapan Helen yang semakin lama se makin liar saja.

“Ayo Ndi, Helen udah nggak tahan nich ” jawab Helen sambil memasangkan kondom pada kontol saya.

Kemudian Helen rebah telentang lagi di sofa dengan masih memegang kontolku yang sudah memakai kondom dan mengarahkannya pada bibir vaginanya Kontol saya gesek-gesekkan dulu pada bibir vaginanya untuk pemanasan hingga membuat Helen mendesis kegelian.

“Sst Geli Ndi Udah masukin aja ”

“Auwh Sst Pelan Sst ” jerit Helen karena kepala kontol saya sudah masuk setengah pada vaginanya dan akhirnya masuk semua dalam vaginanya

“Sst Aduh Mmh Sstss ” rintih Helen begitu kontol saya masuk semua dan menggoyangkan pinggulnya dengan pelan Saya juga memompa kontol saya keluar masuk vaginanya dengan perlahan dan semakin lama makin cepat.

“Sst Ndi Mmh Sst Ce Petan Sst ” pinta Helen pada saya karena saya memperlambat sodokan kontol saya
“Mmh Nah Gitu Ter Us Ssttss ”

“ Helen En Ak Nggak Sst ?” tanya saya tersengal-sengal karena Helen semakin aktif memutar-mutar pinggulnya, bahkan tangan kanannya memegang pantat saya dan menekannya dengan keras hingga kontol saya semakin dalam masuk ke vaginanya.

“Sstss Enak Ndi Sstt ” jawabnya lirih karena kedua tangan saya silih berganti meremas payudaranya yang kadang-kadang saya isap puting susunya bergantian.

“Sstssrtt Udah Ndi Kelu Arin Samaan Sst ” pinta Helen yang rupanya sudah tidak tahan pada sodokan kontol saya yang keluar masuk makin cepat diimbangi pula dengan cepatnya goyangan pinggul Helen.

“I Ya Helen Sst ” desis saya lirih karena saya dengan kuat juga diputar-diputar oleh pinggul Helen yang kencang itu hingga kontol saya rasanya senut-senut dijepit oleh vaginanya.

Beberapa puluh menit saya dan Helen melakukan making love itu dengan bersemangat hingga kepala Helen menoleh ke kiri-ke kanan tak beraturan Rupanya pertahanan saya sudah akan bobol dan akhirnya saya memberi aba-aba pada Helen disertai dengan pelukan Helen yang makin kencang.

“Sst Ayo Helen Sst ”

“Ssrtrrsst Arkhkk ” jerit Helen melengking sambil menjepit kontol saya dengan erat, disertai sodokan kontolku yang makin cepat dan akhirnya.

Crot croot croot Tiga kali tembakan saya muntahkan dalam vaginanya tapi masih di dalam kondom Helen akhirnya lunglai sambil memeluk saya dengan hangat.

“Hahh Lega rasanya ”

“Gimana rasanya Helen?” tanya saya sambil membelai rambutnya yang harum itu

“Enak gila” jawabnya sambil tersenyum.

Selama dua hari, sejak kejadian itu saya sering melakukan making love dengan Helen, bahkan sering Helen yang memulai lebih dulu Akhirnya pada hari terakhir saya mengantar Helen ke bandara Selaparang Hari masih pagi kira-kira jam 05 25, karena pesawatnya akan berangkat jam 07 00 Mungkin Helen masih ingin curhat pada saya mengenai beberapa hal.

“Wah, masih sepi ya ”

“Iya Helen, baru kita aja yang datang, tapi nggak apalah, kita khan bisa ngobrol” jawab saya santai

“Iya, ya”

Pagi itu Helen mengenakan hem yang baru dibelinya dan dipadu dengan rok jins mini kesukaannya yang berwarna putih Setelah mengobrol sekitar lima belas menit, Helen kelihatannya gelisah dan mengajak saya ke toilet wanita.

“Saya tunggu di sini ya”.

“Udah ayo masuk, mumpung nggak ada orang” pinta Helen sambil menggandeng tangan saya masuk ke toilet wanita itu.  Poker Online

Lalu kami masuk ke kamar mandi di pojok yang kosong Gila juga Helen, nanti kalau ada yang tahu bagaimana, pikirku Belum sempat saya berpikir panjang, Helen sudah melepas celana dalamnya yang berwarna merah dan mendorong saya duduk di atas toilet modern itu.

“Eh Helen Gimana kalo ada orang nich” jawab saya bingung, tapi akhirnya saya lepas juga celana jins beserta CD saya hingga si boy nongol dengan tegaknya

“Sst Udah diam aja kamu” jawab Helen sambil meremas kontol saya hingga tegak sempurna

“Tapi belum pake kondom nich”

“Nggak usah, Helen pengin yang original, ayo ” pintanya sambil mengarahkan kontol saya pada vaginanya.

Saya juga membantunya dengan memegang pantatnya hingga masuk semua kontol saya pada vaginanya Posisi saya yang duduk memangku Helen dan Helen berhadapan dengan saya mengakibatkan tekanan vaginanya lebih terasa.

“Sst Ndi Ayo Cepetan Sst ”

“Iya ” jawab saya sambil dengan cepat menyodokkan kontol keluar masuk vaginanya.

Untung saja pagi itu belum ramai oleh penumpang dan toilet itu belum ada yang mendatanginya hingga Helen dan saya bisa making love dengan nikmat yang bercampur dengan perasaan berdebar-debar.

“Sst Sayang Cepet Ssrrtt ” rintih Helen sambil menggoyang pinggulnya dengan liar

“Sst Mmhmm Ssrttss ” desisnya.

“ Helen Sst ” desis saya lirih sambil tangan saya melepas kancing hemnya dan masuk ke dalam BH-nya serta meremas payudaranya dengan pelan, bahkan kadang-kadang saya cium juga bibirnya yang merah basah dengan gemas, yang dibalasnya dengan ciuman yang liar juga.

“Ssrtss Ssttrtss ” rintih Helen pelan sambil mempercepat goyangan pinggulnya.

Dan akhirnya kegiatan yang berlangsung kurang lebih 40 menit itu saya akhiri dengan mempercepat sodokan kontol saya dengan cepat hingga akhirnya muncratlah lahar putih saya dalam vaginanya dengan keras tanpa penghalang kondom.

“Sst Arkhkk ” jerit Helen sambil memeluk saya dengan erat karena bersamaan dengan keluarnya lahar putih saya, juga keluar lahar putih dari Helen Hingga beberapa saat saya dan Helen masih menikmati sensasi making love itu dengan berciuman lembut.

“Trim’s ya Ndi ”

“Sama-sama Helen, kapan-kapan main-main ke Lombok dan making love lagi ya” jawab saya sambil membereskan celana dan baju, begitu pula dengan Helen yang mengganti celana dalamnya dengan yang berwarna hijau lumut.

Setelah rapi, saya dan Helen keluar toilet untuk mengobrol lagi menunggu pesawat yang masih belum berangkat juga Beberapa saat kemudian baru Helen berangkat ke Jakarta dengan membawa dan meninggalkan sejuta kenangan akibat making love denganku.

Selamat jalan Helen, terima kasih atas amplop dan kenangan making love nya serta ijinmu agar saya bisa mengirimkan cerita pengalaman kita berdua ini.

Sunday, January 28, 2018

Nafsu Tante Erni


Cerita Dewasa -- Aku Diajari Begituan Oleh Tante Erni | Kejadian ini terjadi ketika aku kelas 3 SMP, yah aku perkirakan umur aku waktu itu baru saja 14 tahun. Aku entah kenapa yah perkembangan sexnya begitu cepat sampai-sampai umur segitu ssudah mau ngerasain yang enak-enak. Yah itu semua karena temen nyokap kali yah, Soalnya temen nyokap Aku yang namanya Tante Erni (biasa kupanggil dia begitu) orangnya cantik banget, langsing dan juga awet muda bikin aku bergetar.

Tante Erni ini tinggal dekat rumahku, hanya beda 5 rumahlah, nah Tante Erni ini cukup deket sama keluargaku meskipun enggak ada hubungan saudara. Dan dapat dipastikan kalau sore biasanya banyak ibu-ibu suka ngumpul di rumahku buat sekedar ngobrol bahkan suka ngomongin suaminya sendiri. Nah Tante Erni inilah yang bikin aku cepet gede (maklumlah anak masih puber kan biasanya suka yang cepet- cepet).

Biasanya Tante Erni kalau ke rumah Aku selalu memakai daster atau kadang-kadang celana pendek yang bikin aku ser.. ser.. ser.. Biasanya kalau sudah sore tuh ibu-ibu suka ngumpul di ruang TV dan biasanya juga aku pura-pura nonton TV saja sambil lirak lirik. Tante Erni ini entah sengaja atau nggak aku juga enggak tahu yah. Dia sering kalau duduk itu tuh mengangkang, kadang pahanya kebuka dikit bikin Aku ser.. ser lagi deh hmm. Judi Online

Apa keasyikan ngobrolnya apa emang sengaja Aku juga enggak bisa ngerti, tapi yang pasti sih aku kadang puas banget sampai-sampai kebayang kalau lagi tidur. Kadang kalau sedang ngerumpi sampai ketawa sampai lupa kalau duduk nya Tante Erni ngangkang sampai-sampai celana dalemnya keliatan (wuih aku suka banget nih). Pernah aku hampir ketahuan pas lagi ngelirik wah rasanya ada perasaan takut malu sampai- sampai Aku enggak bisa ngomong sampai panas dingin tapi Tante Erni malah diam saja malah dia tambahin lagi deh gaya duduknya.

Nah dari situ aku sudah mulai suka sama tuh Tante yang satu itu. Setiap hari pasti Aku melihat yang namanya paha sama celana dalem tuh Tante. Pernah juga Aku waktu jalan-jalan bareng ibu-ibu ke puncak nginep di villa. Ibu-ibu hanya bawa anaknya, nah kebetulan Mami Aku ngsajak Aku pasti Tante Erni pula ikut wah asyik juga nih pikir ku. Waktu hari ke-2 malam-malam sekitar jam 8-9 mereka ngobrol di luar deket taman sambil bakar jagung. Ternyata mereka sedang bercerita tentang hantu, ih dasar ibu-ibu masih juga kaya anak kecil ceritanya yang serem-serem, pas waktu itu Tante Erni mau ke WC tapi dia takut. Tentu saja Tante Erni di ketawain sama gangnya karena enggak berani ke WC sendiri karena di villa enggak ada orang jadinya takut sampai-sampai dia mau kencing di deket pojokan taman.

Lalu Tante Erni menarik tangan Aku minta ditemenin ke WC, yah aku sih mau saja. Pergilah aku ke dalam villa sama Tante Erni, sesampainya Aku di dalam villa Aku nunggu di luar WC eh malah Tante Ernin ngsajak masuk nemenin dia soalnya katanya dia takut. “Lex temenin Tante yah tunggu di sini saja buka saja pintu nya enggak usah di tutup, Tante takut nih”, kata Tante Erni sambil mulai berjongkok. Dia mulai menurunkan celana pendeknya sebatas betis dan juga celana dalamnya yang berwarna putih ada motif rendanya sebatas lutut juga. “Serr.. rr.. serr.. psstt”, kalau enggak salah gitu deh bunyinya.

Jantungku sampai deg-degan waktu liat Tante Erni kencing, dalam hatiku, kalau saja Tante Erni boleh ngasih liat terus boleh memegangnya hmm. Sampai-sampai aku bengong ngeliat Tante Erni. “Heh kenapa kamu Lex kok diam gitu awas nanti kesambet” kata Tante Erni. “Ah enggak apa-apa Tante”, jawabku. “Pasti kamu lagi mikir yang enggak-enggak yah, kok melihatnya ke bawah terus sih?”, tanya Tante Erni. “Enggak kok Tante, aku hanya belum pernah liat cewek kencing dan kaya apa sih bentuk itunya cewek?” tanyaku.

Tante Erni cebok dan bangun tanpa menaikkan celana sama CDnya. “Kamu mau liat Lex? Nih Tante kasih liat tapi jangan bilang-bilang yah nanti Tante enggak enak sama Mamamu”, kata Tante Erni. Aku hanya mengangguk mengiyakan saja. Lalu tanganku dipegang ke arah vaginanya. Aku tambah deg-degan sampai panas dingin karena baru kali ini Aku megang sama melihat yang namanya memek. Tante Erni membiarkanku memegang-megang vaginanya. “Sudah yah Lex nanti enggak enak sama ibu-ibu yang lain dikirain kita ngapain lagi”. “Iyah Tante”, jawabku.

Lalu Tante Erni menaikan celana dalam juga celana pendeknya terus kami gabung lagi sama ibu-ibu yang lain. Esoknya aku masih belum bisa melupakan hal semalam sampai sampai aku panas dingin. Hari ini semua pengen pergi jalan-jalan dari pagi sampai sore buat belanja oleh-oleh rekreasi. Tapi aku enggak ikut karena badanku enggak enak. “Lex, kamu enggak ikut?” tanya mamiku. “Enggak yah Mam aku enggak enak badan nih tapi aku minta di bawain kue mochi saja yah Mah” kataku. “Yah sudah istirahat yah jangan main-main lagi” kata Mami. “Erni, kamu mau kan tolong jagain si Alex nih yah, nanti kalau kamu ada pesenan yang mau di beli biar sini aku beliin” kata Mami pada Tante Erni. “Iya deh Kak aku jagain si Alex tapi beliin aku tales sama sayuran yah, aku mau bawa itu buat pulang besok” kata Tante Erni. Akhirnya mereka semua pergi, hanya tinggal aku dan Tante Erni berdua saja di villa, Tante Erni baik juga sampai-sampai aku di bikinin bubur buat sarapan, jam menunjukan pukul 9 pagi waktu itu. “Kamu sakit apa sih Lex? kok lemes gitu?” tanya Tante Erni sambil nyuapin aku dengan bubur ayam buatannya. “Enggak tahu nih Tante kepalaku juga pusing sama panas dingin aja nih yang di rasa” kataku.    Poker Online

Tante Erni begitu perhatian padaku, maklumlah di usia perkawinannya yang sudah 5 tahun dia belum dikaruniai seorang buah hati pun. “Kepala yang mana Lex atas apa yang bawah?” kelakar Tante Erni padaku. Aku pun bingung, “Memangya kepala yang bawah ada Tante? kan kepala kita hanya satu?” jawabku polos. “Itu tuh yang itu yang kamu sering tutupin pake segitiga pengaman” kata Tante Erni sambil memegang si kecilku. “Ah Tante bisa saja” kataku. “Eh jangan-jangan kamu sakit gara-gara semalam yah” aku hanya diam saja. Selesai sarapan badanku dibasuh air hangat oleh Tante Erni, pada waktu dia ingin membuka celanaku, kubilang, “Tante enggak usah deh Tante biar Alex saja yang ngelap, kan malu sama Tante” “Enggak apa-apa, tanggung kok” kata Tante Erni sambil menurunkan celanaku dan CDku.

Dilapnya si kecilku dengan hati-hati, aku hanya diam saja. “Lex mau enggak pusingnya hilang? Biar Tante obatin yah” “Pakai apa Tan, aku enggak tahu obatnya” kataku polos. “Iyah kamu tenang saja yah” kata Tante Erni. Lalu di genggamnya batang penisku dan dielusnya langsung spontan saat itu juga penisku berdiri tegak. Dikocoknya pelan-pelan tapi pasti sampai-sampai aku melayang karena baru pertama kali merasakan yang seperti ini. “Achh.. cchh..” aku hanya mendesah pelan dan tanpa kusadari tanganku memegang vagina Tante Erni yang masih di balut dengan celana pendek dan CD tapi Tante Erni hanya diam saja sambil tertawa kecil terus masih melakukan kocokannya. Sekitar 10 menit kemudian aku merasakan mau kencing. “Tante sudah dulu yah aku mau kencing nih” kataku. “Sudah, kencingnya di mulut Tante saja yah enggak apa-apa kok” kata Tante Erni. Aku bingung campur heran melihat penisku dikulum dalam mulut Tante Erni karena Tante Erni tahu aku sudah mau keluar dan aku hanya bisa diam karena merasakan enaknya.

“Hhgg..achh.. Tante aku mau kencing nih bener ” kataku sambil meremas vagina Tante Erni yang kurasakan berdenyut-denyut. Tante Ernipun langsung menghisap dengan agresifnya dan badanku pun mengejang keras. “Croott.. ser.. err.. srett..” muncratlah air maniku dalam mulut Tante Erni, Tante Erni pun langsung menyedot sambil menelan maniku sambil menjilatnya. Dan kurasakan vagina Tante Erni berdenyut kencang sampai-sampai aku merasakan celana Tante Erni lembab dan agak basah. “Enak kan Lex, pusingnya pasti hilang kan?” kata Tante Erni.

“Tapi Tante aku minta maaf yah aku enggak enak sama Tante nih soalnya Tante..” “Sudah enggak apa-apa kok, oh iya kencing kamu kok kental banget, wangi lagi, kamu enggak pernah ngocok Lex?” “Enggak Tante” Tanpa kusadari tanganku masih memegang vagina Tante Erni. “Loh tangan kamu kenapa kok di situ terus sih”. Aku jadi salah tingkah “Sudah enggak apa-apa kok, Tante ngerti” katanya padaku. “Tante boleh enggak Alex megang itu Tante lagi” pintaku pada Tante Erni. Tante Erni pun melepaskan celana pendeknya, kulihat celana dalam Tante Erni basah entah kenapa. “Tante kencing yah?” tanyaku. “Enggak ini namanya Tante nafsu Lex sampai- sampai celana dalam Tante basah”.

Dilepaskannya pula celana dalam Tante Erni dan mengelap vaginanya dengan handukku. Lalu Tante Erni duduk di sampingku “Lex pegang nih enggak apa-apa kok sudah Tante lap” katanya. Akupun mulai memegang vagina Tante Erni dengan tangan yang agak gemetar, Tante Erni hanya ketawa kecil. “Lex, kenapa? Biasa saja donk kok gemetar kaya gitu sih” kata Tante Erni. Dia mulai memegang penisku lagi, “Lex Tante mau itu nih”. “Mau apa Tante?” “Itu tuh”, aku bingung atas permintaan Tante Erni. “Hmm itu tuh, punya kamu di masukin ke dalam itunya Tante kamu mau kan?” “Tapi Alex enggak bisa Tante caranya” “Sudah, kamu diam saja biar Tante yang ajarin kamu yah” kata Tante Erni padaku.   Poker Terpercaya

Mulailah tangannya mengelus penisku biar bangun kembali tapi aku juga enggak tinggal diam aku coba mengelus-elus vagina Tante Erni yang di tumbuhi bulu halus. “Lex jilatin donk punya Tante yah” katanya. “Tante Alex enggak bisa, nanti muntah lagi” “Coba saja Lex” Tante pun langsung mengambil posisi 69. Aku di bawah, Tante Erni di atas dan tanpa pikir panjang Tante Erni pun mulai mengulum penisku. “Achh.. hgghhghh.. Tante” Aku pun sebenarnya ada rasa geli tapi ketika kucium vagina Tante Erni tidak berbau apa-apa. Aku mau juga menjilatinya kurang lebih baunya vagina Tante Erni seperti wangi daun pandan (asli aku juga bingung kok bisa gitu yah) aku mulai menjilati vagina Tante Erni sambil tanganku melepaskan kaus u can see Tante Erni dan juga melepaskan kaitan BH-nya, kini kami sama-sama telanjang bulat.

Tante Erni pun masih asyik mengulum penisku yang masih layu kemudian Tante Erni menghentikannya dan berbalik menghadapku langsung mencium bibirku dengan nafas yang penuh nafsu dan menderu. “Kamu tahu enggak mandi kucing Lex” kata Tante Erni. Aku hanya menggelengkan kepala dan Tante Erni pun langsung menjilati leherku menciuminya sampai-sampai aku menggelinjang hebat, ciumannya berlanjut sampai ke putingku, dikulumnya di jilatnya, lalu ke perutku, terus turun ke selangkanganku dan penisku pun mulai bereaksi mengeras. Dijilatinya paha sebelah dalamku dan aku hanya menggelinjang hebat karena di bagian ini aku tak kuasa menahan rasa geli campur kenikmatan yang begitu dahsyat.

Tante Erni pun langsung menjilati penisku tanpa mengulumnya seperti tadi dia menghisap-hisap bijiku dan juga terus sampai-sampai lubang pantatku pun dijilatinya sampai aku merasakan anusku basah. Kulihat payudara Tante Erni mengeras, Tante Erni menjilati sampai ke betisku dan kembali ke bibirku dikulumnya sambil tangannya mengocok penisku, tanganku pun meremas payudara Tante Erni. Entah mengapa aku jadi ingin menjilati vagina Tante Erni, langsung Tante Erni kubaringkan dan aku bangun, langsung kujilati vagina Tante Erni seperti menjilati es krim. “Achh.. uhh.. hhghh.. acch Lex enak banget terus Lex, yang itu isep jilatin Lex” kata Tante Erni sambil menunjuk sesuatu yang menonjol di atas bibir vaginanya. Aku langsung menjilatinya dan menghisapnya, banyak sekali lendir yang keluar dari vagina Tante Erni tanpa sengaja tertelan olehku.

“Lex masukin donk Tante enggak tahan nih” “Tante gimana caranya?” Tante Erni pun menyuruhku tidur dan dia jongkok di atas penisku dan langsung menancapkannya ke dalam vaginanya. Tante Erni naik turun seperti orang naik kuda kadang melakukan gerakan maju mundur. Setengah jam kami bergumul dan Tante Erni pun mengejang hebat. “Lex Tante mau keluar nih eghh.. huhh achh” erang Tante Erni. Akupun di suruhnya untuk menaik turunkan pantatku dan tak lama kurasakan ada sesuatu yang hangat mengalir dari dalam vagina Tante Erni. Hmm sungguh pengalaman pertamaku dan juga kurasakan vagina Tante Erni mungurut-urut penisku dan juga menyedotnya. Kurasakan Tante Erni sudah orgasme dan permainan kami terhenti sejenak. Tante Erni tidak mencabut penisku dan membiarkanya di dalam vaginanya. “Lex nanti kalau mau kencing kaya tadi bilang ya” pinta Tante Erni padaku. Akupun langsung mengiyakan tanpa mengetahui maksudnya dan Tante Ernipun langsung mengocok penisku dengan vaginanya dengan posisi yang seperti tadi.  Agen DominoQQ

“Achh .. Tante enak banget achh.., gfggfgfg..” kataku dan tak lama aku pun merasakan hal yang seperti tadi lagi. “Tante Alex kayanya mau kencing niih” Tante Erni pun langsung bangun dan mengulum penisku yang masih lengket dengan cairan kewanitaanya, tanpa malu dia menghisapnya dan tak lama menyemburlah cairan maniku untuk yang ke 2 kalinya dan seperti yang pertama Tante Erni pun menelannya dan menghisap ujung kepala penisku untuk menyedot habis maniku dan akupun langsung lemas tapi disertai kenikmatan yang alang kepalang. Kami pun langsung mandi ke kamar mandi berdua dengan telanjang bulat dan kami melakukannya lagi di kamar mandi dengan posisi Tante Erni menungging di pinggir bak mandi.

Aku melakukannya dengan cermat atas arahan Tante Erni yang hebat. Selasai itu jam pun menunjukan pukul 1 siang langsung makan siang dengan telur dadar buatan Tante Erni, setelah itu kamipun capai sekali sampai-sampai tertidur dengan Tante Erni di sampingku, tapi tanganku kuselipkan di dalam celana dalam Tante Erni. Kami terbangun pada pukul 3 sore dan sekali lagi kami melakukannya atas permintaan Tante Erni, tepat jam 4:30 kami mengakhiri dan kembali mandi, dan rombongan ibu-ibu pun pulang pukul 6 sore.

“Lex kamu sudah baikan?” tanya Mamiku. “Sudah mam, aku sudah seger n fit nih” kataku. “Kamu kasih makan apa Ni, si Alex sampai- sampai langsung sehat” tanya Mami sama Tante Erni. “Hanya bubur ayam sama makan siang telur dadar terus kukasih saja obat anti panas” kata Tante Erni. Esoknya kamipun pulang ke jakarta dan di mobil pun aku duduk di samping Tante Erni yang semobil denganku. Mami yang menyopir ditemani Ibu Herman di depan. Di dalam mobilpun aku masih mencuri-curi memegang barangnya Tante Erni.

Sampai sekarang pun aku masih suka melakukannya dengan Tante Erni bila rumahku kosong atau terkadang ke hotel dengan Tante Erni. Sekali waktu aku pernah mengeluarkan spermaku di dalam sampai 3 kali. Kini Tante Erni sudah dikarunia 2 orang anak yang cantik. Baru kuketahui bahwa suami Tante Erni ternyata menagalami ejakulasi dini. Sebenarnya kini aku bingung akan status anak Tante Erni.

Yah, begitulah kisahku sampai sekarang aku tetap menjadi PIL Tante Erni bahkan aku jadi lebih suka dengan wanita yang lebih tua dariku. Pernah juga aku menemani seorang kenalan Tante Erni yang nasibnya sama seperti Tante Erni, mempunyai suami yang ejakulasi dini dan suka daun muda buat obat awet muda, dengan menelan air mani pria muda

Penjaga Losmen Yang Memuaskan Nafsuku


Cerita Dewasa -- Ardi (24thn) dan pacarnya Citra (22thn), mereka masih sama-sama duduk dibangku kuliah di sebuah universitas terkenal di kota malang. Pacar Ardi (Citra) memiliki paras yang cantik dengan dada dan pinggul yang bisa dibilang montok, ditunjang pula dengan tubuh yang langsing seperti model sehingga tak heran banyak teman-teman Ardi yang merasa sirik dan cemburu ketika Citra memutuskan untuk berpacaran dengan Ardi.

“Anjirrr Di, pacar loe bener-bener kayak bidadari dech.. udah cantik, baik pula, beruntung banget loe dapetin dia!” hampir teman-teman Ardi bilang begitu… Setiap liburan mereka sering menginap di sebuah losmen favorit mereka di daerah wisata Se****ling  dibilangan kota batu.

Tanpa sadar setiap mereka menginap di villa itu ada sepasang mata yang selalu mengawasi mereka terutama Citra. Sebut saja Budi (45) suami dari Yanti (37) perawat villa yang biasa mengantarkan handuk bersih dan sabun setiap ada tamu yang datang. Budi berkerja sebagai penjaga gerbang divilla itu. Dan Budi sangat hafal hari dan jam berapa Ardi dan Citra datang. Sore itu Yanti sudah berkemas-kemas karena ada keluarganya yang sakit di Surabaya.

Namun karena ada tamu datang dia ingin menyiapkan keperluan tamunya dulu. Disinilah niat jahat Budi muncul, Karena sebenarnya Budi sudah lama terpesona dengan kemolekan tubuh Citra. Ketika Yanti hendak mengantarkan keperluan tamunnya dengan sigap Budi menghentikannya

“Bu’e berangkat saja…nanti kemaleman dijalan, biar saya saja yang mengantarkan keperluan tamu”, ujar Budi.

“Baiklah pa’e..titip rumah sama villa ya..bu’e sama Tole (anak laki-lakinyanya) paling cuma pergi 2 hari”, dan tdk lama setelah itu Yanti pulang kerumah yang memang berada dibelakang villa untuk kemudian pergi. Budi pun tersenyum lebar mendengar ucapan Yanti.

Sementara itu didalam kamar Ardi sedang memeriksa kado yang memang sudah dibawanya. Hari itu Citra memang sedang berulang tahun dan Ardi bermaksud ingin memberikan kejutan kepada Citra.

” Yank aku punya kado special niy buat kamu ” sambil menunjukan sebuah bungkasan kecil kepada Citra.

” Apa itu Yank…? ” Tanya Citra sambil tersenyum.

” Wah tapi ada saratnya nih “. Jawab Ardi.

” Apa sih saratnya? kamu bikin penasaran aja dech” ujar Citra.

” Mata kamu harus ditutup dulu dan jgn dibuka sampai aku yang bukain “.

” OKe..!! “jawab Citra bersemangat. Setelah menutup rapat mata Citra , Ardi berniat memasangkan cincin ketika Citra sedang bugil,

dan mereka dikelilingi lilin ketika bercinta. Ketika sedang asik dengan lili-lilinnnya Ardi terkejut mendengar suara pintu kamar mereka diketuk.

” Sebentar ya yank itu paling Bu Yanti nganterin anduk sama sabun ” ujar Ardi. Mendengar ucapan Ardi, Citra hanya menganggukan kepalanya.

Sempet kaget juga pas membuka pintu yang mengantarkan bukannya Bu Yanti tapi malah Pak Budi.

“Loh kok malah Bapak yang nganterin ??”, tanya Ardi bingung.

“iya mas istri baru saja menjenguk sodaranya yang sakit diSurabaya, karena takut kemalaman makanya biar saya saja yang mengantarkan”, jawab Budi ramah.

Ketika sedang memberikan handuknya, tiba-tiba saja Budi langsung mendekap tubuh Ardi yang memang lebih kecil dari belakang.

Lalu leher bagian belakang Ardi dipukul dan seketika itu pula Ardi pingsan. Sebenarnya letak villa itu jauh dari keramaian dan sedikit terpencil, namun agar tdk menggangu aksi busuknya Budi mengikat tangan dan kaki Ardi juga tdk lupa menyumpal mulut Ardi dengan kertas dan diplester. Setelah merasa cukup aman Budi mengunci pintu dan mendudukan Ardi disebuah kursi yang dihadapkan kespring bed. Ketika melihat Citra yang duduk diranjang dngn mata tertutup Budi tampak senang.

BACA JUGA: Persetubuhan Nikmat Dengan Ibu Mertuaku Yang Sudah Setengah Baya

” Wah gak perlu susah payah ngentot nih anak, pasti dia pikir saya pacarnya ” ucap Budi dalam hati.

” Yank kok lama sih surprisenya?? ” tanya Citra semakin.

” Apa Surprise ?”. Senyum Budi semakin mengembang.

Budi Cuma diam dan dia langsung menghampiri Citra lalu coba membuka resleting jaketnya. Budi sangat terkejut setelah menanggalkan jaket Citra, Karena ternyata dia langsung bisa melihat dua bukit kembar sebesar jeruk bali hanya ditutupi bra sedikit trasnparan bewarna merah. Budi membantu Citra berdiri, karena yakin itu Ardi Citra mulai membuka bra dan jeans ketatnya. Budi pun semakin melenelan ludah dalam-dalam dan setengah tak percaya apa yang sedang dilihatnya.

“mimpi apa aku semalem?” pikir Budi. Citra coba meranggkul dan mencium Budi karena dia pikir itu Ardi.

Tapi buru-buru Budi menahan bibir mungil Citra

“ssssssssttttttt,,,,,,”. Citra pun terdiam.

Budi menuntun Citra berbaring diranjang dan mengikat kedua pergelangan tangannya diujung ranjang. Citra terlihat pasrah sambil berucap,

“aduuh yank kok pake diiket-iket segala sih, langsung kesurprisenya aja dong aku dah gak tahan nih…”. Mendengar suara Citra yang manja Budi langsung memulai menjilati kaki Citra yang sengaja tak diikatnya,

“ sssshhh geli yank “ Citra mendesah merasakan ada lidah yang mengjilati seluruh kakinya. Desahan Citra semakin menjadi ketika lidah Budi mulai mengarah kepaha dan selangkangan.

Lidah Budi sempat terhenti didepan memek yang masih terbungkus G-string. Budi sedikit menggeser dan mulai memainkan lidahnya dibibir memek Citra.

Sesekali lidahnya dimasukan dalam-dalam ke memek yang memang jauh lebih wangi dibandingkan milik istrinya. Citra sedikit kaget ketika jari yang lebih besar mulai dimasukkan kedalam lobang nikmatnya. Tapi Citra hanya bisa menikmati perlakuan “terus yank..lebih dalam lagi”. Ujarnya semakin lirih karena birahinya mulai memuncak. Hampir 10 menit Budi menjilat klirotis dan mengocok memek Citra ketika tiba-tiba seluruh badan Citra menegang dan menyemburkan cairan kewajah Budi. Tubuh Citra masih lemas karena orgasme pertamanya ketika Budi bangun dan membuka seluruh pakainnya.

Tamparan keras menyadarkan Ardi .

“ Hey bodoh jgn pingsan aja, kamu harus liat pacar kamu bakal ketagihan ngerasain rudal saya yang besar ini…hahaha”. kalimat itu yang dibisikan Budi ketelinga Ardi.

“ Hhmmmmppphhhh”. Cuma itu yang bisa Ardi ucapkan.

Ardi sempat terpaku ketika melihat ukuran penis Budi yang 3x lebih besar dibanding miliknya. Tampak pas dengan badan kekar dan hitamnya. Tapi Ardi hanya bisa menggoyang-goyangkan kursi sambil mengeluarkan suara-suara aneh dari mulutnya yang terhalang plester. Tampak wajah penuh penolakan melihat sebentar lagi wanita yang sangat dikasihinya akan digenjot oleh pria lain yang memiliki penis 3x lipat lebih besar dari miliknya. Ardi hanya bisa pasrah menyaksikan peristiwa itu.

Ardi hanya bisa melihat dari samping ranjang dengan tangan dan kaki terikat serta mulut yang disumpal ketika Budi mulai menaiki ranjang melepas penutup terakhir di tubuh Citra. Budi melirik sambil tersenyum kearah Ardi ketika rudal miliknya digesek-gesekkan kememek Citra yang memang baru dicukur.

“ Ssssshhh Yank ayo dimasukin aku udah gatel banget nih “. Desah Citra.

Budi yang memang sudah sangat bernafsu mulai mencoba memasukan penisnya perlahan, baru topi bajanya yang masuk bibir memek & klirotis Citra sudah ikut tertarik kedalam .

4 sampai 5 kali dorongan barulah seluruh penis Budi menghilang ditelan memek sempit Citra.

” aaaaaacchh “, erangan panjang dari mulut Citra. Dia sangat bingung kenapa penis Ardi bisa jadi sangat besar ,

“apa ini surprise dari Ardi…? “ pikir Citra. Yang jelas ada sensasi yang jauh lebih nikmat dirasakan Citra ketika penis yang jauh lebih besar menyundul mulut rahimnya seakan-akan tdk ada tempat lagi dilobang memeknya.

“ Kok bisa lobang sesempit itu dimasukin penis sebesar itu???”, pikir Ardi.

Budi yang memang jauh lebih pengalaman coba memainkan birahi Citra. Sambil memejamkan mata dia hanya mendiamkan penis besarnya dilobang Citra. Dan saat merasa Citra sudah mulai bisa menerima barulah Budi memaju mundurkan pantatnya pelan-pelan.

“aaachh sssshh”,hanya suara itu yang bisa Citra ucapkan.

Budi pun makin bersemangat mendengarkan desahan-desahan Citra. Melihat adegan ini tanpa sadar Batang Ardi menegang. Karena belum pernah Ardi melihat Citra digenjot pria lain didepan matanya.

Hampir 20 menit tubuh putih mulus Citra digarap Budi. Citra tampak lemas karena selama ditunggangi Budi sempet 2x Citra orgasme.

Ardi sampai terheran-heran karena biasanya Citra jarang bisa orgasme. Apalagi sering kali Ardi sudah keburu keluar ketika Citra baru mau sampai. Mengetahui Citra melemah Budi menghentikan gerakannya. Ada rasa lega tapi juga kehilangan dirasakan Citra ketika penis Budi dicabut dari lobangnya.

Memahami kelelahan Citra , kedua puting mungil Citra dihisap dalam-dalam oleh Budi. Lidah Budi perpetualang keseluruh dada dan leher Citra. Sambil sesekali Budi memasukan kepala penisnya ke lobang Citra. Terlihat bekas merah bekas cupangan Budi didaerah dada dan leher Citra. Menerima serangan ini birahi Citra kembali naik .

“Yank masukin lagi ya” , ucapan terakhir Citra karena ketika Budi kembali menggenjot memek sempit Citra hanya rintihan dan erangan yang keluar dari bibir Citra.

5 menit berselah Budi masih terlalu perkasa sampai akhirnya terpikir oleh Budi untuk membuka penutup mata Citra agar dia tau bahwa yang sebenanya sedang menungganginya bukan pacarnya melainkan Lelaki biadab bernama Budi.

Sambil menghisap puting Citra , Budi coba membuka kain yang digunakan untuk menutup matanya.

“Paaachh ooch jaanggannh’’, Citra tak percaya apa yang sedang terjadi. Dihadapannya ada Bapak-bapak tua yang sedang mengerjainya.

“ampuuunnhh paaacckh , suudaaahh “, pinta Citra memelas.

Saat matanya menatap Ardi tak berdaya ada rasa sedih tapi rasa itu berubah menjadi nikmat saat penis Budi terus menghujam memek yang selama ini hanya diberikan kepada Ardi.

Citra juga kagum merasakan keperkasaan Budi karena sudah hampir 1 jam Citra digarap Budi belum ada tanda-tanda Budi mau mengeluarkan spermanya malahan Citra terus mengalami orgasme beruntun.

“ ssssshhhh aaaccch suuudaaah paaakkhh “, sesekali ucapan itu keluar saat serangan rudal raksasa milik Budi terus menerus diterimanya.

Sebenarnya Citra juga menikmati pergumulan itu hanya saja di selalu memalingkan wajahnya dari hadapan Ardi yang dari tadi memperhatikan mereka. Citra masih menjaga perasaan Ardi.

Lagi-lagi Citra hampir mencapai puncak begitupun Budi, mengetahui hal itu Budi mempercepat gerakannya, tak hanya itu Budi juga membuka ikatan tangan Citra.

“aakkuu keeeluuarrh paakhh” , Teriak Citra.

“ Iyaaa Saayaangg akkuu juuggaa..aaachhhh “. Dan yang membuat Ardi sangat tercengang melihat kejadian itu , dimana tangan Citra yang sudah tdk terikat menekan erat-erat pantat Pak Budi seakan tau mau melepasnya ketika cairan hangat menyembur dari memek sempitnya.

Disaat yang sama Budi menumpahkan begitu banyak sperma di liang memek Citra, hal yang belum pernah dilakukan Ardi sebelumnya karna takut Citra hamil. Tapi memang birahi Citra yang sudah tdk terkontrol lagi Citra sudah tdk peduli akan hal itu. Ardi berpikir Citra juga menikmati perlakuan Budi terhadapnya.

Dan yang lebih membuat Ardi cemburu sekaligus marah ketika sadar atau tdk Citra melumat Budi dengan penuh mesra dan tanpa paksaan layaknya suami istri yang kelelahan setelah habis-habissan bertarung diranjang. Setelah rudal Budi mulai mengecil barulah dia menariknya dan bangun. Citra tampak sangat kelelahan .

“ Nak cantik sekarang ayo kita mandi dan jangan melawan kalau masih mau selamat “ ujar Budi dengan nada mengancam.

Citra sempat melihat Ardi dan bilang “ sorry honey “. Ardi pun hanya pasrah melihat Citra digiring kekamar mandi yang ada sudut kamar. Dan Ardi hanya bisa membayangkan apa yang bakalan terjadi disana.

Akal bulus Budi tdk berhenti sampai disitu sesampainya dikamar mandi Budi teringat ucapan Citra tentang Surprise akhirnya dia coba menghasut Citra.

“ maaf ya cantik, saya sebenernya tdk mau melakukan hal ini ke wanita baik-baik seperti kamu”. Ujar Budi coba mempengaruhi Citra.

“ Tapi sebenarnya semua ini rencana pacar kamu itu. Dia meminta saya menjalankan kemauannya untuk membuat kejutan kepadamu”.

“Pacarmu bilang dia pengen ngeliat kamu dientot lelaki lain”. Budi memperjelas lagi.

“ Apaaa…!! Jadi ini scenarionya Ardi. Sial betul dia, memang aku cewe apaan..” Citra naik darah mulai terhasut kebohongan Budi.

“ Baiklah klo itu mau nya, dia akan melihat semuanya.” Ucap Citra lagi.

Citra yang emosi karena tipuan Budi berubah menjadi binal. Dia membuka pintu kamar mandi dan menarik Budi disudut kamar mandi. Dari arah itu Ardi dapat melihat dengan sangat jelas Citra dan Budi saling bertukar lidah sambil berpelukan mesra. Ardi pun semakin binggung melihat perubahan sikap Citra itu. Citra yang tadinya pendiam dan sempat iba melihat Ardi berubah menjadi binal dengan tatapan matanya seakan ingin menunjukan sesuatu kepada Ardi.

“ aaachhh enakkhh sayaaanghh “ ringis Budi keenakan ketika lidah Citra mulai menjalar keleher dan menghisap puting hitam Budi.

Tdk berhenti sampai kesitu jilatan Citra mulai turun keselangkangan Budi. Penis besar itu mulai dihisap Citra, walau terlihat agak kesulitan tapi batang Budi bisa dihisapnya dalam-dalam sambil sesekali jilatannya diarah kan ke buah pelir Budi dengan lihai.

Budi menarik Citra berdiri dan membalik tubuh sexy Citra menghadap ke pintu. Budi jongkok dan mulai menghisap rakus kemaluan Citra.

“ Yaa sayaanggh isaaaph teerrruuuzz sshhhh”, racau Citra mulai bangkit lagi birahinya.

Budi mulai kesetanan dia berdiri dan mulai memasukan batangnya kememek Citra.

“ sssshhh ooohhh” Desah Citra saat seluruh batang Budi dimasukkan.

Budi mulai menggenjot sambil tangannya meraba dan memutar-mutar kedua puting Citra dari belakang.

“plok plok plok plok” terdengar suara dua kelamin yang beradu.

“penis muuu enaaak sayaangg…teruuuzz entooot akuu…”. Budi tdk bisa menjawab karena tiba-tiba Citra menengok kebelakang dan langsung menyambar bibir Budi.

Citra yang birahinya sudah tak beraturan menahan gerakan Budi dan melepaskan kemaluaannya, kemudian menyuruh Budi duduk diclosed dan menaiki batang perkasa Budi. Bak penunggang Rodeo Citra bergoyang sangat liar.

15 menit berselang Budi mencoba berdiri sambil menggendong Citra dengan penis yang masih menancap. Dan tanpa aba-aba Budi menutup pintu kamar mandi untuk kemudian kembali mengerjai Citra sepuas hatinya. Ardi penasaran akan apa yang terjadi didalam sana. Hanya jeritan kenikmatan Citra dan Budi yang bisa didengar Ardi. Selama 40 menit didalam sana Ardi sempat mendengar beberapa kali Citra berteriak histeris menandakan lagi Citra mendapat orgasme beruntun dan terakhir Budi melenguh panjang. Ardi baru bisa bernafas lega ketika jeritan-jeritan tadi menghilang dan hanya terdengar suara kucuran shower menandakan 2 insan didalamnya sedang mandi bersama layaknya kekasih yang sedang kasmaran.

Budi dan Citra sudah berlilitkan handuk sekeluarnya dari sana. Citra menggandeng tangan Budi dan bilang “ sayang abis ini kita makan dulu yuk, aku laper nih…” ajak Citra manja. Budi menganggukan kepalanya sambil tersenyum. Kemudian mereka berpakaian , Citra sama sekali tdk melirik kearah Ardi seakan-akan hanya ada Citra dan Budi diruangan itu. Akhirnnya Ardi hanya bisa mendengar pintu ditutup dan suara motor yang mulai menjauh meninggalkannya sendiri. Udara kota Batu yang dingin membuat Ardi tertidur.

2 jam berselang Ardi masih tertidur diposisinya semula. Sampai akhirnya Ardi terbangun dan melihat Budi berjongkok membelakanginya sambil bibirnya menjelajahi seluruh kemaluan Citra yang duduk dipinggir ranjang sambil tangannya menjambak rambut Budi. Menyadari korbannya terbangun Budi menghentikan aktifitasnya.

“ Sayang aku mau liat dong , seberapa kuat laki-laki sialan ini “. Citra tersenyum seolah tau kemaun Budi dengan sigap Citra pun membuka celana Ardi dan langsung memasukan batang Ardi yang memang sudah berdiri melihat adegan Citra dan Budi barusan.

Tanpa komando Citra mulai bergoyang dipangkuan Ardi. Citra merasakan hambar karena batang Ardi memang tdk seperkasa milik Budi.

15 detik bertahan akhirnya Ardi mengeluarkan spermanya. Citra semakin mempercepatnya kocokannya tapi tersadar karena penis Ardi tiba-tiba menciut dan keluar sendiri dari lobang Citra. Sambil berdiri Citra membersihkan memeknya dengan handuk.

“ Ach bikin kotornya aja nih..!!! emang dasar cowo loyo…!!!”, Citra marah-marah.

Sambil tersenyum puas Budi mengampiri Ardi ,

“Hey tolol Cuma segitu kemampuanmu ?”. bentak Budi

“ Sekarang kamu liat bagaimana seharusnya memperlakukan wanita secantik ini” ucapnya terhadap Ardi.

Merasa tersanjung Citra pun memeluk mesra tubuh kekar Budi seraya berucap,

“ Ach sayang kamu bisa aja, ayo kita mulai lagi…aku dah gak tahan disodok punyamu yang perkasa ini, gak kaya punya cowo sialan itu…LOYO …!!!sambil menggengam batang Budi. Ardi Cuma semakin lemas dan pasrah mendengar ucapan Citra tadi.

Sepanjang malam itu Citra dan Budi menumpahkan birahinya diatas ranjang tentunya dihadapan Ardi. Semua posisi dicoba oleh Budi. Entah berapa kali Budi sudah memuncratkan spermanya dimemek sempit itu. Sedangkan Ardi juga berulang kali mendengar jeritan histeris dari Citra saat mendapatkan orgamse. Barulah sekitar pukul 3 pagi Citra tertidur dipelukan Budi. Ardi dapat melihat Budi dan Citra yang tdk berbusana ketika tertidur sambil berpelukan mesra layaknya suami istri yang kelelahan setelah bertarung habis-habisan diranjang. Ardi hanya bisa terdiam menyaksikan kejadian itu dan akhirnya Ardi pun tertidur tanpa bisa berbuat apa-apa.

Saturday, January 27, 2018

Mengikuti Rapat Kerja Bonus Sex




Cerita Dewasa -- Sebenarnya Rapat Kerja hanya diadakan selama 2 hari, namun atas usul para peserta minta untuk diperpanjang 1 hari lagi guna memberi waktu bagi peserta berwisata menikmati pemandangan alam Tawangmangu, suatu tempat rekreasi yang sejuk di kaki Gunung Lawu.

Rapat Kerja ini diikuti para manajer yang ada di Kantor Pusat maupun kantor perwakilan. Selain para manajer dan pimpinan,
masing-masing kantor perwakilan boleh menyertakan seorang staf administrasi sebagai penghubung peserta dengan panitia dan juga sekaligus membantu panitia menyiapkan berbagai peralatan yang diperlukan peserta Raker.

Untuk berangkat menuju ke Tawangmangu, perusahaan menyediakan sarana tranportasi berupa bus full AC, full musik, namun banyak diantara para peserta yang membawa kendaraan pribadi, termasuk saya. Tujuan adalah dengan membawa mobil pribadi maka mobilitasnya lebih tinggi.

Sebagai panitia, saya datang lebih awal untuk menyiapkan segala keperluan Raker serta mengurus akomodasi bagi para peserta. Sengaja saya memilih kamar yang agak mojok, dan hanya single bed. Karena hari Jum’at para peserta diharapkan sudah check in sebelum Jum’atan, sedang Raker-nya sendiri baru akan dimulai setelah Jum’atan.

Rombongan bus telah datang, nampak Wiwik dengan pakaian kantor yang cukup serasi kelihatan lebih seksi dan cantik daripada waktu dulu pertama ketemu. Payudaranya nampak lebih montok dan menantang. Hatiku jadi berdebar juga, dag dig dug rasanya. Membayangkan seandainya punya kesempatan untul ML dengan Wiwik.
“Siang Wuk” sapaku sambil mengulurkan tangan ketika Wiwik memasuki lobby.
“Oh.., siang Om” jawabnya agak terkejut.
“Om disini, sudah lama ya” lanjutnya.
“Ya.., cukup lama juga, kan aku ikut panitia, jadinya datang lebih awal” jawabku agak sombong.

Setelah mendaftar ulang, kuberi tahu nomor kamar Wiwik ada beseberangan dengan kamarku. Kebetulan pula bahwa peserta wanitanya ganjil, sehingga satu kamar yang mestinya untuk 2 orang, maka kamar untuk Wiwik hanya satu orang saja. Ini memang sudah kuatur agar aku dapat mengulang berkencan dengan Wiwik lagi.   Judi Online
“Dasar buaya darat” aku bergumam sendiri.

Waktu menunjukkan pukul 11.45. Semua peserta yang akan ber-Jum’atan sudah meninggalkan penginapan menuju tempat ibadah. Hanya beberapa peserta yang tidak Jum’atan, termasuk aku dan Wiwik.
“Tok, tok, tok”, kuketuk pintu kamar Wiwik.
“Masuk, nggak dikunci kok” terdengar jawaban dari dalam.
Aku perlahan-lahan membuka pintu dan ternyata Wiwik sedang santai saja menata barang bawaannya. Wiwik sudah melepas blazernya dan hanya memakai atasan you can see serta nampak kalau tak memakai bra.
“Wuk, aku kangen padamu lho” kataku.
“Ngrayu nih ye, siang saja sudah merayu, gimana entar malam ya?” Wiwik menggodaku.
“Kalau malam ya nggak perlu ngerayu, kamu kan udah tanggap sendiri, iya kan?”
“Idiih.., Om kok semakin nakal kelihatannya” lanjutnya.
“Habis.., susu kamu itu lho, yang bikin aku..” kataku lagi.
“Udahlah Om, kalau hanya itu ambil sendiri aja, tapi jangan lama-lama lho” katanya lagi.

Jam di dinding kamar menunjukkan puul 12.00, berarti ada waktu kurang lebih 45 menit untuk berkencan dengan Wiwik siang itu. Ini waktu yang lumayan lama untuk satu permaninan panas. Tanpa banyak cakap lagi mulai kukecup keningnya, lalu kucium matanya, hidungnya, pipinya, dan mulutnya. Wiwik membalas dengan semangat pula. Makin lama makin intensif aku meraba-raba seluruh tubuhnya, meremas-remas susunya, dan Wiwik kelihatan semakin menikmati permainan ini.

Akhirnya mulai kulepas pakaian atasnya sehingga tampak dua bukit kembar yang montok menantang. Segera kuemut-emut kedua bukit itu, kupermainkan lidahku di putingnya, kugigit-gigit, dan kutarik-tarik dengan gigiku, nampak Wiwik merintih-rintih menahan rasa antara sakit dan enak.
“Oh.. Om.. oh.. ” desahnya pelan.
“Oh.. Wuk, kau semakin cantik dan menggairahkan” rayuku pula.
“Oh.. Om, terus-terusin Om.., Om.. teruus” Wiwik terus merengek.

Kami berdua saling berpelukan, saling berciuman, melumat bibir, saling meremas, entah berapa lama. Permainan terus berlanjut, Wiwik pun segera mengarahkan tangannya ke daerah selangkanganku, mengelus dari luar celanaku. Tahu bahwa “Adik”Ku telah bangun, Wiwik pun segera melepaskan sabuk dan selanjutnya memelorotkan celanaku. Segera dikeluarkannya batang kemaluanku yang telah tegak dan selanjutnya Wiwik mengemot-emot, memainkan lidahnya dikepala kemaluanku dengan semangat. Hal ini untuk sementara membuatku lupa dengan istri dirumah yang setia menungguku.
“Oh.. Wuk, terus Wuk, teruuss.. enak Wuk, teruuss.. aku akan keluar Wuk!”
Dan crot, crot, crot.., muncratlah spermaku dalam mulutnya dan sebagian lagi mengenai wajahnya yang cantik. Aku hanya memejamkan mata keenakan.
“Enak Om?” tanyanya.
Aku hanya mengangguk, mulutku rasanya sulit berkata.
“Aku bersihkan ya Om” dan tanpa berkata lagi Wiwik mengulum-ulum batang kemaluanku, menjilat-jilat membersihkan sisa-sisa sperma yang masih menempel sampai bersih, sih.
“Ouch.. ouch.., Wuk” aku mendesah keenakan.
Setelah merapikan pakaian aku segera meninggalkan kamar Wiwik dan menuju kamarku. Kami telah dua kali melakukan oral seks namun tidak berlanjut dengan ML. Dan keinginan untuk meniduri cewek itu tetap terpatri dalam benakku.   Poker Online

Dua hari sudah (lebih tepat hanya satu setengah hari) para peserta Raker berdiskusi, membahas berbagai macam persoalan yang ada serta menyusun strategi untuk tahun mendatang. Untuk melepas lelah pada hari Minggunya para peserta diberi kesempatan untuk rekrasi atau belanja oleh-oleh khas tawangmangu. Aku dan Wiwik pun juga turut jalan bersama teman-teman lain. Sampai di pasar para peserta Raker pun menyebar mencari apa yang dibutuhkan. Aku dan Wiwik pun berjalan berdua untuk belanja.
“Wuk, belanjanya nanti saja, ya!” kataku.
“Kenapa Om?” Wiwik pun bertanya.
“Kita naik ke Hutan Wisata dulu yuk!” aku mengajaknya.
“Dimana Om lokasinya?” Wiwik bertanya lagi.
“Kesana itu lho, dari sini menjuju Grojogan Sewu, selanjutnya terus kita naik, disana ada pemandangan yang sangat indah, kita bisa naik ke menara pengawas” lanjutku lagi.
“Tapi ada syaratnya lho Om” Wiwik pun berkata lagi.
“Apa syaratnya?” aku balik bertanya.
“Nanti kalau aku kedinginan, Om tanggungjawab lho!” pintanya.
“Oke, kalau itu syaratnya, saya akan cari korek api dulu” sahutku.
“Untuk apa Om? Wiwik pun bertanya lagi.
“Ya untuk menghangatkan, kalau kamu kedinginan” jawabku.
“Om mulai nakal ya!” Wiwik pun berkata sambil mencubit lenganku.
Belum sampai lepas cubitannya, tangannya kupegang, dan kugandeng melanjutkan perjalanan.

Kami berdua kadang bergandeng tangan dan tidak berjalan menyelusuri jalan setapak menuju hutan wisata di atas grojogan sewu. Setelah sampai di menara pengawas, aku mengajak Wiwik naik ke puncak menara melalui tangga yang cukup tinggi.
“Hati-hati lho Wuk, tangganya licin, karena kena embun” perintahku kepadanya.

Walaupun hari itu Hari Minggu, namun kelihatannya tidak banyak pengunjung yang sampai ke hutan wisata, sehingga suasana cukup sepi. Hanya terlihat beberapa pasang muda-mudi yang agak jauh dari lokasi kami berada. Terlebih lagi pada saat itu mulai turun hujan rintik-rintik. Untuk waktu itu kami sudah ada di puncak menara, sehingga tidak kehujanan. Dari puncak menara ini kami bisa menikmati pemandangan sekitar hutan. Disamping tidak kehujanan, juga kecil kemungkinannya bertemu dengan binatang buas maupun yang lain. Yang kami sangat senang pada waktu itu belum ada yang naik ke menara, sehingga kami hanya bedua saja di menara pengawas itu.

“Gimana Wuk, indah kan?” aku mulai membuka pembicaraan.
“Iya, sungguh indah, menakjubkan sekali pemandangan alam dari sini ya Om” sahutnya.
“Iya, sungguh indah terlebih ada kamu disini, hal Ini mengingatkan aku waktu pacaran dulu, di sini di tempat ini juga aku melakukan kissing, necking, dan etting untuk pertama kali” sambungku pula.
“Hayo Om mulai nakal ya, kalu sekarang ada aku apa Om mau melakukan hal yang sama?” Wiwik bertanya.
“Siapa takut!” sahutku.
Aku segera memegang kedua tangan Wiwik, lalu mendekapnya, selanjutnya kesentuh dengan jari bibirnya yang mungil.
“Aku ingin mengulangnya, Wuk? Mau kan kamu?” bisikku di telinganya.
Wiwik pun menganggukkan kepalanya.
Aku segera mengecup keningnya, kemudian mencium bibirnya, serta sekitar leher. Cukup lama kami berciuman. Kuremas-remas kedua payudaranya yang mulai menegang. Selanjutnya kutanggalkan jaketnya, terlihatlah pemandangan yang indah karena Wiwik ternyata hanya memakai kaos singlet, sehingga kedua bukitnya sedikit mulai, kuning langsat, bersih, sangat menggairahkan.

“Dingin Wuk?” tanyaku.
“Ya dingin, mana ada tempat yang panas di Tawangmangu” katanya ketus.
“Oke, tempat ini akan segera kubuat menjadi lebih panas” kataku lagi.
Wiwik pun tak berkata lagi. Mulutku segera kuarahkan ke belahan dadanya. Kucium, kukecup, dan kucupang hingga nampak merah dibeberapa tempat sekitar payudaranya.
“Berapa umurmu, Wuk?” aku coba bertanya.
“Ngapain tanya umur segala?” Wiwik balik bertanya.
“Ketika pacaran dulu, cupangku di sekitar payudara dan pusar sebanyak umurnya” sahutku.
“Tebak, ayo berapa, kalau benar nanti selain boleh menyupang sejumlah umurku juga akan kuberi bonus!” perintahnya.
“Bonusnya apa?”
“Tebak dulu dong!”

Aku sebenarnya tahu umurnya, karena waktu mendaftar kulihat biodatanya. Umurnya 25 tahun, belum kawin. Mungkin Wiwik sengaja bertanya atau memang tidak memperhatikan ketika pendaftaran ulang kulihat biodatanya. Aku justru bertanya-tanya dalam hati. Ah, persetan dengan itu.
“Dua puluh lima!” jawabku mantap.
“Kok Om tahu, hayo dari mana? Kalau ketahuan curang, nanti akan kutuntut!”
“Lho katanya suruh menebak, ya aku tebak saja, betulkan jawabanku, mana bonusnya?”
“Bonusnya terserah Om, pilih mana bagian tubuhku!”
“Oke, aku minta ini, tapi nanti malam” jawabku sambil memegang selangkangannya.
“Nanti malam Om?” tanya Wiwik bengong.
“Terus gimana, nanti sore kan sudah selesai acaranya dan rombongan bus akan pulang?”
“Begini aja, kamu telpon do’i, malam ini tidak pulang, karena menyelesaikan tugas merangkum hasil-hasil Raker, dan jangan kuatir aku bawa mobil sendiri kok, besuk saya antar, oke!” kataku.
“Oke deh, sudah terlanjur kalah taruhan sama Om” lanjutnya.

Perlahan-lahan kupelorotkan kaos singletnya, kucopot kait BH-nya. Kini Wiwik sudah tidak memakai pakaian atas. Pemandangan yang lebih indah kini terlihat nyata. Dua bukit kembar, kuning langsat, sangat menarik untuk segera kukecup dan kucupang sebagai tanda kemenanganku. Tak berlama-lama aku memandangi kedua bukit itu, segera kuemut-emut, kugigit-gigit, kutarik-tarik putingnya dengan gigiku.   Agen DominoQQ

“Oh.. Om.. jangan kuat-kuat gigitnya, sakit, Ouh.. trus Om.. teruuss Om”
Wiwik mulai merengek-rengek. Kuremas, kukecup, kuemut dan terus kuemut bagai bayi yang kehausan dan menetek ibunya. Untuk beberapa lama kegiatan ini kulakukan. Selanjutnya aku berdiri, bersandar pada salah satu tiang penyangga dan Wiwik pun jongkok di depanku terus melepas sabukku, melepas kancing celanaku, serta menarik ritsluitingnya, segera memelorotkan celanaku. Batang kemaluanku sudah berdiri menantang bagai tongkat komando. Wiwik pun tanpa banyak bicara segera mengocok-ngocok dan mengemut-emut batang kontolku. Menjilat-jilat mulai dari kedua buah pelir sampai pucuk kontol. Mengemut-emut lagi dan lagi.

“Oh.. Wuk, terus Wuk, teruuss..” aku meronta-ronta geli keenakan.
Segera kujambak rambutnya dan kumaju-mundurkan kepalanya.
“Oh.. Wuk, terus Wuk, teruuss.. aku akan keluar Wuk”
Dan crot, crot, crot.., muncratlah spermaku dalam mulutnya lagi.
“Enak Om?” tanyanya.
Aku hanya mengangguk. Kali ini aku bercumbu di tengah hutan, di atas menara, didiringi rintik hujan yang sudah mulai mereda. Dari arah tenggara sesekali terdengar deru mobil. Hari semakin siang, hujan suah reda, beberapa pasang muda-mudi mulai berdatangan di hutan wisata dan sekitar menara. Aku dan Wiwik segera membetulkan dan merapikan pakaian masing-masing dan segera turun kembali ke penginapan. Sepanjang perjalanan menuju penginapan Wiwik kugandeng, kadang kupeluk dengan mesra. Sampai di penginapan hampir semua peserta telah berkemas-kemas bahkan ada yang sudah meninggalkan penginapan menuju rumah masing-masing.

Kulihat Wiwik berjalan menuju Wartel dekat penginapan. Aku boleh merasa gembira, karena akan dapat bonus dari Wiwik. Aku segera bergegas menuju kantor penginapan, menginformasikan kepada penjaga bahwa aku dan seorang peserta lagi pulangnya besok siang. Pemilik penginapan pun mengijinkan aku tetap bermalam di penginapannya sampai esok hari. Bahkan masih disediakan makan malam dan sarapan pagi.

Kulihat Wiwik telah selesai telpon di Wartel, namun tidak segera menuju penginapan, tetapi mampir ke toko di seberang jalan. Kiranya Wiwik membeli beberapa makanan kecil dan beberapa botol minuman suplemen. Wiwik pun berjalan menuju tempat di lobby penginapan, setelah dekat kuminta dia untuk memindah barang-barangnya ke kamarku.

Udara sore itu cukup dingin, aku tidak berani mandi, karena pemanas air di penginapan rusak. Aku hanya membasuh muka, tangan dan kaki saja. Wiwik pun demikian juga. Jam ditanganku menunjukkan pukul 19.00. Jatah makan malam yang biasanya di restoran kali ini kuminta pada petugas untuk diantar ke kamar saja, karena akan kumakan setelah berita TV jam 21.00, sebab sore ini aku telah makan bakso di seberang jalan.

Kini di kamarku hanya aku dan Wiwik.
“Wuk, mana bonusnya?” tanyaku membuka percakapan.
“Nih, ambil sendiri!” perintahnya.
Aku segera memeluknya, menciumnya, dan mulai melepaskan pakaiannya satu bersatu. Kini Wiwik telah telanjang bulat. memeknya kelihatan kayak apem, bulat, empuk. Payudaranya yang cukup besar, kenyal segera kuemut-emut, kesedot-sedot. Wiwik pun mulai mengerang-erang. Kuhitung cupang yang ada disekitar payudaranya, ternyata baru 24.
“Wuk, cupangannya baru 24, belum genap 25 lho” kataku.
“Mau genepin atau tidak terserah Om” katanya pula.
“Nih. tak tambahi satu tempat lagi, biar genap 25” kataku.
Segera kecupannya kuarahan ke memeknya. Kukecup-kecup memeknya, kusedot-sedot lubang kewanitaanya. Wiwik pun menjerit-kerit dan tak lama kemudian mengalir lendir dari vaginanya. Wiwik telah orgasme. Selanjutnya kupermainkan lidahku dibibir vaginanya, menjilat-jilat klitorisnya dan lidahku terus mengobok-obok vaginanya.

Aku mengambil napas sebentar. Kutinggalkan dia yang telanjang bulat ditempat tidurku.
“Mau kemana Om?” tanyanya.
“Mau minum dulu, kulihat tadi kamu beli minuman suplemen?” aku balik bertanya.
“Oh, iya, tuh ambil di tas kresek hitam!” perintahnya”jangan lama-lama lho Om, dingin nih” katanya lagi.
Aku segera mengambil sebotol dan meminum habis. Aku mulai menanggalkan pakaianku. Kini aku dan Wiwik telah sama-sama telanjang bulat. Segera kudekati Dia dari arah kepala kucium mulai keningnya, matanya, bibirnya, susunya, terus turun ke pusar dan akhirnya tepat di vaginanya kuobok-obok lagi dengan lidahku. Wiwik pun segera menangkap kontolku yang sudah tegang di atas mulutnya. Lidahku kumainkan di lubang kewanitaanya, wiwik pun mengerang-erang namun kurang jelas katanya karena kini sudah tersumbat oleh batang kontolku. Aku terus menjilat-jilat bibir vaginanya, dan kontolku pun dikemot-kemot, disedot-sedot.
“Ouh Wuk.. Oh.. Wuk, terus Wuk, teruuss.. aku akan keluar Wuk”
Dan tumpahlah spermaku dalam mulutnya untuk kesekian kalinya dan semua cairannya ditelan habis.

Setelah istirahat dan minum suplemen, tak berapa lama aku segera berbalik dan melanjutkan mengambil bonus. Perlahan-lahan kubuka pahanya yang putih mulus dengan selangkangan yang sangat menantang. Perlahan-lahan kumasukkan batang kontolku ke liang senggamanya. Sedikit demi sedikit masuklah kumasukkan batang kontolku dan akhir semua batang kontolku masuk ke dalam memeknya. Kuangkat sedikit lalu kusodokkan lagi, terus dan terus. Kuremas-remas susunya, kuremas semakin lama semakin cepat.
“Om, perih om, berhenti dulu Om” rintihnya.
Namun aku tak mempedulikannya. Kuremas-remas susunya, kuremas semakin lama semakin cepat.
Segera kugenjot lagi kontolku dalam vaginanya, terus dan terus..
“Ouh.. Ouh.. Omm.. Omm.. terus, teruss Om.. aku akan keluar lagi Om..”
“Ouh Wuk.. Oh.. Wuk, aku juga akan keluar Wuk, kita bareng-bareng Wuk”.
Akhirnya aku dan Wiwik mncapai puncak bersama-sama.    Poker Terpercaya

Malam itu kami bermain sepuas-puasnya, dengan berbagai gaya dan posisi. Kemudian kami tidur dengan satu selimut tebal masih dalam keadaan telanjang bulat sampai pagi, lupa makan malamnya. Setelah kami berdua mandi dan sarapan pagi, segera berkemas meninggalkan penginapan. Tak lupa kuberi tips pada petugas jaga pagi itu. Kemudian kami menuju mobil dan segera melesat kembali ke kota. Aku antar dulu Wiwik ke terminal bus. Sesampai di terminal bus, kami segera berpisah. Kujabattangannya dengan erat.
“Terimakasih ya Wuk atas bonusnya” kataku.
“Terimakasih kembali, Om, sampai jumpa di lain kesempatan” katanya sambil melambaikan tangannya.

Friday, January 26, 2018

Perselingkuhanku dangan Anak Majikanku


Cerita Dewasa -- Lima bulan sudah aku bekerja sebagai seorang pembantu rumahtangga di keluarga Pak Rahadi. Aku memang bukan seorang yang makan ilmu bertumpuk, hanya lulusan SD.

Tetapi karena niatku untuk bekerja memang sudah tidak bisa ditahan lagi, akhirnya aku pergi ke kota Surabaya, dan beruntung bisa memperoleh majikan yang baik dan bisa memperhatikan kesejahteraanku. Sering terkadang aku mendengar kisah tentang nasib beberapa orang pembantu rumah tangga di kompleks perumahan. Ada yang pernah ditampar majikannya, atau malah bekerja seperti seekor sapi perahan saja.   Judi Online

Ibu Rahadi pernah bilang bahwa beliau menerimaku menjadi pembantu rumahtangganya lantaran usiaku yang relatif masih muda. Beliau tak tega melihatku luntang-lantung di kota metropolis ini. “Jangan-jangan kamu nanti malah dijadikan wanita panggilan oleh para calo WTS yang tak bertanggungjawab.” Itulah yang diucapkan beliau kepadaku.

Usiaku memang masih 18 tahun dan terkadang aku sadar bahwa aku memang cantik, berbeda dengan para gadis desa asalku. Pantas saja jika Ibu Rahadi berkata begitu terhadapku.

Namun akhir-akhir ini ada sesuatu yang mengganggu pikiranku, yakni tentang perlakuan Mas Rizal terhadapku. Mas Rizal adalah anak bungsu keluarga Bapak Rahadi. Dia masih kuliah di semester 6, sedangkan kedua kakaknya telah berkeluarga. Mas Rizal baik dan sopan terhadapku, hingga aku jadi rikuh bila berada di dekatnya. Sepertinya ada sesuatu yang bergetar di tubuhku. Jika aku ke pasar, Mas Rizal tak segan untuk mengantarkanku. Bahkan ketika naik mobil aku tidak diperbolehkan duduk di jok belakang, harus di sampingnya. Ahh.. Aku selalu jadi merasa tak nikmat. Pernah suatu malam sekitar pukul 20.00, Mas Rizal hendak membikin mie instan di dapur, aku bergegas mengambil alih dengan alasan bahwa yang dilakukannya pada dasarnya adalah tugas dan kewajibanku untuk bisa melayani majikanku. Tetapi yang terjadi Mas Rizal justru berkata kepadaku, “Nggak usah, Santi. Biar aku saja, agak apa-apa kok..”

“Nggak.. nggak apa-apa kok, Mas”, jawabku tersipu sembari menyalakan kompor gas.

Tiba-tiba Mas Rizal menyentuh pundakku. Dengan lirih dia berucap, “Kamu sudah capek seharian bekerja, Santi. Tidurlah, besok kamu harus bangun khan..”

Aku hanya tertunduk tanpa bisa berbuat apa-apa. Mas Rizal kemudian melanjutkan memasak. Namun aku tetap termangu di sudut dapur. Hingga kembali Mas Rizal menegurku.

“Santi, kenapa belum masuk ke kamarmu. Nanti kalau kamu kecapekan dan terus sakit, yang repot kan kita juga. Sudahlah, aku bisa masak sendiri kalau hanya sekedar bikin mie seperti ini.”

Belum juga habis ingatanku saat kami berdua sedang nonton televisi di ruang tengah, sedangkan Bapak dan Ibu Rahadi sedang tidak berada di rumah. Entah kenapa tiba-tiba Mas Rizal memandangiku dengan lembut. Pandangannya membuatku jadi salah tingkah.

“Kamu cantik, Santi.”
Aku cuma tersipu dan berucap,
“Teman-teman Mas Rizal di kampus kan lebih cantik-cantik, apalagi mereka kan orang-orang kaya dan pandai.”
“Tapi kamu lain, Santi. Pernah tidak kamu membayangkan jika suatu saat ada anak majikan mencintai pembantu rumahtangganya sendiri?”
“Ah.. Mas Rizal ini ada-ada saja. Mana ada cerita seperti itu”, jawabku.
“Kalau kenyataannya ada, bagaimana?”
“Iya.. nggak tahu deh, Mas.”    Agen DominoQQ

Kata-katanya itu yang hingga saat ini membuatku selalu gelisah. Apa benar yang dikatakan oleh Mas Rizal bahwa ia mencintaiku? Bukankah dia anak majikanku yang tentunya orang kaya dan terhormat, sedangkan aku cuma seorang pembantu rumahtangga? Ah, pertanyaan itu selalu terngiang di benakku.

Tibalah aku memasuki bulan ke tujuh masa kerjaku. Sore ini cuaca memang sedang hujan meski tak seberapa lebat. Mobil Mas Rizal memasuki garasi. Kulihat pemuda ini berlari menuju teras rumah. Aku bergegas menghampirinya dengan membawa handuk untuk menyeka tubuhnya.

“Bapak belum pulang?” tanyanya padaku.
“Belum, Mas.”
“Ibu.. pergi..?”
“Ke rumah Bude Mami, begitu ibu bilang.”

Mas Rizal yang sedang duduk di sofa ruang tengah kulihat masih tak berhenti menyeka kepalanya sembari membuka bajunya yang rada basah. Aku yang telah menyiapkan segelas kopi susu panas menghampirinya. Saat aku hampir meninggalkan ruang tengah, kudengar Mas Rizal memanggilku. Kembali aku menghampirinya.

“Kamu tiba-tiba membikinkan aku minuman hangat, padahal aku tidak menyuruhmu kan”, ucap Mas Rizal sembari bangkit dari tempat duduknya.
“Santi, aku mau bilang bahwa aku menyukaimu.”
“Maksud Mas Rizal bagaimana?”
“Apa aku perlu jelaskan?” sahut Mas rizal padaku.

Tanpa sadar aku kini berhadap-hadapan dengan Mas Rizal dengan jarak yang sangat dekat, bahkan bisa dikatakan terlampau dekat. Mas Rizal meraih kedua tanganku untuk digenggamnya, dengan sedikit tarikan yang dilakukannya maka tubuhku telah dalam posisi sedikit terangkat merapat di tubuhnya. Sudah pasti dan otomatis pula aku semakin dapat menikmati wajah ganteng yang rada basah akibat guyuran hujan tadi. Demikian pula Mas Rizal yang semakin dapat pula menikmati wajah bulatku yang dihiasi bundarnya bola mataku dan mungilnya hidungku.

Kami berdua tak bisa berkata-kata lagi, hanya saling melempar pandang dengan dalam tanpa tahu rasa masing-masing dalam hati. Tiba-tiba entah karena dorongan rasa yang seperti apa dan bagaimana bibir Mas Rizal menciumi setiap lekuk mukaku yang segera setelah sampai pada bagian bibirku, aku membalas pagutan ciumannya. Kurasakan tangan Mas Rizal merambah naik ke arah dadaku, pada bagian gumpalan dadaku tangannya meremas lembut yang membuatku tanpa sadar mendesah dan bahkan menjerit lembut. Sampai disini begitu campur aduk perasaanku, aku merasakan nikmat yang berlebih tapi pada bagian lain aku merasakan nikmat yang berlebih tapi pada bagian lain aku merasakan takut yang entah bagaimana aku harus melawannya. Namun campuran rasa yang demikian ini segera terhapus oleh rasa nikmat yang mulai bisa menikmatinya, aku terus melayani dan membalas setiap ciuman bibirnya yang di arahkan pada bibirku berikut setiap lekuk yang ada di dadaku dijilatinya. Aku semakin tak kuat menahan rasa, aku menggelinjang kecil menahan desakan dan gelora yang semakin memanas.

Ia mulai melepas satu demi satu kancing baju yang kukenakan, sampailah aku telanjang dada hingga buah dada yang begitu ranum menonjol dan memperlihatkan diri pada Mas Rizal. Semakin saja Mas Rizal memainkan bibirnya pada ujung buah dadaku, dikulumnya, diciuminya, bahkan ia menggigitnya. Golak dan getaran yang tak pernah kurasa sebelumnya, aku kini melayang, terbang, aku ingin menikmati langkah berikutnya, aku merasakan sebuah kenikmatan tanpa batas untuk saat ini.

Aku telah mencoba untuk memerangi gejolak yang meletup bak gunung yang akan memuntahkan isi kawahnya. Namun suara hujan yang kian menderas, serta situasi rumah yang hanya tinggal kami berdua, serta bisik goda yang aku tak tahu darimana datangnya, kesemua itu membuat kami berdua semakin larut dalam permainan cinta ini. Pagutan dan rabaan Mas Rizal ke seluruh tubuhku, membuatku pasrah dalam rintihan kenikmatan yang kurasakan. Tangan Mas Rizal mulai mereteli pakaian yang dikenakan, ia telanjang bulat kini. Aku tak tahan lagi, segera ia menarik dengan keras celana dalam yang kukenakan. Tangannya terus saja menggerayangi sekujur tubuhku. Kemudian pada saat tertentu tangannya membimbing tanganku untuk menuju tempat yang diharapkan, dibagian bawah tubuhnya. Mas Rizal terdengar merintih.  Poker Terpercaya

Buah dadaku yang mungil dan padat tak pernah lepas dari remasan tangan Mas Rizal. Sementara tubuhku yang telah telentang di bawah tubuh Mas Rizal menggeliat-liat seperti cacing kepanasan. Hingga lenguhan di antara kami mulai terdengar sebagai tanda permainan ini telah usai. Keringat ada di sana-sini sementara pakaian kami terlihat berserakan dimana-mana. Ruang tengah ini menjadi begitu berantakan terlebih sofa tempat kami bermain cinta denga penuh gejolak.

Ketika senja mulai datang, usailah pertempuran nafsuku dengan nafsu Mas Rizal. Kami duduk di sofa, tempat kami tadi melakukan sebuah permainan cinta, dengan rasa sesal yang masing-masing berkecamuk dalam hati. “Aku tidak akan mempermainkan kamu, Santi. Aku lakukan ini karena aku mencintai kamu. Aku sungguh-sungguh, Santi. Kamu mau mencintaiku kan..?” Aku terdiam tak mampu menjawab sepatah katapun.

Mas Rizal menyeka butiran air bening di sudut mataku, lalu mencium pipiku. Seolah dia menyatakan bahwa hasrat hatinya padaku adalah kejujuran cintanya, dan akan mampu membuatku yakin akan ketulusannya. Meski aku tetap bertanya dalam sesalku, “Mungkinkah Mas Rizal akan sanggup menikahiku yang hanya seorang pembantu rumahtangga?”

Sekitar pukul 19.30 malam, barulah rumah ini tak berbeda dengan waktu-waktu kemarin. Bapak dan Ibu Rahadi seperti biasanya tengah menikmati tayangan acara televisi, dan Mas Rizal mendekam di kamarnya. Yah, seolah tak ada peristiwa apa-apa yang pernah terjadi di ruang tengah itu.

Sejak permainan cinta yang penuh nafsu itu kulakukan dengan Mas Rizal, waktu yang berjalanpun tak terasa telah memaksa kami untuk terus bisa mengulangi lagi nikmat dan indahnya permainan cinta tersebut. Dan yang pasti aku menjadi seorang yang harus bisa menuruti kemauan nafsu yang ada dalam diri. Tak peduli lagi siang atau malam, di sofa ataupun di dapur, asalkan keadaan rumah lagi sepi, kami selalu tenggelam hanyut dalam permainan cinta denga gejolak nafsu birahi. Selalu saja setiap kali aku membayangkan sebuah gaya dalam permainan cinta, tiba-tiba nafsuku bergejolak ingin segera saja rasanya melakukan gaya yang sedang melintas dalam benakku tersebut. Kadang aku pun melakukannya sendiri di kamar dengan membayangkan wajah Mas Rizal. Bahkan ketika di rumah sedang ada Ibu Rahadi namun tiba-tiba nafsuku bergejolak, aku masuk kamar mandi dan memberi isyarat pada Mas Rizal untuk menyusulnya. Untung kamar mandi bagi pembantu di keluarga ini letaknya ada di belakang jauh dari jangkauan tuan rumah. Aku melakukannya di sana dengan penuh gejolak di bawah guyuran air mandi, dengan lumuran busa sabun di sana-sini yang rasanya membuatku semakin saja menikmati sebuah rasa tanpa batas tentang kenikmatan.

Walau setiap kali usai melakukan hal itu dengan Mas Rizal, aku selalu dihantui oleh sebuah pertanyaan yang itu-itu lagi dan dengan mudah mengusik benakku: “Bagaimana jika aku hamil nanti? Bagaimana jika Mas Rizal malu mengakuinya, apakah keluarga Bapak Rahadi mau merestui kami berdua untuk menikah sekaligus sudi menerimaku sebagai menantu? Ataukah aku bakal di usir dari rumah ini? Atau juga pasti aku disuruh untuk menggugurkan kandungan ini?” Ah.. pertanyaan ini benar-benar membuatku seolah gila dan ingin menjerit sekeras mungkin. Apalagi Mas Rizal selama ini hanya berucap: “Aku mencintaimu, Santi.” Seribu juta kalipun kata itu terlontar dari mulut Mas Rizal, tidak akan berarti apa-apa jika Mas Rizal tetap diam tak berterus terang dengan keluarganya atas apa yang telah terjadi dengan kami berdua.

Akhirnya terjadilah apa yang selama ini kutakutkan, bahwa aku mulai sering mual dan muntah, yah.. aku hamil! Mas Rizal mulai gugup dan panik atas kejadian ini.

“Kenapa kamu bisa hamil sih?” Aku hanya diam tak menjawab.
“Bukankah aku sudah memberimu pil supaya kamu nggak hamil. Kalau begini kita yang repot juga..”
“Kenapa mesti repot Mas? Bukankah Mas Rizal sudah berjanji akan menikahi Santi?”
“Iya.. iya.. tapi tidak secepat ini Santi. Aku masih mencintaimu, dan aku pasti akan menikahimu, dan aku pasti akan menikahimu. Tetapi bukan sekarang. Aku butuh waktu yang tepat untuk bicara dengan Bapak dan Ibu bahwa aku mencintaimu..”

Yah.. setiap kali aku mengeluh soal perutku yang kian bertambah usianya dari hari ke hari dan berganti dengan minggu, Mas Rizal selalu kebingungan sendiri dan tak pernah mendapatkan jalan keluar. Aku jadi semakin terpojok oleh kondisi dalam rahim yang tentunya kian membesar.

Genap pada usia tiga bulan kehamilanku, keteguhkan hatiku untuk melangkahkan kaki pergi dari rumah keluarga Bapak Rahadi. Kutinggalkan semua kenangan duka maupun suka yang selama ini kuperoleh di rumah ini. Aku tidak akan menyalahkan Mas Rizal. Ini semua salahku yang tak mampu menjaga kekuatan dinding imanku.    Poker Online

Subuh pagi ini aku meninggalkan rumah ini tanpa pamit, setelah kusiapkan sarapan dan sepucuk surat di meja makan yang isinya bahwa aku pergi karena merasa bersalah terhadap keluarga Bapak Rahadi.

Hampir setahun setelah kepergianku dari keluarga Bapak Rahadi, Aku kini telah menikmati kehidupanku sendiri yang tak selayaknya aku jalani, namun aku bahagia. Hingga pada suatu pagi aku membaca surat pembaca di tabloid terkenal. Surat itu isinya bahwa seorang pemuda Rizal mencari dan mengharapkan isterinya yang bernama Santi untuk segera pulang. Pemuda itu tampak sekali berharap bisa bertemu lagi dengan si calon isterinya karena dia begitu mencintainya.

Aku tahu dan mengerti benar siapa calon isterinya. Namun aku sudah tidak ingin lagi dan pula aku tidak pantas untuk berada di rumah itu lagi, rumah tempat tinggal pemuda bernama Rizal itu. Aku sudah tenggelam dalam kubangan ini. Andai saja Mas Rizal suka pergi ke lokalisasi, tentu dia tidak perlu harus menulis surat pembaca itu. Mas Rizal pasti akan menemukan calon istrinya yang sangat dicintainya. Agar Mas Rizal pun mengerti bahwa hingga kini aku masih merindukan kehangatan cintanya. Cinta yang pertama dan terakhir bagiku.

Thursday, January 25, 2018

Nafsu Panas Birahi Wulan



Cerita Dewasa -- Wulan adalah seorang ibu rumah tangga yang baik dan tanpa cacat. Usia Wulan 32 tahun. Suami Wulan bekerja sebagai PNS dan mereka hidup normal dan bahagia. Wulan sendiri seorang sarjana dari perguruan tinggi ternama tetapi memilih tidak bekerja. Wulan termasuk taat beragama. Wulan memiliki keponakan yang tinggal bersama di rumah Wulan. Namanya Adit. Umurnya 16 tahun.

Tetapi ada kejadian yang membuat Wulan merasa sebagai wanita berdosa yang tidak lagi mampu menghindari dosa bersetubuh dengan laki-laki yang bukan suami sendiri. Membayangkan kejadian-kejadian tersebut Wulan selalu ingin menangis tetapi pada saat yang sama Wulan juga didera oleh nafsu birahi membara yang tidak mampu Wulan atasi.

Kejadiannya adalah sebagai berikut.

Saat itu sore hari sekitar jam 3 dan Wulan baru saja bangun tidur. Sedangkan suaminya masih bekerja di kantor nya. Dari dalam kamar Wulan dapat mendengar suara komputer yang dimainkan keponakan Wulan, Adit di ruang tengah yang berbatasan langsung dengan kamar tidur Wulan. Adit sering sekali menggunakan komputer, Wulan kira dia hanya main game saja. Pintu kamar Wulan agak terbuka.

Wulan bermaksud untuk keluar dari kamar, tetapi ketika Wulan menarik pintu, apa yang terlihat membuat Wulan tertegun dan mengurungkan niat tersebut. Apa yang terlihat dari balik pintu membuat hati Wulan betul-betul terguncang. Wulan dapat melihat di layar komputer tampak wanita kulit putih telanjang tanpa busana dengan posisi terlentang dan kaki terbuka dengan kemaluan tampak jelas. Wulan menjadi kesal karena Adit melihat hal-hal yang sangat terlarang tersebut.

Tetapi yang kemudian membuat Wulan shock adalah setelah menyadari bahwa Adit sedang mengurut-urut kontolnya. Wulan dapat melihat celana Adit agak turun. Adit sedang duduk melihat layar sambil mengusap-usap kontolnya yang tampak berdiri tegang. Wulan betul-betul tercengang melihat semua ini. Kemaluan Adit memang tidak berukuran besar tetapi melihat kakunya batang keponakannya ini membuat Wulan berdebar. Batang kemaluannya tampak berwarna coklat kemerahan dengan urat-urat yang menonjol.    Judi Online

Samar-samar Wulan dapat mendengar napasnya yang terengah. Adit sama sekali tidak menyadari bahwa Wulan melihat kelakuannya dari balik pintu. Kejadian Adit membelai-belai kemaluannya ini berlangsung terus selama lebih kurang 5 menit. Yang mengagetkan adalah reaksi kewanitaan tubuh Wulan, ternyata jantung Wulan terasa berdebar keras menyaksikan batang kemaluan yang demikian kaku dan semakin merah, terutama bagian kepalanya. Gerakan tangan Adit semakin cepat mencengkeram kemaluannya dengan muka yang tampak tegang memandangi layar monitor.

Astaga .., dari lubang kemaluannya berleleran keluar cairan bening. Cairan kental bening tersebut diusap-usap oleh jari Adit dan dioles-oleskan ke seluruh kemaluannya. Nafas Adit terdengar sangat keras tetapi tertahan-tahan. Wulan merasa nafsu birahinya muncul, tubuh Wulan mulai gemetar. Nafas Wulanpun mulai tak teratur dan Wulan berusaha agar nafas Wulan tak terdengar oleh Adit.

Apa yang Wulan lihat selanjutnya membuatnya sangat tergetar. Tubuh Adit tampak mengejang dengan kakinya agak terangkat lurus kaku, sementara tangannya mencengkeram batang kemaluan itu sekuat-kuatnya.

“Eeeeeegh, heeeeeeggh .”, Adit mengerang agak keras, dan ya ampun …, yang tidak Wulan sangka-sangka akhirnya terjadi juga. Dari lubang di kepala batang kemaluannya terpancar cairan putih kental. ceritasexpembantu.com Adit memuncratkan air mani. Cairan kental itu memuncrat beberapa kali. Sebagian jatuh ke perutnya tetapi ada juga yang ke lantai dan malah sampai ke keyboard komputer. Oooohhhhhhh .., k****l itu tampak tegang, urat-urat menonjol keluar, mani nya muncrat ke atas. Melihat air mani muncrat seperti itu segera saja Wulan merasakan lonjakan birahi yang luar biasa di sekujur tubuh Wulan. memek Wulan terasa menjadi basah dan nafas Wulan menjadi memburu dan tersengal sengal.

Wulan berusaha mengendalikan diri dari rangsangan birahi sebisa-bisanya, ada semacam perasaan tidak enak dan bersalah yang tumbuh menyaksikan keponakan Wulan dan terutama atas reaksi tubuh Wulan seperti ini. Kini ****** itu tampak diselimuti oleh mani berwarna keputihan. Jarak Wulan dengan Adit sebetulnya sangat dekat hanya dua meteran. Adit tampak mulai tenang dan napasnya semakin teratur. k****l yang berleleran air mani mulai mengendur. Ia menghela napas panjang dan tampak lega terpuaskan.

Adit kemudian berdiri dan menuju ke kamar mandi. Ia masuk ke kamar mandi dan menutup pintunya. Seolah-olah ada yang menuntun, Wulan berjingkat menuju komputer tanpa menimbulkan bunyi. Wulan memandang lekat ke layar komputer, mengagumi tubuh wanita muda berkulit putih (orang Barat) yang telah mengundang nafsu keponakan Wulan. Pandangan Wulan beralih ke tetesan-tetesan mani yang tampak di dekat keyboard. Wulan mengusap mani tersebut dengan jari dan entah mengapa Wulan mencium dan menjilati jari tangan Wulan yang berleleran dengan mani.

Rasanya asin dan baunya terasa lekat, tetapi nafsu birahi Wulan terbangkit lagi. Wulan tidak ingin Adit curiga. Dari layar komputer Wulan melihat address internetnya dan Wulan catat saja di dalam hati. Wulan berjingkat masuk kamar dan membaringkan tubuh. Tak lama Wulan dengar Adit kembali ke komputernya dan Wulan kira ia sedang membersihkan sisa-sisa mani yang tadi ia muncratkan. Kemudian Wulan dengar ia bermain game (kedengaran dari bunyi nya).

Sejak saat itu Wulan merasa ada perubahan luar biasa pada diri Wulan. Sebelumnya Wulan melakukan hubungan sex dengan suami hanyalah sebagai suatu hal yang rutin saja. Kejadian Adit melakukan onani di depan computer membuat Wulan menemukan sesuatu yang baru dalam hal soal sex.

Sesuatu yang menggairahkan, nafsu birahi yang menggelegak, tetapi sekaligus perasaan dosa, karena ini dibangkitkan oleh kejadian yang dilakukan keponakan Wulan sendiri. Apa yang dilakukan keponakan Wulan membuat Wulan shock, tetapi yang juga mengerikan adalah justru keponakan Wulan sendiri membangkitkan nafsu birahi Wulan yang menyala-nyala. Adit yang selalu Wulan anggap keponakan masih kecil dan tidak mungkin berhubungan dengan hal hal yang berbau sex dan porno.

Selalu terbayang di mata Wulan wajah Adit dengan napas terengah engah dan muka tegang, kocokan tangannya, batang k***** yang berwarna kemerahan sangat tegang dengan urat yang menonjol. Air mani yang memuncrat-muncrat dari lubang k****lnya. Ya Tuhan .. , k***** itu adalah milik keponakan Wulan. Sejak kejadian itu Wulan sering terbayang k****l Adit yang sedang memuncrat – muncratkan air maninya. Tetapi yang tidak dapat Wulan lupakan adalah warnanya yang kemerahan dengan urat-urat hijau kebiruan yang menonjol.

Saat itu k***** itu begitu tegang berdiri hampir menyentuh perutnya. Jika mengingat dan membayangkan kejadian itu, birahi Wulan mendidih, terasa ada cairan merembes keluar dari lubang kemaluan Wulan. Hal lain yang memperparah keadaan adalah, sejak hari kejadian itu, Wulan mulai berkenalan dengan dunia baru yang tidak pernah Wulan datangi sebelumnya. Wulan sudah biasa browsing di Yahoo ataupun yang lain.

Tetapi sejak mengenal “Cerita sex”. Wulan mulai mengarungi dunia lain di internet. Sehari sesudah kejadian Adit onani, Wulan mulai membuka-buka situs “Cerita Dewasa”. Tentu saja itu Wulan lakukan pada saat tidak ada orang di rumah. Saat itulah Wulan mulai mencoba-coba “Cerita sex”. Wulan tidak menyangka ada suatu situs internet menyajikan cerita dan gambar pornografi yang seperti itu.

Wulan membuka – buka gambar wanita-wanita telanjang yang tampak tidak malu-malu memperagakan bagian kewanitaannya yang seharusnya ditutup rapat rapat. Mereka tampaknya menikmati apa yang mereka lakukan dengan mempertontonkan bagian tubuhnya yang terlarang. Pada hari itu Wulan mulai juga menemukan situs-situs lain yang lebih porno. Ada sekitar 3 jam Wulan berpindah-pindah dan mempelajari dunia sexual penuh nafsu yang tidak pernah Wulan bayangkan sebelumnya.

Laki-laki dan perempuan bersetubuh dengan berbagai macam cara yang tidak pernah Wulan bayangkan sebelumnya dan yang tidak pernah Wulan praktekkan sebelumnya dengan suami. Ada perempuan yang menghisap ****** berukuran sangat besar (kelihatannya lebih besar dari k***** suami Wulan) hingga k***** itu memuntahkan air maninya. Astaga, perempuan itu membiarkan mani itu muncrat sampai membasahi wajahnya, berleleran, dan bahkan meminumnya tanpa ada rasa jijik.

Tetapi yang paling membangkitkan birahi Wulan adalah persetubuhan orang Jepang. Mungkin karena mereka sama-sama orang Asia, jadi tampak lebih real dibandingkan dengan wanita kulit putih. Dan mungkin ada kesan surprise juga bagi Wulan, bahwa orang-orang Jepang yang tampak sopan itu dapat begitu bernafsu di dalam sex. Wulan memang bukan orang keturunan Chinese, tetapi kulit Wulan cukup putih untuk ukuran orang *********** Jadi Wulan melihat semacam ada kesamaan antara diri Wulan dengan wanita Jepang itu walau tentunya kulit Wulan tidak seputih mereka.

Wanita Jepang juga memiliki kulit kemaluan, bibir-bibir memek yang berwarna gelap kecoklatan, mirip seperti kemaluan Wulan sendiri Wulan juga mendapatkan suatu situs di mana wanita-wanita muda Jepang mengisap k***** hingga muncrat dan air mani yang sangat banyak berleleran di mukanya yang berkulit putih. Wulan selalu panas dingin melihat itu. Kehidupan sex internet yang paling memabukkan Wulan adalah cerita-cerita nafsu di “Cerita sex” dan melebihi segala suguhan gambar sex yang ada. Wulan sangat terangsang membaca cerita-cerita menakjubkan itu. Tidak Wulan sangka bahwa kehidupan sex orang-orang Indonesia dapat seliar dan juga seindah itu.

Yang paling merangsang dan membuat Wulan agak histeris adalah cerita sex antara orang yang masih sedarah, seperti antara tante dengan keponakan, antara sepupu, saudara ipar, atau malah antara keponakan dan tantenya. Mungkin ini karena perasaan Wulan terhadap Adit keponakan Wulan. Di situs lain, Wulan pernah membaca cerita sexual antara keponakan dengan tantenya. Wulan sampai menangis membaca cerita itu, tetapi juga sekaligus merasakan birahi yang luar biasa.

Ini tidak berarti bahwa Wulan berniat menyetubuhi keponakan Wulan sendiri, Wulan takut atas dosanya. Wulan kira kejadian berikutnya yang akan Wulan ceritakan adalah takdir yang tidak dapat Wulan hindarkan. Wulan begitu lemah dari godaan setan dan sangat menikmati apa yang Wulan perbuat. Kejadian itu adalah pada sore hari sekitar jam setengah empat, beberapa minggu setelah kejadian Wulan memergoki Adit beronani, kalau tidak salah dua atau tiga hari menjelang tahun baru.Cerita Sex Pembantu

Sebelumnya Wulan baru menutup internet, membaca cerita-cerita di “Cerita sex” dan melipat-lipat pakaian yang akan disetrika. Pada saat melipat pakaian yang akan disetrika itu akan selesai, Wulan mendengar ada ketukan pintu, ada tamu. Apa boleh buat, si tamu harus menunggu Wulan selesai. Sesudah selesai melipat pakaian, Wulan intip dari dalam, ternyata dia adalah Budi.

Budi adalah suami dari ipar (adik suami) Wulan. Wulan sangat dekat dengan Dian, istri Budi. Wulan juga mempunyai hubungan baik dengan Budi. Ia berumur kira-kira 36 tahun, berwajah tampan dengan kulit putih dan Wulan akui lebih tampan dari suami Wulan. Perawakannya tidak tinggi, hanya sekitar 164 cm, hampir sama dengan tinggi Wulan. Melihat Budi di luar Wulan jadi agak terburu-buru.

Biasanya Wulan menemui orang yang bukan suami dan keponakan (atau wanita) selalu dengan mengenakan pakaian wanita rapi dan tertutup rapat. Karena terburu-buru dan tanpa Wulan sadari, Wulan hanya mengenakan baju tidur berkain halus warna putih sebatas lutut berlengan pendek dengan kancing-kancing di depan. Untung Wulan masih sempat mengenakan secarik kain selendang warna hitam untuk menutup kepala, seperti selendang tradisional yang diselempangkan di kepala hanya untuk menutup rambut.

Leher Wulan terbuka dan telinga Wulan terlihat jelas. Apa boleh buat Wulan tidak dapat membiarkan Budi menunggu Wulan di depan rumah terlalu lama. Wulan membuka pintu. Budi tersenyum melihat Wulan walaupun Wulan tahu dia agak heran melihat Wulan tidak berpakaian seperti biasanya.

“Apa kabar Wulan”, sapanya,
“Saya membawakan titipan pakaian dari Dian”.
“Eh, ayo masuk Bud, baru dari kantor ya ?”, dan Wulan persilakan dia masuk. Wulan lalu mengambil barang yang dibawa Budi dan meletakkannya di meja makan.

Meja makan terletak di ruang tengah tidak jauh dari meja komputer. Dapur dapat terlihat jelas dari ruang tamu. Sambil duduk di sofa ruang tamu, Budi mengatakan

“Saya tadi ketemu suamimu di kantor katanya baru pulang jam enam nanti”.
“Eh, Mana keponakanmu, Wulan ?”, kata Budi lagi.
“Adit sedang main ke rumah teman dari siang tadi dan katanya mungkin baru pulang agak malam” kata Wulan.

Tiba-tiba Wulan menyadari bahwa mereka hanya berdua saja. Wulan duduk di sofa di seberang dari kursi sofa yang diduduki Budi. Pada saat Wulan mulai duduk Wulan baru menyadari agak sulit untuk duduk dengan rapi dan tertutup dengan pakaian yang Wulan kenakan. Posisi alas duduk sofa cukup rendah sehingga pada saat duduk lutut terasa tinggi dibandingkan dengan pantat.

Jadi bagian bawah paha Wulan agak terangkat sedikit dan agak sulit tertutup sempurna dengan pakaian seperti yang Wulan kenakan dan pada saat duduk ujung pakaian tertarik ke atas lutut. Budi tampak agak terkesiap melihat Wulan. Sekilas ia melirik ke lutut dan paha Wulan yang memang putih dan tidak pernah kena sinar matahari (Wulan selalu berpakaian panjang ke luar rumah). Wulan agak malu dan canggung (Wulan kira Budi juga tampak agak canggung). Tetapi mereka sudah bukan remaja lagi dan dapat menguasai diri

“Apa kabar Dian, Bud”, tanya Wulan.
“Dian beberapa hari ini kurang sehat, kira-kira sudah semingguan lah”, kata Budi.
“Bagaimana Adit, Wulan ?, apa enggak ada pelajaran yang tertinggal ?”, Budi balik bertanya.
“Yah, si Adit sudah mulai oke koq dengan pelajarannya. Mudah-mudahan saja sih prestasinya terus-terusan bagus”, Wulan jawab.

Tiba-tiba Budi bilang

” Wah, kayak-kayaknya Adit semakin getol main komputernya yah Wulan, kan sudah SMA”. Deg perasaan Wulan, semua pengalaman internet jadi terbayang kembali.

Terutama terbayang pada Adit saat beronani di depan komputernya.

“Eh, kenapa kak Wulan, koq kaya seperti orang bingung sih ?”, Budi melihat perubahan sikap Wulan.
“Ah, tidak apa-apa kok. Tapi si Adit memang sering sekali main komputer.” kata Wulan.

Wulan mendadak merasakan keberduaan yang mendalam di ruangan itu. Wulan merasa semakin canggung dan ada perasaan berdebar. Untuk menghindar dari perasaan itu Wulan menawarkan minum pada Budi,

“Wah lupa, kamu mau minum apa Bud ?”.
“Kalau tidak merepotkan, Wulan minta kopi saja deh”, kata Budi.

Wulan bangkit berdiri dari sofa. Tanpa Wulan sengaja, paha dan kaki Wulan sedikit terbuka pada saat Wulan bangun berdiri. Walaupun sekilas, Wulan melihat pandangan mata Budi melirik lagi ke paha Wulan, dan tampak agak gugup. Apakah dia sempat melihat bagian dalam paha saya?, pikir Wulan di dalam hati.

“Tunggu sebentar ya..”, kata Wulan ke Budi.

Sambil menuju ke kamar membawa pakaian titipan dari Dian, Wulan melirik sebentar ke arah Budi. Budi tampak tertunduk tetapi tampak ia mencuri pandang ke arah Wulan. Wulan tersadar bahwa penampilan pakaian Wulan yang tidak biasanya telah menarik perhatiannya. Terutama sekali mungkin karena posisi duduk Wulan tadi yang menyingkap bagian bawah pakaian Wulan. Wulan yang terbiasa berpakaian tertutup rapat, ternyata dengan pakaian seperti ini, yang sebenarnya masih terbilang sopan, telah mengganggu dan menggugah (sepertinya) perhatian Budi.

Menyadari ini Wulan merasa berdebar-debar kembali, dan tubuh Wulan terasa seperti dialiri perasaan hangat. Tanpa sengaja Wulan melihat cermin lemari pakaian dan menyaksikan penampilan Wulan di kaca yang membuat Wulan terkesiap. Ternyata pakaian yang Wulan kenakan tidak dapat menyembunyikan pola pakaian dalam (bra dan celana dalam) yang Wulan kenakan. Celana dalam yang Wulan pakai terbuat dari bahan tipis berwarna putih sedangkan kutangnya berwarna hitam.

Karena pakaian yang Wulan kenakan berwarna putih dan terbuat dari bahan yang halus maka celana dalam dan bh tadi tampak terbayang dari luar. Ya ampun ., Wulan tidak menyadari, dan tentunya Budi dapat melihat dengan leluasa. Wulan menjadi merasa agak jengah. ceritasexpembantu.com Tetapi entah mengapa ada perasaan lain yang muncul, Wulan merasa sexy dan ada perasaan puas bahwa Budi memperhatikan penampilan Wulan. Tubuh Wulan tampak ramping dengan kulit yang putih. Budi yang Wulan anggap sopan dan ramah itu ternyata memperhatikan tubuh dan penampilan Wulan. Wulan merasa nakal dan tiba-tiba perasaan birahi itu muncul sedikit demi sedikit. Bayang-bayang persetubuhan dan sex di internet melingkupi Wulan.

Oh., bagaimana ini.. Aduh ., birahi ini, apa yang harus dilakukan. Wulan jadi tidak bisa berpikir lurus. Wulan berusaha menenangkan diri tetapi tidak berhasil. Akhirnya Wulan putuskan, Wulan akan melakukan sedikit permainan, dan lihat saja apa nanti yang akan terjadi. Wulan merasa jatuh ke dalam takdir. Dengan dada berdebar, perasaan malu, perasaan nakal, dan tangan agak gemetar, Wulan membuka kancing baju Wulan yang paling bawah. Bagian bawah dari baju Wulan sekarang tersibak hingga 15 cm di atas lutut.

Mungkin bukan seberapa, tetapi bagi Wulan sudah lebih dari cukup untuk merasakan kenakalan birahi. Satu lagi kancing baju yang paling atas Wulan buka sehingga bagian atas yang mulai menggunduk dari tetek Wulan mulai terlihat.

Payudara Wulan cukup montok, berukuran 34B. Sambil berdebar-debar Wulan keluar kamar menuju dapur.

“Wah maaf ya Bud, agak lama, sekarang Wulan buat dulu kopinya.” kata Wulan.

Wulan dapat merasakan Budi memandang Wulan dengan perhatian yang lebih walaupun tetap sangat sopan. Ia tersenyum, tetapi lagi-lagi pandangannya menyambar bagian bawah tubuh Wulan. Wulan tahu bahwa untuk setiap langkah Wulan, pakaian bawah Wulan tersibak, sehingga ia dapat melihat bagian paha Wulan yang mulai sangat memutih, kira-kira 20 cm di atas lutut. Wulan merasa sangat sexy dan nakal, dibarengi dengan birahi. Saat itu Wulan tidak ingat lagi akan suami dan keponakan. Pikiran Wulan sudah mulai diselimuti oleh nafsu berahi. Wulan berpikir untuk menggoda Budi.

Wulan membuka lemari dapur dan membungkuk untuk mengambil tempat kopi dan gula. Wulan sengaja membungkukkan pinggang ke depan dengan menjaga kaki tetap lurus. Baju Wulan bagian belakang tertarik ke atas sekitar 20 cm di atas lipatan lutut dan celana dalam tercetak pada baju karena ketatnya. Wulan dapat merasakan Budi memandangi tubuh Wulan terutama pantat dan paha Wulan. Kepuasan melanda Wulan yang dapat menarik perhatian Budi. Wulan merasa Budi selalu melirik-lirik Wulan. Secangkir kopi yang masih panas Wulan bawa ke ruang tamu. Tepat di depan sofa ada meja pendek untuk meletakkan minuman. Wulan berjongkok persis di seberang Budi untuk meletakkan kopi. Wulan berjongkok dengan satu lutut di lantai sehingga posisi kaki agak terbuka. Samar-samar Wulan mendengar Budi mendesis.

Sambil meletakkan kopi Wulan lirik dia, dan ternyata ia mencuri pandang ke arah paha-paha Wulan. Wulan yakin ia dapat melihat nyaris ke pangkal paha Wulan yang tertutup celana dalam putih. Sambil berjongkok seperti itu Wulan ajak dia ngobrol.

“Ayo di minum kopinya Bud, nanti keburu dingin”, kata Wulan.
“Oh, ya, ya, terima kasih”, kata Budi sambil mengambil kopi yang memang masih panas, sambil kembali pandangannya menyambar ke arah bagian dalam paha Wulan.

Sekitar tiga menitan Wulan ngobrol dengan Budi membicarakan masalah kopi, sambil tetap menjaga posisi Wulan. Wulan lihat Budi mulai gelisah dan mukanya agak pucat.

Apakah ia terangsang, tanya Wulan dalam hati. Wulan kemudian bangkit dan duduk di sofa di tempat semula Wulan duduk. Wulan duduk dengan menyilangkan kaki dan menumpangkan paha yang satu ke atas paha yang lain. Wulan melihat lagi Budi sekilas melirik ke bagian tubuh Wulan .

“Hemmhhh ..”, Wulan mendengar Budi menghela napas.

Bagian bawah baju Wulan tertarik jauh ke atas hingga setengah paha, dan Wulan yakin Budi dapat melihat paha Wulan yang terangkat (di atas paha yang lain) hingga dekat ke pantat Wulan. Mereka terdiam beberapa saat. Secara perlahan Wulan merasakan memek Wulan mulai berdenyut. Suasana ini membuat Wulan mulai terangsang. Pandangan Wulan tanpa terasa menyaksikan sesuatu yang mengguncang dada.

Wulan melihat mulai ada tonjolan di celana Budi di bagian dekat pangkal paha. Dada Wulan berdebar-debar dan darah terasa mendesir. Wulan tidak sanggup mengalihkan pandangan Wulan dari paha Budi. Astaga, tonjolan itu semakin nyata dan membesar hingga tercetaklah bentuk seperti batang pipa. Oh., ukuran tonjolan itu membuat Wulan mengejang. Wulan merasa malu tetapi juga dicengkeram perasaan birahi. Muka Wulan terasa memerah.

Wulan yakin Budi pasti menyaksikan Wulan memandangi tonjolan kontolnya. Untuk memecahkan suasana diam Wulan berusaha mencari omongan. Sebelumnya Wulan agak menyandar pada sofa dan menurunkan kaki Wulan dari kaki yang lain. Sekarang Wulan duduk biasa dengan paha sejajar agak terbuka. Bagian bawah baju Wulan tertarik ke atas.

“Ehhheeehh”, terdengar desah Budi. Kini ia dapat melirik dan menyaksikan dengan leluasa kedua belah paha Wulan hingga bagian atas.

Paha Wulan cukup berisi berwarna putih. Budi seolah tidak dapat mengalihkan pandangannya dari paha Wulan. Ohhhh .., Wulan lihat tonjolan di celananya tampak berdenyut. Wulan merasakan nafsu yang menggejolak dan pumya keinginan untuk meremas tonjolan itu.

“Eh .. Bud, kenapa kamu? Kamu kok kayaknya pucat lho”, astaga suara Wulan terdengar gemetar.
“Ah..,Wulan .., enggak … apa-apa kok”, suara Budi terputus-putus, wajahnya agak tersipu, merah dan tampak pucat. “Itu kok ada tonjolan, memangnya kamu kenapa?”, kata Wulan sambil menggangukkan kepala ke tonjolan di celananya

Ahh, Wulan malu sekali waktu mengucapkan itu, tapi nafsu Wulan mengalahkan semua pikiran normal.

“Ehh.., euuuh., oh yahh ., ini lho, penampilan Wulan beda sekali dengan biasanya” kata Budi jujur sambil terbata-bata.

Wulan paksakan diri untuk mengatakan.

“Apa Budi tertarik . terangsang .. melihat Wulan?”.
“Ahh, saya nggak bisa bohong, penampilan Wulan .. eh . tidak biasanya. Wulan mesti sudah bisa lihat kalau saya terangsang. Kita kan sudah bukan keponakan kecil lagi” kata Budi.

Tiba-tiba saja Budi berdiri dan duduk di sebelah Wulan.

“Wulan, . eh saya mohon mohon maaf, tapi saya tidak sanggup menahan perasaan. Wulan jangan marah … ” begitu saja meluncur kata-kata itu dari Budi.

Ia mengucapkan dengan sangat perasaan dan sopan. Wulan terlongong-longong saja mendengar kata – katanya..

“Ahh .. Bud .”, hanya itu kata yang terucap dari mulut Wulan.

Dengan beraninya Budi mulai memegang tangan kanan Wulan dan mengusap-usapnya dengan lembut. Diangkatnya tangan Wulan dan diciumi dengan lembut. Dan yang menggairahkan Wulan, jari-jari tangan Wulan dijilat dan dihisapnya. Wulan terbuai dan terangsang oleh perbuatannya. Tiba-tiba saja diletakkannya tangan Wulan tepat di atas kontolnya yang menonjol. Tangan Wulan terasa mengejang menyentuh benda yang keras dan liat tersebut. Terasa k***** Budi bergerak-gerak menggeliat akibat sentuhan dan remasan tangan Wulan.

“Eehhmm.” Budi mendesah.

Tanpa terasa Wulan mulai meremas-remas tonjolan itu, dan k***** Budi terasa semakin bergerak-gerak.

“Oooh Wulan, eeehhhmmm … ohhgg, nikmaat sekali .”, Budi mengerang.
“Eeehhh . jangan terlalu keras meremasnya, ahh .. diusap-usap saja, saya takut tidak kuat nahannya”, bisik Budi dengan suara gemetar.

Budi mulai membelai kepala Wulan dengan kedua tangannya. “Kak Wulan lehernya putih sekali”, katanya lagi. Wulan merasa senang mendengar ucapannya. Dibelainya rambut Wulan dengan lembut sambil menatap muka Wulan.

Wulan bergetar memandang tatapannya dan tidak mampu melawan pandangannya. Budi mulai menciumi pipi Wulan. Dikecupnya kedua mata Wulan mesra. Digesek-gesekkannya hidungnya ke hidung Wulan ke bibir Wulan berlama-lama bergantian. Saat itu tidak hanya birahi yang melanda Wulan .. tetapi juga perasaan Wulanng yang muncul. Ditempelkannya bibirnya ke bibir Wulan dan digesek-gesekkan. Rasa geli dan panas terasa menjalar merambat dari bibir Wulan ke seluruh tubuh dan bermuara ke daerah selangkangan.

Wulan benar-benar terbuai. Wulan tidak lagi mengusap-usap kontolnya dari balik celana, tetapi kedua lengan Wulan sudah melingkari lehernya tanpa sadar. Mata Wulan terpejam erat-erat menikmati cumbuannya. Tiba-tiba terasa lidahnya menerobos masuk mulut Wulan dan dijulurkannya menyentuh ujung lidah Wulan. Dijilatinya lidah Wulan dengan lidahnya.

“Eenggghh ..” Tanpa sadar Wulan menjulurkan lidah Wulan juga.

Kini mereka saling menjilat dan napas Wulan tersengal-sengal menikmati kelezatan rangsangan pada mulut Wulan. Air ludah Wulan yang mengalir dijilati oleh Budi. Seperti orang kehausan, ia menjilati lidah dan daerah bibir Wulan.

“Aaauungghh .. ooohhhh…”, Wulan mulai mengerang-erang. Napas Budi juga terdengar memburu,
“Heeeghh… hhnghh”, ia mulai mendesah-desah.

Muka mereka sekarang berlepotan ludah, bau ludah tercium tetapi sangat Wulan nikmati.

Dikenyot-kenyotnya lidah Wulan kini sambil menjelajahkan lidahnya di rongga mulut Wulan. Wulan membuka mulut Wulan selebar-lebarnya untuk memudahkan Budi. Sekali-kali ia menghirup cairan ludah Wulan. Wulan tidak menyangka, laki-laki yang sehari-hari tampak sopan ini sangat menggila di dalam sex. Dijilat-jilatnya juga leher Wulan. Sekali-kali leher Wulan digigit-gigit. Ohhh .., alangkah nikmatnya, Wulan sangat menikmati yang ia lakukan pada Wulan.

Tiba-tiba Budi menghentikan aktivitasnya,

“Wulan, pakaiannya saya buka yaahh”. Tanpa menunggu jawaban Wulan, ia mulai membuka kancing-kancing baju dari atas hingga ke bawah. Dilepaskannya baju Wulan.

Sekarang Wulan tergolek bersandar di sofa hanya dengan BH dan celana dalam saja beralaskan baju yang sudah terlepas.

“Indah sekali badan Wulan. Putih sekali”, katanya.

Diusap-usapnya perut Wulan.Diciumnya lembut perut Wulan dan dijilatnya sedikit pusar Wulan. Rasa geli dan nikmat menjalar dari pusar dan kembali bermuara di daerah kemaluan Wulan. Budi mengalihkan perhatiannya ke tetek Wulan. Diusap-usapnya tetek Wulan dari balik BH. Perasaan geli tetapi nyaman terasa pada tetek Wulan. Tanpa diminta Wulan buka BH sendiri. Kini kedua tetek Wulan terpampang tanpa penutup. Bayu memandangi kedua gundukan di dada Wulan dengan muka serius.

Tetek Wulan yang montok dan kenyal dengan pentil berwarna coklat muda. Kemudian ia mulai membelai-belai kedua tetek Wulan. Merinding nikmat terasa tetek Wulan. Semakin lama belaiannya berubah menjadi pijitan-pijitan penuh nafsu. Kenikmatan terasa menerjang kedua tetek Wulan. Wulan mengerang-erang menahan rasa nikmat ini. Kini dijilatinya pentil tetek yang sebelah kanan. Tidak puas dengan itu dikenyotnya pentil tadi dalam-dalam sambil meremas-remas tetek. Wulan tidak dapat menahan nikmat dan tanpa terasa tubuh Wulan menggeliat-geliat liar.

Cairan terasa merembes keluar memek Wulan dan membasahi celana dalam yang Wulan kenakan. Kini Budi berpindah ke tetek dan pentil Wulan yang sebelah kiri dan melakukan hal yang sama. Dikenyutnya pentil Wulan sambil digigit-gigit, dan diremas-remasnya pula kedua tetek Wulan. Perasaan nikmat membakar tetek Wulan dan semakin lama rasa nikmat itu menjalar ke lubang memek Wulan. memek Wulan terasa basah kuyup oleh cairan yang keluar. Wulan mengerang-erang dan mengaduh-aduh menahan nikmat,

“Oooohh Buuuud..”. Tangan Budi sekarang menjalar ke bagian celana dalam Wulan.
“Ahhh, Wulan celananya sudah basah sekali”, kata Budi.
“Enghh, iya Buud.., Wulan sudah sangat terangsang, ooohhh, nikmat sekali”, kata Wulan.

Tepat di bagian depan memek Wulan, jari-jarinya membelai-belai bibir memek melalui celana dalam. Rasa geli bercampur nimat yang luar biasa menerjang memek Wulan. Wulan tidak dapat menahan rasa nikmat ini, dan mengerang -erang. Kemudian Budi menarik dan melepas celana Wulan. Kini Wulan tergeletak menyandar di sofa tanpa busana sama sekali. “Ohh, indah sekali”, kata Budi. Diusap-usapnya rambut jembut Wulan yang jarang-jarang itu. “Sangat merangsang lan”, kata Budi. Dibukanya kedua belah paha Wulan, dan didorong hingga lutut Wulan menempel di perut dan dada. Bibir-bibir memek Wulan kini terbuka lebar dan dapat Wulan rasakan lubang memek Wulan terbuka.

Wulan merasa ada cairan merembes keluar dari dalam lubang memek. Wulan sudah sangat terangsang. Tiba-tiba saja Budi berlutut di lantai dan ohhhhh, diciumnya memek Wulan.

“Ahh, jangan Bud, malu…”, kata Wulan kagok.

Budi tidak perduli. Dijilatinya memek Wulan. Perasaan nikmat menyerbu daerah selangkangan Wulan. Wulan tidak dapat berkata apa-apa lagi dan hanya menikmati yang dia lakukan. Dijilatinya kelentit Wulan, dan sekali-sekali dijulurkannya lidahnya masuk ke lubang memek yang sudah sangat basah itu. Ujung lidah Budi keluar masuk lubang kenikmatan Wulan, kemudian berpindah ke kelentit, terus berganti-ganti. Tangan Budi meremas-remas tetek Wulan dengan bernafsu. Slerp, slerp .., bunyi lidah dan mulutnya di memek Wulan

Kenikmatan semakin memuncak di memek Wulan, dan terasa menembus masuk hingga ke perut dan otak Wulan. Wulan tidak mampu lagi menahannya. Kedua kaki Wulan mengejang-ngejang, Wulan menjepit kepala Budi dengan tangan dan Wulan tarik sekuat-kuatnya ke memek Wulan. Wulan gosok-gosokkan mukanya ke memek Wulan.

“Oooh, Buuud, Wulan keluar, ooooohhh …, nikmat sekali, oohhhh” Wulan menjerit dan mengerang tanpa Wulan tahan lagi.

Rasa nikmat yang tajam seolah menusuk-nusuk memek dan menjalar ke seluruh tubuh. Terpaan nikmat itu melanda, dan tubuh Wulan terasa mengejang beberapa saat. Sesudah kenikmatan itu lewat, tubuh Wulan terasa lemah tetapi lega dan ringan. Kaki Wulan terjuntai lemah. Budi sudah berdiri. Ia kini melepas seluruh bajunya. Celana panjang dipelorotkannya ke bawah dan dilepas bersama dengan celana dalamnya. Oohhhhh, tampak pemandangan yang luar biasa. Budi ternyata memiliki k***** yang besar, tidak sesuai dengan badannya yang sedang-sedang ukurannya. k***** itu berwarna coklat kemerahan.

Suami Wulan bertubuh lebih besar dari Budi, tetapi k***** Budi ternyata luar biasa. Astaga, ia mengocok-kocok k***** itu yang berdiri kaku dan terlihat mengkedut – kedut. Kepala kontolnya tampak basah karena cairan dari lubang kencingnya. Tanpa Wulan sadari, tangan Wulan menjulur maju dan membelai k***** itu. Ogghhh besarnya, dan alangkah kerasnya. Wulan remas kepalanya, oohhhh .. Keras sekali, Wulan peras-peras kepalanya.

Budi mengejang-ngejang dan keluar cairan bening menetes-netes dari lubang di kepala kontolnya.

“Ahhhhh, jangan Wulan, saya nggak tahan, nanti saya muncrat keluar”, bisiknya sambil mengerang.
“Saya mau keluarkan di dalam memek Wulan saja, boleh yahhh ?”, kata Budi lagi.
“Ahh, iya, Buud .., cepetan masukin ke memek Wulan, ayoohh”, kata Wulan.

k***** yang keras itu Wulan tarik dan tempelkan persis di depan lubang memek Wulan yang basah kuyup oleh cairan memek dan ludah Budi. Tidak sabar Wulan rangkul pantat Budi, Wulan jepit pula dengan kedua kaki Wulan, dan Wulan paksa tekan pinggulnya. Ahhhhh, lubang memek Wulan terasa terdesak oleh benda yang sangat besar, ohhhh dinding-dinding memek Wulan terasa meregang. Kenikmatan mendera memek Wulan kembali. k***** itu terus masuk menembus sedalam-dalamnya. Dasar lubang memek Wulan sudah tercapai, tetapi k***** itu masih lebih panjang lagi. Belum pernah Wulan merasakan sensasi kenikmatan seperti ini.

Wulan hanya tergolek menikmati kebesaran k***** itu. Budi mulai meremas-remas tetek Wulan dengan kedua tangannya. Tiba-tiba k***** itu mengenjot memek Wulan keluar masuk dengan cepatnya. Wulan tidak mampu menahannya lagi, orgasme kembali melanda, sementara k***** itu tetap keluar masuk dipompa dengan cepat dan bertenaga oleh Budi.

“Aduuuhh, Buud, nikmat sekali.., aku nggak kuat lagi ..”. Wulan merengek-rengek karena nikmatnya.
“Hheehhhheh, sebentar lagi saya keluaaaar lan ..”, kata Budi. Kocokannya semakin menjadi-jadi.

Tiba-tiba terasa tubuhnya menegang.

“Ahhhuuuggh, saya keluar laan .”, erang Budi tertahan-tahan.

k***** Budi terbernam sedalam-dalamnya. Croot .. crooott . crooott, Wulan merasakan ada cairan hangat menyemprot jauh di dalam memek Wulan seolah tanpa henti. Budi memeluk Wulan erat-erat sambil menyemprotkan cairan maninya didalam memekku. Mukanya tampak menegang menahan kenikmatan. Ada sekitar satu menit ia meregang nikmat sambil memeluk Wulan. Sesudah itu Budi menghela napas panjang.

“Saya tidak tahu apakah saya menyesal atau tidak, … tapi yang tadi sangat nikmat. Terima kasih Wulan”. Diciuminya muka Wulan.

Wulan tidak dapat berkata apa-apa. Air mata Wulan menetes keluar. Wulan sangat menyesali yang telah terjadi, tetapi Wulan juga menikmatinya sangat mendalam.

Saat itu Wulan juga merasakan penyesalan Budi. Wulan tahu ia sangat menyayangi Dian istrinya. Tetapi nasi sudah menjadi bubur. Sejak kejadian itu, mereka hanya pernah mengulangi bersetubuh satu kali. Itu mereka lakukan kira-kira di minggu ketiga bulan Januari. Yang kedua itu mereka melakukannya juga dengan menggebu-gebu. Sejak itu mereka tidak pernah melakukannya lagi hingga kini. Mereka masih sering bertemu, dan berpandangan penuh arti.

Tetapi mereka tidak pernah sungguh-sungguh untuk mencari kesempatan melakukannya. Wulan masih terus didera nafsu sex setiap hari. Wulan masih terus bermain dengan internet dan menjelajahi dunia sex internet. Wulan terus berusaha menekan birahi, tetapi Wulan merasa tidak mampu. Mungkin suatu saat Wulan nanti Wulan akan melakukannya lagi dengan Budi, dengan segala perasaan dan kegalauan yang menyertai. Keinginan keras wulan untuk tak mudah tergoda menjadi istri yang tergoda dengan hubungan seks yang bersensasi, sulit untuk terwujud karena si ponakan tinggal dirumah sendiri, ini hanya terjadi bila tidak ada yang mengundang untuk menggoda.

 
close
PKVSport